Akalbulus Mantan ‘Band Kampus’ di UNINUS

Akalbulus Mantan ‘Band Kampus’ di UNINUS

Citra yang mereka bawa sejak masa kuliah nyatanya masih terasa hingga kini, saat mereka manggung di kampus UNINUS, Bandung. Masih mengetenghkan satir dan kritik dengan level kelucuan melebihi buku mati ketawa ala Rusia

DCDC Ngabuburit meneruskan keseruannya di kampus UNINUS, Bandung sebagai tempat pemberhentian selanjutnya. Menggelar keriaan yang sama-sama seru seperti di kota-kota sebelumnya, kali ini gelaran bertambah variatif, bahkan hingga dillaksanakan hingga pukul 10 malam. Yang menjadi highlight di gelaran kali ini, tentu selain masih ‘huru hara’ bareng The Panasdalam Bank, kali ini ada Ipang Lazuardi dan Mustache and Beard yang turut serta memeriahkan panggung. Tidak hanya itu, keseruan lomba tangkap bebek juga jadi suguhan yang menarik untuk ditulis. Namun sebelum mengulas itu, agaknya masih menarik untuk dituliskan tentang kiprah The Panasdalam, serta kenapa band ini masih punya cukup energi untuk ugal-ugalan, meski personilnya sudah bukan mahasiswa lagi. Ini menjadi menarik untuk dituliskan tentang kenapa band ini masih lekat dengan citra ‘band kampus’.

Awal didirikan sebagai antitesis dari NKRI, maka Pidi Baiq berinisiatif mendirikan NKRTP alias Negara Kesatuan Republik The Panasdalam. Begitu sang penguasa NKRI 32 tahun itu mundur, maka The Panasdalam kemudian menjadi daerah istimewa The Panasdalam, hingga akhirnya menjadi grup musik seperti yang kita kenal sekarang. Pemikiran out of the box, unik, dan pastinya sarat akan satir nan kreatif seolah menjadi kekhasan anak-anak kampus. Dalam konteks ini anak-anak kampus seni rupa ITB, karena memang The Panasdalam Bank didirikan di kampus tersebut.  

Citra yang mereka bawa sejak masa kuliah nyatanya masih terasa hingga kini, saat mereka manggung di kampus UNINUS, Bandung. Masih mengetengahkan satir dan kritik dengan level kelucuan melebihi buku mati ketawa ala Rusia, serta tentunya lebih lucu dibanding orasi penuh nadir di depan gedung DPR. Namun persamaannya, sama-sama menyampaikan pesan. Sama-sama lahir dari keresahan. Pada outputnya jadi lelucon atau bahkan perenungan, semua kembali lagi pada pendengar.

Dolan Musik Resonansi

Pun begitu dengan salah satu pengisi acara yang berasal dari wadah DCDC Shout Out bernama Dolan Musik Resonansi. Ada semangat yang sama kala Dolan Musik Resonansi memainkan lagu-lagunya. Ada semangat ‘band kampus’ yang dia bawa, karena jika merunut lagu-lagunya banyak yang sarat akan kritis dan satir. Bedanya, level kelucuan Dolan Musik Resonansi memang tidak setebal The Panasdalam Bank. Namun toh tidak harus semua musisi/band kemudian pandai melucu kan? Karena mungkin yang lebih penting dari itu harus pandai bermusik terlebih dahulu.

Yoga PHB

Yang lebih lucu tentu saja ketika keseruan kemudian berpusat pada segmen Cerdas Cermat, di mana kali ini, Alga yang biasa menjadi peserta kali ini didaulat menjadi juri. Pesertanya, selain dari personil The Panasdalam, ada juga Yoga PHB (Pemuda Harapan Bangsa), dan drummer Mustache and Beard, Nagib. Semua saling beradu argumen, terlebih Yoga yang membawa keseruan tersendiri di Cerdas Cermat sore itu. Rasa-rasanya kegilaan yang dibawa The Panasdalam Bank bisa diimbangi oleh Yoga. Tidak heran, karena jika merunut pada sejarahnya, justru Yoga dan PHB lah yang membawa The Panasdalam dan meyakinkan sang Imam Besar, Pidi Baiq untuk ‘nyebur’ di perskenaan musik indie di Bandung. Menariknya, kegilaan Yoga PHB kemudian berlanjut saat dirinya didaulat menjadi kolaborator di beberapa lagu The Panasdalam sore itu seperti "Yeuh" dan "Budak Baheula". 

Keseruan masih berlanjut dengan lomba tangkap bebek, di mana para masing-masing talent bertugas memilih satu orang penonton sebagai pesertanya. Lucunya, ketika lomba berlangsung ada satu peserta yang takut sama bebek, tapi memberanikan diri untuk ikutan demi mendapatkan hadiah. Sontak saja ketika dia ketakutan di area ‘kandang’ bebek semua penonton tertawa.

Menjelang malam suasana dihangatkan oleh penampilan dari Ipang Lazuardi dengan sederet hits-hits singlenya. Dengan kekhasan suaranya Ipang berhasil membius coklatfriends di UNINUS malam itu. Ada semacam kerinduan yang diperlihatkan Ipang tentang dunia panggung yang membesarkan namanya. Bagaimana pun juga panggung menjadi rumah yang selalu dia rindukan. Absen beberapa tahun karena pandemi, maka ketika akhirnya bisa manggung lagi dihadapan banyak orang, tentu hal tersebut terasa menyenangkan dan melegakan.

Mustache and Beard

Sebagai penutup ada Mustache and Beard yang juga melenakan dengan kekhasan musik dan lagunya. Menyayat dan mengalun merdu dengan iringan flute, terompet, Akordeon dan instrumen lainnya yang bahu membahu menyuguhkan lagu dengan pilihan notasi yang membuat penonton larut. Terlebih ketika lagu “Senyum Membawa Pesan” dibawakan. Ada semburat senyum dan pikiran yang berkelana dari tiap tiap penonton yang terbawa oleh lagu tersebut. Ada sedikit air mata yang hangat disela-sela gelak tawa malam hari itu. Sampai akhirnya Mustache and Beard benar-benar menyudahi penampilannya, setelah sebelumnya mereka membawakan anthem DCDC, “Djangan Berisik, Tetap Tenang Kita Menang”. Malam yang hangat, meski sebelumnya kampus di sekitar jalan Soekarno Hatta Bandung tersebut sempat diguyur hujan.

BACA JUGA - Tenang dan Menang Bersama DCDC di Bulan Ramadhan

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner