Berdagang Aksesoris Berduri Ala Helicon

Berdagang Aksesoris Berduri Ala Helicon

Berkat ketekunan dan konsistensi bisnis yang dijalankan Cuky kini Helicon telah mampu memproduksi aneka model spike/stude dan sepatu double sole/creeper shoes dengan menempelkan logo sendiri

Pria tinggi besar, badan berhias tato dan bermain bass untuk band thrash punk Tcukimay dan band thrash metal, Goredath ini lebih dikenal dengan panggilan Cuky. Selain aktif sebagai pemain band, Cuky juga dikenal sebagai pemilik unit usaha yang fokus memproduksi aksesoris dengan merk Helicon. Obrolan ini terjadi sebelum Tcukimay tampil di acara DCDC Bhineka Tunggal Ika Virtual. “Berawal dari hobi dan keterbatasan aja bikin Helicon. Dulu saya senang dengan aksesoris dari kulit dan spike, cuman karena saat itu susah banget dapetnya, karena semuanya rata-rata harus beli dari luar negeri. Ada juga buatan lokal tapi kualitasnya kurang memuaskan”. Dari situlah Cuky mulai iseng-iseng bikin produk aksesoris sendiri di rumahnya, kawasan Tamansari Bandung. Mulai dari gelang spike, kalung, ikat pinggang dan menghias jaket kulit secara custom.

“Buat bahan-bahannya saya biasa nyari di toko yang menjual keperluan konveksi dan bahan kulitnya ke pengrajin sepatu dikawasan Cibaduyut. Setelah jadi dan puas dengan hasilnya, produk tersebut dipakai buat sendiri dan dipakai nongkrong bareng komunitas punk PI dibelakang mall BIP Bandung”. Tak disangka ternyata kreasinya menarik perhatian kawan ditongkrongan dan akhirnya memesan produk tersebut. “karena belum ada modal akhirnya kalo ada yang order harus masuk dp dulu 50% buat belanja bahan dan semuanya saya kerjakan sendiri”.

Perlahan peluang bisnisnya mulai terbuka. Cuky mulai kebanjiran order dari kawan-kawan dilingkar komunitas metal dan punk Bandung. Pada tahun 2004 Cuky mulai memberanikan diri untuk membuka lapakan di trotoar seputar kawasan Dago Plaza. Nama ‘Spike Sucks’ dipilih sebagai merk awal untuk semua produknya. Di kawasan trotoar inilah Cuky berjumpa dengan mas Tri, suami Boit (Omuniuum) yang saat itu masih tergabung manajemen Koil. Melalui mas Tri pihak Koil akhirnya terbiasa memesan aksesoris berbau metal dan kulit di Spike Sucks untuk keperluan kostum panggung. “Sampai akhirnya istrinya mas Tri, Boit baru buka distro Omuniuum, terus ngajak saya buat nyimpen produk saya di tokonya, sekaligus juga kerja sebagai penjaga toko Omuniuum, zaman yang masih di jalan Sultan Agung”.  Ajakan Boit saat itu langsung disambut gembira oleh Cuky. Di distro Omuniuum Sultan Agung inilah Cuky menjadi lebih sering berjumpa dengan para personil Koil, hingga suatu hari Adam ‘Vlad Vamp’ basis Koil saat itu mengusulkan sebuah nama ‘Helicon’. Nama yang hingga kini masih dipergunakan sebagai merk produk aksesoris Cuky. 

Menurutnya pengalaman bekerja di Omuniuum membuka wawasan Cuky terhadap dunia musik dan bisnis menjadi lebih terbuka. “Waktu masih kerja di Omuniuum itu saya punya kesempatan untuk menambah pengetahuan dari buku dan produk rekaman yang dijual di toko. Apalagi banyak juga musisi yang datang untuk sekedar nongkrong atau belanja. Saya bisa ngobrol dan diskusi soal musik, bahkan saya ikut dilibatkan diproduksi albumnya Koil”. Namun dikarenakan kesibukan Cuky bareng kawan tongkrongannnya di Tamansari, yang sedang bersemangat dalam proses rekaman album perdana band Tcukimay, akhirnya Cuky memilih untuk membawa Helicon kembali ke tempat tinggalnya di Tamansari, yang kala itu proses produksi untuk memenuhi pesanan banyak dibantu oleh personil Tcukimay yang lain.

Menurut Cuky jaringan pertemanan di bisnis yang segmen konsumennya terbatas hanya dilingkar komunitas metal dan punk menjadi sangat penting untuk memperluas market. “Apalagi saat itu di Bandung lagi booming kawan-kawan buka distro dan bikin clothing. Beruntung saya bisa titip jual produk Helicon di tempat mereka.” Helicon pernah bekerjasama dengan beberapa teman seperti Themfuck Jeruji, yang mengusung nama toko Helter untuk melakukan kolaborasi penjualan produk. Begitu juga dukungan dari kawan-kawannya dikomunitas musik bawah tanah Bandung, yang saat itu terpusat di Common Room, kawasan jalan Kyai Gede, untuk membantu promosi Helicon dirasakan betul manfaatnya oleh Cuky. Bahkan nama-nama besar musisi tanah air hingga kini menjadi konsumen setia produk aksesoris dari Helicon.

Berkat ketekunan dan konsistensi bisnis yang dijalankan Cuky kini Helicon telah mampu memproduksi aneka model spike/stude dan sepatu double sole/creeper shoes dengan menempelkan logo sendiri. Yang awalnya dikerjakan sendiri oleh Cuk, kini Helicon memiliki enam orang karyawan yang bekerja membantunya di sebuah workshop, sekaligus galeri untuk memajang produknya. Sementara ini untuk pemesanan dan penjualan produk Helicon mengandalkan beberapa marketplace. Menariknya lagi, saat ini bisnis Cuky tidak hanya fokus pada aksesoris metal dan punk saja. Dengan mengusung merk ‘Javas Workshop’ yang berdiri pada tahun 2011 lalu, Cuky mencoba menyasar pasar aksesoris yang lebih luas lagi. “Semenjak pandemi saya lebih fokus memasarkan produk secara online lewat marketplace, sementara untuk promosi produk saya mengandalkan sosial media seperti Instagram”.

Ketika ditanya mengenai tantangan dalam bisnisnya, Cuky mengaku sedikit khawatir dengan mulai membanjirnya produk serupa dari China. “Padahal bahan mentahnya semua dari Indonesia. Nikel, besi, stainless steel semuanya dari Indonesia. Mereka produksi jadi aksesoris lalu dijual lagi ke sini. Cuman buat masuk kesini mereka masih kena pajak, jadi harganya masih bisa bersainglah dengan produk Helicon”.

Selain piawai memproduksi aneka model aksesoris berbahan baku logam, metal, kulit, dan karet, dikalangan komunitas bawah tanah Cuky juga terkenal pandai memasak dan mengolah aneka masakan. “kalo itu sih karena jiwa survival aja hahaha. Maksudnya karena sedari kecil saya biasa hidup jauh dari orang tua dan kebetulan juga bakat itu diturunkan dari nenek saya yang memang seorang koki profesional. Makanya saya hobi memasak. Bahkan beberapa kawan mendorong saya untuk serius aja dibikin jadi bisnis kuliner” ujar Cuky menutup obrolan dengan DCDC, sebelum akhirnya kembali melakukan sound check untuk syuting acara virtual bersama Tcukimay.

BACA JUGA - Yowdi Santiar & Artefak Desain Grafis Tematiknya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner