Meluaskan Esensi ‘Kretek’ Dalam Estetika Karya Musik dan Visual

Meluaskan Esensi ‘Kretek’ Dalam Estetika Karya Musik dan Visual

Sound Of Kretek menampilan video kreatif tentang cara merespon esensi dari kretek ini menjadi estetika visual yang ciamik. Selain tentunya, membawa pesan tentang memperkenalkan budaya Indonesia tentang kretek lewat musik

Menuliskan kata alam, bumi, isi, dan ekosistemnya, rasanya hal tersebut akan selalu berbanding lurus dengan yang namanya sinergi. Pun begitu dengan yang selama ini menjadi sinergi yang terjadi antara manusia, alam, dan budaya. Banyak hasil kebun/tani yang masuk masuk dalam kehidupan sehari-hari. Selain tentunya menjadi kebutuhan pokok pangan bagi manusia, hal tersebut juga berhubungan pula dengan budaya yang ada di dalamnya. Banyak kita temui beberapa budaya seperti tari-tarian, nyanyi-nyanyian lagu daerah, hingga beberapa ritual kepercayaan bermuara pada alam hingga kemudian menjadi budaya.

Menggaris bawahi kata budaya berarti kita sedang bicara tentang sebuah kebiasaan, dan kebiasaan merupakan refleksi diri yang kemudian dirumuskan menjadi beberapa perilaku yang berhubungan pula dengan ‘local wisdom’, atau kelokalan yang merepresentasikan para penghuninya (di daerah tersebut). Soe Hok Gie, seorang penulis keturunan Tionghoa yang tersohor berkat pemikiran-pemikiran tajamnya pernah menuliskan jika dengan berbagi waktu dengan alam, kamu akan tahu siapa dirimu yang sebenarnya. Satu hal yang jauh sebelumnya pernah dilontarkan Albert Einstein yang berujar jika dengan melihat jauh ke alam, kamu akan memahami segalanya lebih baik.

Memahami alam rasanya akan sejalan pula dengan sejauh mana kita memahami apa yang terbaik yang bisa didapatkan dari alam. Salah satunya adalah tembakau. Dengan sederet pengolahannya tembakau kemudian diolah menjadi rokok kretek. Hal ini kemudian menjadi satu hal yang menjadi suatu budaya yang tidak bisa dipisahkan dari keseharian. Disela-sela waktu menanam padi, disela-sela perayaan pesta panen, hingga beberapa gelaran kendurian dihiasi pula dengan kelakar dan senda gurau masyarakat dengan rokok kretek di tangannya.

Seiring berjalannya waktu, ‘budaya’ rokok kretek ini tidak hanya ditemukan di desa-desa saja, akan tetapi di mana-mana, termasuk di perkotaan, mengingat semakin meluasnya referensi yang didapat dari banyaknya sumber literasi yang menuliskan tentang tembakau dan semua hasil pengolahannya. Tentu dengan sinergi yang dihasilkan oleh ‘budaya’ rokok kretek ini.   

Makin bertambah menarik ketika kesadaran akan ‘kekayaan budaya’ ini diserap anak muda dalam pola kreasi seru yang mereka buat. Termasuk dengan apa yang digambarkan oleh Sound Of Kretek lewat musik dan video visualnya yang ciamik. Dengan menggandeng duo elektronik, Bottlesmoker, Djarum Coklat yang dalam hal ini membidani lahirnya Sound Of Kretek ini menangkap perjalanan sejarah rokok kretek dengan semua sinergi yang dihasilkan, hingga hal itu kemudian bisa dinikmati sebagai sebuah budaya urban yang banyak menangkap hal-hal esensial dari anak muda ‘hari ini’ dalam merespon ‘kekayaan budaya’ yang dihasilkan rokok kretek ini.  

Hal itu kemudian ter-sentralisasi dan menjadi ‘besar’ ketika dihadirkan dalam gelaran yang memancing ribuan (bahkan jutaan) mata di JIEXPO MUSIC CONCERT, di Jakarta. Selain tentunya diisi oleh penampilan-penampilan para musisi seperti Ipang Lazuardi dan Bottlesmoker, Sound Of Kretek juga tentunya menampilan video kreatif tentang cara merespon esensi dari kretek ini menjadi estetika visual yang ciamik. Selain tentunya, membawa pesan tentang memperkenalkan budaya Indonesia tentang kretek lewat musik. Kenapa musik? Karena katanya musik merupakan bahasa universal yang bisa menyatukan persepsi dengan rasa yang sama. Memahami esensi dalam estetika karya dalam sajian musik dan visual tersebut kemudian makin bertambah khidmat dan ‘dalam’ kala Bottlesmoker juga membawakan lagu “Indonesia Pusaka” dalam penampilannya bersama dengan Esya.

Lagu tersebut seakan mengamini pula tentang ungkapan yang berbunyi jika keindahan alam adalah anugerah yang menumbuhkan penghargaan dan rasa syukur. Sejatinya alam di Indonesia adalah pusaka dan anugerah yang harus disyukuri. Satu hal yang kemudian mengerucut pada Anugerah Alam Indonesia yang tentunya sejalan dengan cara kita mensyukuri alam di Indonesia dengan melestarikan dan mengangkat potensinya.

BACA JUGA - Hujan Gelak Tawa di Pesta Suka Suka Ala 4 Presiden

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner