Fajar ‘Rosemary’ Bicara Banyak Soal Rambut, Fashion, dan Passion

Fajar ‘Rosemary’ Bicara Banyak Soal Rambut, Fashion, dan Passion

Sumber foto : Diambil dari akun instagram @fajar_juliandri

Transkrip oleh Harrymau

"Kalo dari style juga kan dulu misalnya ada gaya mowhak yang identik sama punk. Nah kalo sekarang mah udah jadi ke dunia fashion dan akhirnya jadi bias, antara gaya rambut dan ideologinya", ujar Fajar

Fajar Juliandri, selama ini kita mengenalnya sebagai seorang bassis di band Rosemary. Menggaris bawahi bandnya, Rosemary, nampaknya hal tersebut cukup berbanding lurus dengan persona band ini yang cukup dikenal modis, dengan semua gaya fashion yang melatarinya, termasuk untuk urusan rambut. Menghubungkan hal itu, Fajar kemudian tergerak untuk mengkerucutkan kesukaannya pada gaya rambut dengan mendirikan barber shop bernama Glasgow Barbershop.

Ditemui disela-sela persiapannya manggung, Fajar menuturkan jika dirinya tergerak membuat Barbershop berbarengan dengan creative space bernama Location 28. Disana ada juga coffe shop beserta tenant - tenant makanan juga, lengkap dengan kantor Rosemary yang berlokasi sama disana.

Namun jika mengerucutkan obrolan pada barbershop Fajar menuturkan jika pada umumnya gaya rambut tidak terlalu banyak varian, namun yang umumnya disukai banyak orang itu meliputi gaya undercut, pompador, hingga yang menurutnya sekarang sedang hits itu gaya rambut crop cut.

Bicara tentang rambut, hal ini tentu berhubungan pula dengan sang penata rambutnya itu sendiri alias ‘tukang cukur’ yang diakui olehnya banyak berasal dari kota Garut. Tentang hal ini Fajar menuturkan jika memang rata-rata tukang cukur berasal dari Garut, termasuk dua orang yang bekerja di Glasgow Barbershop miliknya.

Fajar juga menuturkan jika di Garut memang ada komunitas atau paguyuban yang mewadahi para tukang cukur atau capster, lengkap dengan pelatihannya.

“jadi sebelum dibawa ke Bandung, Jakarta, atau kota kota lainnya, biasanya dia dilatih dulu beberapa bulan. Dan mereka itu sampai sekarang ada asosianya, namanya itu Indonesia Barbershop Asosiasi. Pelatihan tersebut juga meliputi pada pelatihan mijit juga. Karena kan biasanya itu sepaket ya kalo kita potong rambut”, ujar Fajar.  

Ngomongin soal rambut juga Fajar mengaku pernah ikut-ikutan tren gaya rambut Tin Tin dengan kekhasan jambulnya itu, termasuk ketika dia juga ikut-ikutan tren rambut spike. Sebuah gaya rambut yang bahkan masuk dalam lirik lagu Superman Is Dead yang berjudul “Punk Hari Ini” :

“rambut spike dibilang funky...”  

Bicara tentang bisnis, apapun itu, dalam konteks era pandemi dua tahun belakangan, hal ini berpengaruh pula pada meurunnya minat orang untuk cukur rambut di tempatnya, mengingat adanya anjuran untuk tidak bersentuhan secara langsung demi mematuhi aturan protokol kesehatan.

“Masa pandemi pas awal-awal sempet tutup 4 bulan karena memang gak boleh ada kegiatan barber, karena yang paling deket sama si pelanggan gitu. Jadi ada pernah baca dimana ya, jadi di America itu ada beres itu teh kena covid”, ujar Fajar

“Setelah tutup 4 bulan terus buka lagi sampe sekarang. Tapi saat itu, sempet juga online. Jadi kita datengin ke rumah-rumah yang mau dipotong rambutnya”, tambah Fajar.

Ketika ditanya tentang awal dia membuka barber, Fajar mengaku sebelumnya dia sempat bikin clothing line dengan nama Monday Project. Namun karena dirasa bisnis clothing line terlalu banyak ‘pemainnya’ Fajar coba membuka Barber karena memang ada tempat yang memungkinkan untuk dia buka barber.

“Nah maksudnya si barber tuh gak fokus ke si band jualannya, jadi ranah lingkupnya tuh luas lah. Mau pemain band, mau pegawai kantor, umum atau siapapun bisa. Tapi memang pada awalnya brandingnya lewat anak-anak band gitu”, ujar Fajar.

Selain itu, Fajar juga memberi tanggapannya tentang fenomena tren rambut dari masa ke masa, di mana menurutnya zaman sekarang itu tren rambut balik lagi ke personalnya masing masing.

“Kalo dari style juga kan dulu misalnya ada gaya mowhak yang menandakan kalau dia gak mau monarki kan yah. Nah kalo sekarang mah udah jadi ke dunia fashion dan akhirnya jadi bias, antara gaya rambut dan ideologinya. Lebih ke style doang sih kalau sekarang. Kalau dulu memang waktu pas taun 90 - 2000an aja, rambut bisa identik dengan berdandan. Misalkan rambut mohawk, pasti langsung dihubungkan sama punk. Tapi kalau sekarang sih ngga bisa”, ujar Fajar

Ketika disinggung tentang kiat sukses berbisnis ala Fajar, dia menuturkan jika siapapun yang mau buka bisnis jalani aja sesuai passionnya, di mana nantinya juga kita bisa menemukan lika likunya yang pasti kita dapatkan.

“Enjoy aja disana. Dengan passion yang sesuai dengan kalian”, ujar Fajar menutup obrolan dengan DCDC.

BACA JUGA - Musisi di Dunia Radio

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner