Bulan Februari, Bulan yang Ditakuti Fakir Asmara

Bulan Februari, Bulan yang Ditakuti Fakir Asmara

Keengganan para fakir asmara bersentuhan dengan bulan Februari membuat mereka ingin melompat ke bulan Maret atau akhir Oktober saja, untuk merayakan 'Hari Halloween'. Karena cinta bisa seseram itu bagi mereka

Masuk bulan Februari yang kadung identik dengan bulan penuh cinta ini, beberapa orang beranggapan jika bulan ini adalah bulan yang menyeramkan, mengingat cinta masih jadi pertanyaan, apakah wujudnya sudah terasa dekat? Atau masih sejauh prestasi timnas maju ke pentas piala dunia? Keengganan para fakir asmara ini bersentuhan dengan bulan penuh cinta, seakan berjalan beriringan dengan penolakannya terhadap lagu-lagu cinta.

Satu hal yang kemudian dikeluhkan oleh Efek Rumah Kaca melalui lagu “Cinta Melulu”. Trio pop minimalis ini menyoroti tentang formula pembuatan lagu-lagu cinta, yang tidak jauh dari perselingkuhan, elegi patah hati, atau ode pengusir rindu, yang dikemas dengan nada-nada minor, lalu dilempar ke pasaran dengan semua ke-banal-an- dan ke-klise-an tema ini.

Hal ini kemudian mendatangkan pertanyaan tentang apakah membuat lagu cinta itu sebuah kesalahan? Jawabannya, tidak. Namun jika semua lagu cinta mempunyai sudut pandang yang sama, tentunya selain membosankan juga akan terasa banal. Tema lain di luar pembahasan soal cinta, seperti politik atau agama sekalipun, jika disajikan dengan formula yang sama, juga akan terasa membosankan.

Serba-serbi lagu-lagu cinta dalam katalog musik tanah air mungkin akan terus ada, selama masih banyak orang yang ‘mengulik’ perasaannya untuk kemudian disajikan kepada khalayak banyak. Mungkin ada yang masih ingat tentang sebuah klarifikasi putusnya jalinan kasih sepasang muda-mudi di Youtube, yang padahal tidak ada urgensinya untuk kita untuk tahu alasan kenapa mereka putus hubungan. Atau misalnya kisah tentang Fiki Naki dan Danaya yang dianggap memiliki chemistry manis meski keduanya terpisah jarak dua negara berbeda. Nyatanya video-video itu disaksikan begitu banyak orang, dan tidak sedikit juga yang terbawa perasaan dengan video itu. Selama pola-pola seperti itu ‘dimakan’, rasanya selama itu pula lagu-lagu cinta akan mendapatkan tempat.

Kembali ke bulan Februari dan para fakir asmara menanggapinya. Mungkin banyak diantara mereka yang begitu ‘emo’ dengan duduk di pojokan kamar sembari mendengarkan lagu-lagu yang mengutuk tentang asmara, patah hati, dan banyak hal lainnya yang mengindikasikan jika cinta adalah racun dunia. Padahal sebelumnya dunia serasa milik berdua. Jika merunut pada sebuah lagu ‘cheesy’ milik Afgan katanya kan “Jodoh Pasti Bertemu”, jadi perihal asmara sepertinya hanya urusan waktu saja, hehe. Meski fakir asmara, selama kita tidak fakir kuota toh kita masih bisa berselancar dengan berbagai keriaan di dunia maya, seperti misalnya event-event virtual yang dibuat DCDC, dari mulai Reggae Nation Virtual, Bhinneka Tunggal Ika Virtual, DCDC X Ngedrum Skool, sampai Musik Kita Virtual. Eits point hehe.

Lagipula jika berbicara cinta rasanya kita akan kesulitan menemukan jawabannya, bahkan para musisi yang dianggap jenius pun seperti kesulitan menemukan definisi tentang cinta itu sendiri. Setidaknya tercatat beberapa musisi/band mempunyai lagu berjudul “Cinta Adalah”, dari mulai Iksan Skuter, The Overtunes, /rif, hingga Jamrud. Satu hal yang lucunya dijawab oleh Dewa 19 saat mereka merilis lagu “Cinta Adalah Misteri”. Namun selayaknya arti kata misteri, yang jika merunut pada kamus besar bahasa Indonesia, adalah sesuatu yang masih belum jelas (masih menjadi teka-teki, masih belum terbuka rahasianya), sehingga secara mendasar melampaui daya tangkap manusia. Itu berarti, lagu dari Dewa 19 pun belum sanggup menjawab apa definisi sesungguhnya dari cinta itu sendiri. Grup musik D’Masiv malah sampai membuat lagu berjudul “Cinta Ini Membunuhku”, saking bingungnya menjawab apa definisi dari cinta.

Jadi rasanya dari zaman lagu cinta pertama dibuat 4000 tahun lalu di daerah Sungai Tigris dan Efrat, sampai saat ini masih belum menemukan definisinya. Namun jika melihat ‘korbannya’ terbilang cukup banyak, yang terpapar di kamar sendirian dalam kegelapan karena sengaja lampu dimatikan, sembari terisak menyanyikan lagu-lagu Glen Fredly. Mungkin dalam hatinya mereka menjerit ingin langsung melompat ke bulan Maret atau akhir Oktober saja, untuk merayakan 'Hari Halloween', karena cinta bisa seseram itu bagi mereka. 

BACA JUGA - Sekali Lagi Tentang Jagat Maya : Rimba Bahaya Bagi yang Bersuara

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner