Apakah Mini Series yang Berlatar Lagu Akan Menjadi Tren di 2021?

Apakah Mini Series yang Berlatar Lagu Akan Menjadi Tren di 2021?

Dengan kecenderungan banyak orang yang lumayan adiktif dengan serial di layanan tv berbayar, bukan tidak mungkin jika cara orang mengkonsumsi musik juga harus dilengkapi dengan penceritaan yang kuat dalam sebuah mini series

Bicara tentang prediksi musik di tahun 2021 rasanya akan susah ditebak arahnya, mengingat jika bicara tentang tren musik rasanya sejak era folk telah lewat, tren musik terasa jadi lebih beragam, dan bahkan disatu sisi pendengar banyak juga yang malah menyoroti narasi sebuah lagu, bukan lagi soal genre musiknya. Beberapa band yang datang ke redaksi DCDC banyak menawarkan ragam narasi menarik untuk diberitakan, lengkap dengan beberapa gimmick yang menguatkan narasi tersebut.

Reality Club menjadi salah satu band yang datang menawarkan pola kreasi seru perihal ‘gimmick’ dalam mempromosikan lagunya. Bermula dari lagu berjudul “2112”, band ini kemudian mengembangkan ceritanya lewat dua orang tokoh utama bernama Jan dan Hitoko. Mendapat respon positif lewat sajian video musiknya, Reality Club kemudian meneruskan cerita tentang Jan dan Hitoko ke dalam sebuah mini series. Menjadi menarik, karena cerita dalam mini series ini bisa terhubung dengan banyak orang, mengingat secara besaran tema yang mereka angkat mengetengahkan dinamika asmara, yang bukan tidak mungkin dialami banyak orang (bukan hanya pendengar Reality Club).

Satu hal yang mungkin mengingatkan kita pada album Melancolic Bitch yang berjudul Balada Joni dan Susi yang begitu deskriptif menggambarkan kisah dua orang ini. Ugoran Prasad, sang penulis lirik di lagu-lagu Melancolic Bitch mengakrabi dunia teater, hingga tidak heran gaya menulis Ugo begitu deskriptif dalam lagunya. Mungkin akan menjadi ide yang menarik andai album tersebut diangkat ke dalam sebuah mini series seperti yang dilakukan oleh Reality Club (apa memang sudah ada ya? penulis belum mendapat informasi seputar itu).

Bicara tentang cerita yang berkesinambungan, hal tersebut juga diamini oleh Ardhito Pramono kala dirinya merilis beberapa video klip dari kantung album Craziest Thing Happened in My Backyard lewat penuturan sebuah cerita bersambung. Dito yang juga menekuni dunia film merasa lagu-lagunya akan lebih menarik dan bisa tersampaikan dengan lebih ‘dalam’ lewat cerita dalam video klipnya. Selain tentunya sebuah cara dia berpromosi, hal tersebut juga jadi satu bentuk pola kreasi seru yang mungkin bisa menjadi tren pada tahun 2021 ini.

Dari Ardhito dengan cerita bersambung lewat video klipnya, hal senada juga dilakukan oleh gerombolan latinos kelahiran Jawa Barat, Elkarmoya lewat video musik “Jon Kartel”, yang mengetengahkan tentang seorang tokoh fiktif buatan Elkarmoya, yang digambarkan sebagai seorang mafia. Sosok ini muncul hasil inspirasi dari film-film yang mengangkat tentang bisnis narkoba multinasional di Amerika Latin. Elkarmoya kemudian mengadaptasinya dengan isu multinasional yang lebih relevan terjadi di Indonesia, seperti isu tentang korupsi swasembada pangan zaman orde baru hingga maraknya pejabat-pejabat bulog yang korupsi perkara beras.  

Cerita mafioso ini kemudian dibumbui drama cinta, seperti yang biasa ditemui di film atau literatur Amerika Latin. Karena itu, “Jon Kartel” terkorelasi dengan cerita dari lagu Elkarmoya yang lain berjudul “Carbere Amor”. Dikisahkan dalam "Carbere Amor", sang tokoh bernama Carbere meninggal dunia setelah meminum obat tetes mata. Namun di sini, muncul sebuah fakta baru bahwa sebenarnya Jon Kartel lah dalang kematian Carbere.

Mengingat kecenderungan banyak orang yang lumayan adiktif dengan beberapa serial di layanan tv berbayar, bukan tidak mungkin jika cara orang mengkonsumsi musik juga pada akhirnya harus dilengkapi dengan penceritaan yang kuat dalam lagunya, untuk kemudian diangkat dalam sebuah mini series. Ditambah dengan masa pandemi yang entah kapan berakhirnya, mungkin sebuah mini series yang berlatar sebuah lagu atau album bisa jadi hiburan tersendiri bagi banyak orang menghabiskan waktu.

BACA JUGA - Film dan Romantisme Soundtrack

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner