Dengan Musiknya Rumput Laut Ingin Bisa Bermanfaat Bagi Banyak Orang

Dengan Musiknya Rumput Laut Ingin Bisa Bermanfaat Bagi Banyak Orang

“Rumput laut itu kan banyak dicari orang karena manfaatnya. Kami juga berharap seperti itu, dicari oleh banyak orang dimanapun berada seperti rumput laut di dasar laut itu”, ujar gitaris Rumput Laut, Nchit Guitaro.

Lahir di kota Udang Cirebon, sebuah band reggae bernama Rumput Laut muncul ke permukaan dan menjadi salah satu yang potensial, lengkap dengan semua karya cipta dan persona yang mereka hadirkan. Segala macam pola kreasi yang mereka buat kemudian bermuara pada sebuah album berjudul Se-x-17an, dengan lagu andalan mereka “Siska Song”. Tidak ingin berpuas diri, pada tahun 2018 lalu mereka kembali merilis album yang berjudul Kita Bersaudara, enam tahun pasca perilisan debut albumnya dulu. Seperti halnya band-band lainnya, Rumput Laut juga mengalami dinamika naik turun dalam perjalanan bermusiknya, termasuk kala band ini harus kehilangan vokalisnya yang memutuskan bersolo karir, serta menjajal ranah industri musik di televisi lewat sebuah ajang pencarian bakat bernyanyi.

Ditemui disela-sela syuting DCDC Musikkita, Rumput Laut menuturkan jika secara musik mereka masih konsisten mengetengahkan jamaican sound dalam benang merah karyanya. Pemilihan nama Rumput laut sendiri sekana menjadi penegasan jika tema seputar pesisir sedang menemukan momennya lewat band-band bernuansa pesisir, dari mulai The Panturas hingga Irama Pantai Selatan. Tentang hal ini mereka menuturkan jika penamaan Rumput Laut berkaitan erat dengan filosofi rumput laut itu sendiri yang terbilang banyak manfaatnya bagi banyak orang. “Rumput laut itu kan adanya didasar laut dan banyak manfaatnya, maka dari itu banyak dicari orang karena manfaatnya. Kami juga berharap seperti itu, dicari oleh banyak orang dimanapun berada seperti rumput laut di dasar laut itu”, ujar gitaris Rumput Laut, Nchit Guitaro.

Meskipun terbilang band ‘daerah’ jumlah para penikmat karya Rumput Laut terbilang cukup banyak, dan hal tersebut kemudian memancing rasa penasaran tim DCDC untuk mengetahui apakah ada treatment khusus dari Rumput Laut kepada barisan penggemarnya. “ga ada sih, kita banyak silaturahmi aja dengan siapapun, termasuk dengan musisi-musisi di luar genre kita sendiri, ya dari mulai rock, metal, apapun lah. Mungkin itu yang bikin kita bisa masuk dimana-mana”,ujar Cecep.

Para penikmat karya Rumput Laut yang menamakan dirinya Together ini kemudian juga menjadi perpanjangan tangan Rumput Laut untuk menyampaikan pesan-pesan dalam karya mereka, termasuk tentang kepedulian Rumput Laut akan kearifan budaya lokal. Satu hal yang kemudian mereka realisisasikan juga dengan beberapa kolaborasi lintas genre, termasuk dengan seniman musik tarling. Tentang para penggemarnya ini menurut Nchit hal itu kemudian mereka kampanyekan lewat tagar #merekaadalahkami. Sebuah kampanye yang bisa dibilang menguatkan hubungan antara Rumput Laut dan para penikmat karyanya.

BACA JUGA - Hampir Satu Dekade Berdiri, Camestay Masih Konsisten Dengan ‘Punk’ Sebagai Identitasnya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner