‘Kudu’ : Semangat Baru Bagus Dwi Danto

‘Kudu’ : Semangat Baru Bagus Dwi Danto

Karena sebenarnya ‘Kudu’ itu dari bahasa Jawa yang artinya harus. Disini aku ngambil spirit kayak misalnya harus berani, harus berkarya dan harus melangkah tapi tetep dengan muatan yang positif” Jelas Bagus

Ragam warna musik di Indonesia tentunya memiliki keunikan yang menarik untuk didengarkan. Folk adalah salah satu genre yang mempunyai ciri khas di setiap lagu-lagunya. Bermodalkan gitar kopong dan harmonika, sudah banyak musisi folk di Indonesia berhasil menciptakan karya yang menarik untuk di dengarkan melalui dua alat musik tersebut. Bagus Dwi Danto adalah salah satu musisi Folk asal Yogyakarta yang mampu menarik perhatian dengan karya-karyanya. Setelah memutuskan untuk mengganti nama –sebelumnya menggunakan nama panggung Sisir Tanah- kini Bagus kembali menunjukan geliat Folk-nya dengan merilis sebuah album bertajuk Kudu.

Setelah merilis album terbarunya itu gerak-gerik Bagus Dwi Danto mulai tercium oleh pihak Pengadilan Musik DCDC yang kemudian ditetapkan sebagai ‘tersangka’, hingga harus mempertanggung jawabkannya di hadapan hakim. Bertandang dari Bantul, Yogyakarta, Bagus turut memboyong Jon Kastela dan Emha Elbiruni sebagia pembela pada persidangan kali ini. Ditemui di tengah-tengah sesi persiapan sidang, tim DCDC sedikit mewawancarai Bagus seputar album Kudu yang dimulai dari pemilihan nama. Bagus mengakui bahwa saat mencari nama untuk album ini beberapa sahabat Bagus secara acak mengusulkan beberapa opsi nama, hingga salah satu sahabatnya melontarkan kata ‘kudu’. Tanpa pikir panjang Bagus langsung memilih nama tersebut sebagai judul album terbarunya,

Bila dilihat dari maknanya, Kudu sendiri memiliki arti ‘harus’ yang diambil dari bahasa Jawa. Bagus mengatakan kenapa ia akhirnya memilih nama tersebut adalah karena spirit dari kata ‘kudu’ sangatlah besar. “Karena sebenarnya ‘Kudu’ itu dari bahasa jawa yang artinya harus. Disini aku ngambil spirit kayak misalnya harus berani, harus berkarya dan harus melangkah tapi tetep dengan muatan yang positif” jelas Bagus.

Secara musikalitas, di album Kudu sendiri Bagus lebih menekankan pada konsep musik yang kaya akan unsur nature ambience. Terinspirasi dari perjalanan awal di karir bermusiknya, Bagus menginginkan format sederhana yang pernah ia lalui ketika awal-awal rekaman untuk single pertamanya yang lekat dengan unsur Lo-fi hingga proses rekaman yang dilakukan bukan di dalam studio, melainkan di luar ruangan dan untuk di album ini. Bagus ingin kembali membangkitkan unsur-unsur tersebut. Selain itu, melalui album ini Bagus ingin melakukan penjelajahan artistik dalam segmen musikalitas, bahkan Bagus juga ingin melakukan beberapa metode eksperimental. “Ya sebenernya aku pengen coba penjelajahan artistik aja sih dan pengen mencoba berbagai metode masuk eksperimental.” Pungkas Bagus.

Dalam proses pengerjaan album ini Bagus menjelaskan bahwa yang paling sulit dihadapi adalah rasa malas. Bukan tanpa alasan, dikerjakan di tengah-tengah situasi pandemi membuat Bagus lebih memilih untuk melakukan hal lain yang lebih pasti menghasilkan uang. Namun kembali lagi pada arti judul album tersebut, akhirnya Bagus berhasil merampungkan album ini. Dilihat dari segi teknis, pengerjaan album ini juga turut dibantu oleh teman-teman terdekatnya, di mana Bagus juga berkolaborasi dengan teman musisi lain yang dianggapnya dapat meminimalisir kesulitan-kesulitan saat proses penggarapan.

Sama seperti ketika masih menggunakan nama Sisir Tanah, lagu-lagu di album Kudu ini juga masih menggunakan kata ‘lagu’ pada awal judul. Bagus mengakui bahwa hal itu ia lakukan agar memudahkan ketika proses pencarian kata sifat di belakangnya. Selain itu, Bagus juga mengamini bahwa hal tersebut ia lakukan agar judul menjadi lebih simpel dan jadi mempunyai ciri khas. “Kaya “Lagu Cinta”, “Lagu Berani” dan lain-lain jadi kendengernya simpel kemudian bisa jadi ciri khas di album ini. nanti bisa jadi di album berikutnya aka nada pengganti kata ‘lagu’ itu jadi kata-kata yang baru  dengan pola yang sama.” Jelas Bagus.

Sedikit membahas tentang Sisir Tanah, Bagus mengatakan bahwa sebenarnya perbedaan antara proyeknya kali ini dengan Sisir Tanah cukup banyak. Saat masih menggunakan nama Sisir Tanah, Bagus mengakui bahwa dirinya enggan tampil di acara dengan sponsor rokok. Untuk di proyek solonya kali ini ia akui akan lebih merespon apa saja yang sedang terjadi. “Bedanya banyak sih, misalnya yang paling sederhana dulu aku ga main di acara rokok, terus kalo diamati lebih jauh lagi pasti berbeda, dari penamaan aja udah beda terus di proyek kali ini aku lebih merespon situasi, lebih menjelajahi tema yang sebelumnya belum pernah terpikirkan, tapi untuk formasi tetep solo.” Ungkap Bagus.

Dipenghujung sesi wawancara, Bagus memaparkan rencana kedepannya yang ia akui akan merilis sebuah single dalam waktu dekat. Jika situasi mendukung, pada tahun 2022 nanti dirinya akan kembali merilis album dengan nuansa baru. Terakhir, Bagus memberikan tanggapanya tentang dipanggil dan diadili di DCDC Pengadilan Musik. “Seneng banget, merasa dapat kepercayaan untuk mempresentasikan karya. Terus aku juga jadi belajar lewat pertemuan dengan teman-teman di Bandung.” Tutup Bagus.

 

Bagus Dwi Danto saat tampil di DCDC Pengadilan Musik 

Melalui album Kudu ini Bagus Dwi Danto seakan-akan kembali menggeliatkan semangat Folk yang sebelumnya ‘tertidur’ akibat situasi. Semoga dengan adanya album ini musisi-musisi Folk lainnya untuk dapat kembali produktif dalam menciptakan karya.

BACA JUGA - ‘Blacklight’ : Karya Lama Dengan Warna Baru Dari Koil

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner