Bambu Wukir : Instrumen Eksperimental Ciptaan Wukir Suryadi

Bambu Wukir : Instrumen Eksperimental Ciptaan Wukir Suryadi

Sumber Foto : Diambil dari koleksi kompasiana.com

Setelah berkecimpung selama beberapa waktu dengan berbagai bunyi-bunyian yang memberi efek dramatis, Wukir Suryadi terdorong membuat instrumen bunyi yang khas bernama Bambu Wukir

Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki beragam jenis alat musik, entah itu alat musik ritmis, melodis ataupun harmonis. Ragam alat musik itu tentunya tidak akan lepas dari tangan-tangan dan pemikiran kreatif para penciptanya. Salah satu orang yang memiliki keterampilan tersebut adalah Wukir Suryadi yang sudah menciptakan beberapa alat musik, termasuk alat musik yang akan dibahas kali ini, yaitu Bambu Wukir.

Sebelum jauh membahas tentang Bambu Wukir, patut diperkenalkan terlebih dahulu sosok Wukir Suryadi yang semula aktif di berbagai komunitas teater, seperti di Teater Idiot (Malang), Teater Ragil (Solo), Bengkel Teater dan Teater Tetas di Jakarta. Di dalam dunia teater, Ia lebih menyukai peranan sebagai penata musik dan menyusun ilustrasi bunyi untuk pementasan. Setelah berkecimpung selama beberapa waktu dengan berbagai bunyi-bunyian yang memberi efek dramatis, ia terdorong membuat instrumen bunyi yang khas.

Instrumen ini berupa sebilah bambu sepanjang sekitar 120 centimeter dan berdiamater 10 centimeter, di mana Wukir menggunakan jenis bambu hitam. Pemanfaatan bahan alam ini menjadikannya mirip alat musik tradisional sasando dan celempung. Dari bambu tersebut, ia menyerutnya hingga terbentuk delapan dawai dari kulit bambu untuk melengkapi 11 senar string utama. Bagian tengahnya dilengkapi lubang resonator. Cara memainkan Bambu Wukir dapat dipetik dan digesek. Jika digesek dengan bow (alat gesek), maka bunyi yang muncul terdengar mirip biola. Tapi jika sedang dipetik, alat musik ini bukan hanya bisa menjelma menjadi instrumen tradisional macam siter dan kecapi, melainkan juga menyerupai gitar listrik.

Untuk menghasilkan bunyi maksimal, bambu wukir bisa dihubungkan ke tiga amplifier. “Ide awal pembuatannya hasil dari respon lingkungan sekitar,” ujar Wukir. Wukir menyebut jenis alat musiknya pentatonik sekaligus diatonik, atau di luar aturan itu. Bambu Wukir tidak berpatokan pada satu laras dan mengubah tuning sesukanya. Wukir pernah menggunakan lima nada atau pentatonik, C-D-Des-F-G, kemudian diganti slendro atau pelog, lalu  G-A-B-C-D. Sampai saat ini, hanya dirinya yang memproduksi dan memainkan alat itu. Tak berhenti pada bambu, Wukir terus berinovasi menciptakan instrumen baru dan terlibat dalam sejumlah pertunjukan seni.

Grup musik Senyawa (foto diambil dari www.goodnewsfromindonesia.id)

Pada tahun 2010, Wukir dan Rully Shabara memantapkan diri untuk membetuk sebuah unit duo eksperimental bernama Senyawa. Berbeda dari band-band atau grup musik pada umumnya, Senyawa lebih tertarik untuk menciptakan karya-karya berisi bebunyian yang terinspirasi dari mana saja, mulai dari suara yang berada di lingkungan sekitar, suara alam, hingga suara dari benda-benda apapun. Menyinggung soal lirik, lagu-lagu yang diciptakan oleh Senyawa lebih mengarah pada tema budaya Jawa dan Sulawesi.

Tak berselang lama dari pembentukan, band asal kota Gudeg yang mengusung genre eksperimental ini berhasil memikat ketertarikan para pendengar. Bukan hanya dari dalam negeri, pendengar dari mancanegara pun turut tertarik akan band ini, bahkan sampai mendapat undangan tampil di Melbourne Jazz Festival pada tahun 2011 silam. Bergelut di industri musik selama kurang lebih 11 tahun, Senyawa tercatat sudah melanglang buana ke berbagai negara.

Bambu Wukir (foto diambil dari situs medcom.id)

Secara penampilan, Wukir dengan bambo ciptaannya mampu menghasilkan bebunyian yang terdengar ‘bising’. Namun bagi para penikmat seni kontemporer musik yang dihasilkan dari Bambu Wukir adalah sesuatu mahakarya dan memiliki nilai seni yang tinggi. Kini Wukir seakan-akan sudah menjadi seorang maestro berkat alat-alat musik yang sudah pernah dibuatnya, termasuk Bambu Wukir yang kini sudah dikenal secara luas.

Sumber :

https://www.google.com/amp/s/arifkoes.wordpress.com/2016/01/19/senyawa-musik-bambu-wukir/amp/

https://www.sorgemagz.com/melintas-ep4-bambu-wukir/

https://www.google.com/amp/s/arifkoes.wordpress.com/2016/01/19/senyawa-musik-bambu-wukir/amp/

https://rujak.org/catatan-pesanggrahan-wukir-suryadi/

BACA JUGA - Guiharpulele : Gitar Unik Buah Karya I Wayan Tuges

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner