Beda Gaya Musisi Menulis, Beda Gaya Musisi ‘Berpuisi’

Beda Gaya Musisi Menulis, Beda Gaya Musisi ‘Berpuisi’

Beda gaya musisi menulis lirik adalah apa yang mungkin melatarinya. Ada yang memang terusik karena ketimpangan sistem pemerintah, ada yang memang hanya terusik hanya karena urusan asmara.

Bicara tentang World Poetry Day, atau Hari Puisi Sedunia yang diperingati setiap tanggal 21 Maret setiap tahunnya ini, rasanya akan menjadi sejalan ketika itu dihubungkan dengan sebuah kutipan puisi dari Widji Thukul yang berbunyi "Puisiku bukan puisi. Tapi kata-kata gelap. Yang berkeringat dan berdesakan mencari jalan. Ia tak mati-mati, meski bola mataku diganti" (Aku Masih Utuh, dan Kata-Kata Belum Binasa -Widji Thukul).

Puisi dari mas Thukul tersebut menjadi kuat dan kaya makna ketika berhadapan dengan situasi banyaknya orang dibungkam dari semua pandangan dan opininya. Dengan kekuatan kata-kata dari puisi tersebut rasanya orang paling pengecut di dunia pun akan menjadi berani untuk bersuara dengan apa yang dia yakini, karena seperti apa yang dibilang Malcolm X, “If you don’t stand for something you will fall for anything”. Jadi rasanya, bersuara dengan apa yang diyakini akan membuat seseorang punya ‘nilai’ tersendiri.

Dari kekuatan dan kegagahan puisi Widji Thukul tersebut, estetika kata dalam tulisan kemudian juga bermuara pada bait-bait lirik sebuah lagu. Outputnya beragam, dari mulai yang menulis dengan metafora yang melangit, hingga ada juga yang menempatkan kata diabetes dan tahlilan ke dalam lirik lagunya. Hal tersebut kemudian menjadi kekhasan tersendiri dari masing-masing musisi/penulis lagu dengan ‘gaya puitis’ masing-masing.

Iga Masardi, penulis lirik di banyak lagu Barasuara pernah berujar dalam sebuah wawancara bersama Soleh Solihun, jika yang melatarinya menulis lirik karena dirinya cukup familiar dengan puisi, mengingat sang ayah, Yudhistira ANM Massardi merupakan seorang sastrawan dengan karya-karya yang dikenal luas di masyarakat, salah satunya buku berjudul ‘’Arjuna Mencari Cinta’’. Iga mengaku jika dirinya banyak menemukan kutipan atau kosakata baru dari karya-karya sang ayah, hingga hal tersebut kemudian bermukim cukup lama dalam pikirannya. Ketika akhirnya dia menemukan wadah kreasi bersama Barasuara, kosakata dan bank kata yang dia punya kemudian diaplikasikan lewat lagu-lagu dari Barasuara.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner