DCDC Music Chart - #3rd Week of March 2020

DCDC Music Chart - #3rd Week of March 2020

Minggu ke tiga bulan Maret ini, music director dari DCDC Radio, Angga Kusuma (Asiaminor, Taring) kembali memilih dan mengulas lima band DCDC ShoutOut! untuk masuk di jajaran DCDC Music Chart. Siapa saja yang ada di daftar minggu ini? Mari disimak karya-karyanya!

Pollyphora - "I’ll Get You"

Pollyphora merupakan band yang mengusung jenis musik Dream-pop asal kota Tangerang. Band ini sendiri terbentuk pada Tanggal 3 maret 2019 lalu, yang beranggotakan 3 orang personil, yaitu Mochammad Irfan (Vokal & Guitar), Sugeng Kuncoro (Bass), dan Kindysatria (Drum). Awal terbentuknya Pollyphora itu karena dulunya mereka ini teman satu Sekolah, dan awalnya berasal dari dua Band yang berbeda. Dari sekian banyak aliran musik yang mereka coba mainkan, akhirnya mereka sepakat untuk memilih musik dream pop sebagai identitas karyanya. Dengan mengusung jenis musik ini mereka berharap bisa memperkenalkan Dream-pop lebih luas ke masyarakat.

 

Mathology - "Crayon"

Satu hal yang terlintas ketika mendengar lagu “Crayon” adalah istilah guitar hero. Duo gitaris Mathology, Ramcey Putra Nusa dan Mondy Momentu punya tenik arpeggio yang mumpuni dalam permainan gitarnya. Menambahkan sentuhan math-rock dan progressive rock dalam aransemen musiknya, “Crayon” jadi satu suguhan menarik dari segi aransemennya, hingga kejelian mereka memainkan tangga nada yang kadang berubah, serta dinamika yang naik turun. Jika diibaratkan sebuah perjalanan, lagu ini menempuh jalan yang berliku dengan belokan yang tidak terduga. Menyenangkan mengingat lagu semacam ini seperti sebuah petualangan yang menyenangkan, dan kaya akan nada-nada yang tidak terduga.

 

Muco Gusto - "Mati Suri di Keramaian"

Band yang berasal dari institusi musik di Jakarta ini mencoba muncul ke permukaan dengan musiknya, yang dengan segala macam estetikanya mencoba menyatukan elemen britpop dengan alternative rock. Vokal yang bertenaga cukup terasa dalam lagu ini, dengan segala macam tekniknya, dari mulai falseto sampai vokal keroyokan yang terasa megah di telinga. Gaya penulisan lirik dalam lagu ini juga punya kedalaman makna yang disuguhkan dengan puitis, dalam porsi yang pas. Tidak terlalu berjarak dan tidak terjebak pada diksi-diksi asing yang mungkin susah terasa relate dengan pendengar.

 

Speed Instinct - "Lost In Civilization"

Alternative rap rock, begitu mereka mengistilahkan musiknya. Speed Instinct dan lagunya, “Lost In Civilization” membawa musik alternative ke level yang lebih tinggi dengan tingkah polah sang vokalis yang bernyanyi (baca: ngerap) layaknya senapan AK47, menyalak dan menembak cepat, meski kadang musiknya ada dalam tempo middle, untuk memberi jeda sebelum sang vokalis menyalak dengan galak. Dalam jeda dan dinamika menarik antara verse dan chorus, permainan bas dalam lagu ini terasa seperti sedang menari dengan teknik fingering yang ciamik. Oh ya, jangan lupa juga permainan gitar dalam lagu ini yang juga punya ‘nyawa’ dan peran cukup sentral dalam membawa lagu ini jadi begitu bertenaga.

 

Weirdos - "Plug and Play"

Dibuka dengan olah suara feedback, band ini menyiratkan nostalgia ria perihal musik grunge dan kedigdayaannya pada era '90an. Namun, tentunya dengan pilihan sound kekinian, yang tetap mengindahkan hal-hal esensial dari apa itu musik kotor (menurut istilah yang pernah dilontarkan oleh Che Cupumanik). Unit rock alternatif asal Banjarmasin, Kalimantan Selatan ini cukup punya nyali untuk sama-sama bersanding atau bahkan melewati pencapaian band-band sebelumnya, ketika band grunge lainnya hanya berkutat pada romantisme yang disajikan oleh Nirvana.

 

DCDC Radio mengudara setiap hari dan DCDC Music Chart akan diperbarui setiap minggu. Pantau terus DCDC Radio dan DCDC Music Chart dan dengarkan karya dari band-band independen berkualitas di tanah air. Daftarkan juga band kalian di DCDC ShoutOut! dan dapatkan kesempatan di berbagai program milik DCDC!

BACA JUGA - DCDC Music Chart - #2nd Week of March 2020


DCDC RADIO MUSIC DIRECTOR

ANGGA KUSUMA (minorstrings@gmail.com)

Angga Kusuma atau yang lebih akrab dipanggil Angga adalah seorang musisi independen yang berasal dari kota Bandung. Ia aktif sebagai gitaris di berbagai proyek musik, seperti di Asiaminor, Taring dan Janevalla.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner