Fakta Unik Soal Batman dan Karya Tanpa Kepala Dari Henry Foundation

Fakta Unik Soal Batman dan Karya Tanpa Kepala Dari Henry Foundation

Sumber foto : Diambil dari website https://www.vantage.id/

Henry menjadi ‘anak manis’ ketika dia akhirnya ‘nurut’ pada ibunya untuk tidak menggambar sosok makhluk hidup yang menampakan wajahnya. Uniknya, hal tersebut malah menjadi punya estetika tersendiri bagi gaya berkesenian Henry

Sedikit kilas balik 17 tahun lalu ketika Goodnight Electric merilis album studio pertamanya yang berjudul Love And Turbo Action. Album yang dirilis oleh HFMF Records ini melahirkan beberapa single seperti “Am I Robot?” dan “Rocket Ship Goes By”, yang berhasil memunculkan nama Goodnight Electric ke permukaan. Selain dari lagu-lagu catchy yang terdapat dalam album itu, cover album tersebut pun cukup mencuri perhatian lewat gambar bergaya vector art sosok yang sedang bermain gitar, namun dibuat tidak mempunyai kepala. Uniknya, gaya gambar seperti itu kemudian menjadi cukup identik dengan Henry Foundation, pentolan band ini. Henry kerap menggambar sosok orang tanpa kepala, bahkan ketika menggunakan medium foto pun si model tidak menampakan kepalanya, atau kalau pun menampakan kepala, namun wajah model tersebut ditutupi, seperti halnya cover single “VCR”, yang menampakan dua orang yang menutupi wajahnya.

 

Hal tersebut ternyata berhubungan erat dengan sang ibunda yang diakui Henry cukup religius dalam caranya mendidik. Sebagaimana yang diimani sang ibunda dengan anjuran agamanya untuk tidak menggambar makhluk hidup yang menampakan wajah, hal itu kemudian beliau tularkan juga pada Henry, yang ‘sialnya’ merupakan seorang mahasiswa jurusan seni rupa. Bukan tidak mungkin hal tersebut bisa menjadi kontras, mengingat dalam berkesenian menjunjung tinggi kebebasan berekspresi seakan menjadi keharusan bagi seniman. Apa yang diimani sang bunda mungkin akan berbanding terbalik dengan apa yang diimani Henry perihal kesenian yang dia pelajari. Namun ternyata Henry mengiyakan ibundanya dan menjadi ‘anak manis’, ketika dia akhirnya ‘nurut’ untuk tidak menggambar sosok makhluk hidup yang menampakan wajahnya. Uniknya, hal tersebut malah membuatnya menjadi artistik dan bahkan menjadi punya estetika tersendiri bagi Henry, hingga menjadi ‘gaya’ dia dalam berkarya.

Tidak hanya sampai sana, fakta menarik tentang Henry juga berlanjut pada nama panggilannya. Henry yang juga punya nama panggilan Batman ini ternyata punya sejarah unik tentang hal itu. Diawali dari sang kaka yang bekerja di sebuah departmen store yang bertanggung jawab menjadi supervisor, untuk kebutuhan promo film Batman. Singat cerita banyak sample merchandise Batman (kebanyakan kaos) yang terbengkalai. Karena saking banyaknya Henry (yang saat itu masih menjadi mahasiswa yang belum punya banyak uang untuk beli kaos) meminta izin untuk memakai kaos-kaos sample tersebut untuk dipakai ke kampus. Karena keseringan memakai kaos Batman, akhirnya teman satu kampusnya, Jimi Multhazam berinisiatif memanggilnya Batman, dan sampai hari ini nama itu melekat pada Henry.

Dari gaya berkarya hingga persona yang dibangun lewat kekhasannya, Henry juga kemudian mengaplikasikan itu pada grup Goodnight Electric. Dikutip dari sebuah wawancara yang dilakukan bersama Soleh Solihun, Henry membeberkan fakta unik tentang tata kostum panggung Goodnight Electric. Menurutnya, pernah ada suatu masa Goodnight Electric mengalami fase manggung dengan jadwal yang padat, bahkan satu hari bisa tampil di dua sampai tiga acara. Hal tersebut menurut Henry berbuah pada kebingungan mereka akan kostum yang akan dikenakan di panggung. Karena jadwal manggung yang padat, maka kebutuhan akan kostum panggung pun tidak bisa terelakan lagi.

Sampai akhirnya Henry memutar otak dan berinisiatif mengenakan kostum seragam, sehingga meski tampil di banyak acara dengan kostum yang sama, hal tersebut pada akhirnya menjadi sesuatu yang enak dilihat secara estetika, dan karena hal itu, pada akhirnya malah menjadi satu bentuk branding bagi Goodnight Electric. Bahkan hal itu sampai menarik minat brand Adidas untuk menjadikan Goodnight Electric sebagai brand ambasador nya. Musik Goodnight Electric saat itu yang bisa dibilang enerjik akhirnya senada pula dengan konsep pakaian olahraga yang mereka kenakan, lengkap dengan kacamata ber-LED, hingga menimbulkan kesan futuristik nan sporty dan bisa dibilang cocok dengan karakter musik Goodnight Electric yang memang joget-able.  

Goodnight Electric pada awal kemunculannya dengan gaya sporty

Henry bisa membuat bandnya menjadi sebuah ‘produk’, dengan semua pernik menarik yang dia sematkan dalam bandnya. Memang bukan fokus utama, karena musik tetap menjadi hidangannya. Tapi jika bukan karena visual branding yang baik, musik sebagus apapun tidak akan tersaji menarik, karena seperti halnya dalam semesta Marvel, rasanya kita selalu butuh tokoh-tokoh dengan persona yang bisa menjadi gambaran dari apa yang kita imajinasikan. Impresi musik Goodnight Electric dan visual yang mereka sajikan kemudian menjadi sesuai dengan yang pendengar bayangkan.

Bicara tentang sosok Henry Foundation, kita kemudian akan setuju jika sosok ini berkaitan erat dengan sesuatu yang kreatif, dari mulai musik hingga kiprahnya sebagai sutradara video klip yang mengawali karirnya bersama The Jadugar (proyek Henry dengan Anggun Priambodo). Duo ini bahkan pernah memenangkan penghargaan “Best Director” di ajang MTV Video Music Awards 2003, lewat video klip “Train Song” milik LAIN band. Karena hal itu akhirnya dia bersama The Jadugar berhasil ‘menginvasi’ MTV dengan karya-karya The Jadugar lainnya. Mungkin hampir semua video klip yang diputar di MTV kala itu merupakan karya dari The Jadugar dan Cerahati (kolektif kreatif lainnya yang juga kerap membuat video klip untuk band-band ‘indie’ kala itu-red).

Oh iya, jangan lupa juga jika Henry merupakan salah satu pendiri grup musik Clubeighties. Namun karena memutuskan keluar sebelum nama Clubeighties muncul ke permukaan, mungkin tidak banyak orang tahu juga jika pada awalnya Clubeighties itu didirikan oleh Henry dan Desta. Band itu kemudian besar dan melambungkan nama Vincent & Desta, dua personil paling menonjol di band ini, meski akhirnya duo tersebut memutuskan keluar dari band. Lucunya, Vincent kembali bermusik dengan Henry ketika dirinya 'dijebak' untuk gabung dengan Goodnight Electric. Hadirnya Vincent dan dua personil lainnya, Priscilla Jamail & Andi Hans membuat musik Goodnight Electric ikut berubah. Tentunya dengan campur tangan Henry juga yang memang bisa dibilang bertanggung jawab untuk urusan estetika karya dari Goodnight Electric. Henry berhasil membagi dunia kreatif yang dia buat untuk dibagikan kepada khalayak banyak, dengan semua keseruan gaya berkaryanya. Dari mulai urusan visual hingga musik Henry selalu hadir dengan ciamik, pula nyentrik. 

Beberapa sumber artikel diambil dari konten wawancara The Soleh Solihun interview 

BACA JUGA - “Skill Is Dead” : Jargon Seru Untuk Menampar ‘Ketertiban’ Dalam Musik

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner