'Memorandum': Album Debut yang Mengantarkan Perunggu Berjalan Ngebut

'Memorandum': Album Debut yang Mengantarkan Perunggu Berjalan Ngebut

Belum genap satu tahun pasca dirilisnya debut albumnya yang berjudul ‘Memorandum’, Perunggu terbukti berhasil mencuri perhatian jagat musik tanah air

Jika bicara soal Perunggu, mungkin tak akan bisa terpisahkan dengan Istilah atau idiom ‘Band Rock Pulang Kantor’, branding yang berhasil menempel di benak para penikmat musik tanah air. Trio Rock Pulang Kantor ini dihuni oleh Adam Adenan (bas, kibor, piano, vokal latar), Ildo Hasman (drum, vokal latar) serta Maulana Ibrahim (Guitar, vokal) sendiri resmi memperdengarkan Memorandum kepada khalayak luas pada 11 Maret 2022 lalu, yang bertepatan dengan peringatan 56 tahun Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar), setelah sebelumnya beberapa single di dalamnya lebih dulu dirilis, seperti “Biang Lara” (Juni 2021) dan “Tarung Bebas” (Agustus 2021).

Sekilas bicara soal branding mereka sebagai ‘Band Rock Pulang Kantor’, menurut Maul sang vokalis, branding ini tidak disengaja tercetus, istilah ini muncul karena mereka memang baru bisa bermain musik selepas mereka pulang dari kantor. Perlu diketahui, bahwa aktivitas harian mereka bertiga merupakan pegawai kantoran.

Bicara soal karya, debut album mereka ini digarap dengan amat serius. Hal ini berbanding lurus dengan pernyataan yang disampaikan Maul lewat siaran pers: “Musik adalah hal yang sama sekali tidak mungkin kami (Perunggu) tinggalkan. Ini album (Memorandum) yang dikerjakan dengan serius. Meskipun waktu dan biaya yang dikeluarkan cukup besar, lucunya kami tidak merasa rugi. Karena kami cinta mati sama musik, dan mengerjakan album ini membuat kami senang menjalani segala macam pengorbanannya”.

Keseriusan mereka dalam bermusik, terlihat dari betapa produktifnya mereka mencipta karya.  Semenjak terbentuk di tahun 2019 lalu, Perunggu rajin merilis karya, terbukti pada tahun 2020 mereka merilis EP berjudul Pendar, berlanjut di tahun 2022 ini  Memorandum dirilis.

Lewat full album perdana ini, Perunggu merangkum ragam cerita dalam sebelas nomor lagu. Mulai dari hadirnya sang buah hati, lika-liku hidup perkantoran hingga situasi long distance relationship dan dinamika kehidupan yang terasa begitu dekat dengan cerita banyak orang.

Dari semua cerita tersebut mereka kisahkan dengan keseluruhan lirik berbahasa Indonesia yang penuh dengan kerendahan hati, dibungkus dengan musik rock dengan dinamika di dalamnya yang membuat para pendengarnya tidak merasa bosan, bahkan cenderung membawa mood pendengarnya naik turun seiring dengan apa yang mereka lantunkan dalam sebelas nomor lagu mereka.

Selain diiproduseri oleh Giovanni Rahmadeva (Polka Wars), Perunggu pun mengajak beberapa teman musisinya untuk ambil bagian di album ini. Hadir nama Dennis Ferdinand sebagai co-producer, Bima Errawan hingga hara yang vokalnya terdengar dalam nomor “Prematur”.

Jurus Jitu Perunggu Menciptakan Pasar Baru

Secara hitung-hitungan, Perunggu bisa dibilang pendatang baru di jagat musik tanah air, namun tak bisa dipungkiri lewat debut albumnya ini, Perunggu berhasil menciptakan pasar baru.

Musik alternatif rock yang terdengar syahdu ditambah dengan balutan metafor pada lirik cantik dengan tema-tema yang begitu dekat dengan keseharian kaum urban. Itu semua menjadi sebuah komposisi yang pas, dan terbukti berhasil menjadi senjata jitu mereka dalam menjaring penggemar dengan cepat.

Kurang lebih 4 bulan pasca dirilis, Memorandum sudah didengar lebih dari 2 juta kali di platform digital streaming, dan terus melonjak jumlahnya hingga saat ini. Oleh karena itu pula, Perunggu pun kini mulai kebanjiran job manggung. Beberapa festival musik bergengsi pun pasti menampilkan Perunggu sebagai lineupnya.

Tak bisa dipungkiri jika kekuatan lirik dari Perunggu memang menjadi salah satu jurus jitu pada karyanya dalam menciptakan pasar baru. Beberapa nomor lagu seperti Pastikan Riuh Akhiri Malammu, Canggih, Kalibata 2012, 33x berhasil membius pendengarnya untuk terus mendengarnya berulang-ulang.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa tema-tema lirik mereka itu begitu dekat dengan keseharian banyak orang, terutama kaum urban terbukti berhasil membuat siapa pun yang mendengarnya memilki hasrat untuk terus mendengarkannya berulang-ulang karena merasa relate dengan realita kehidupan siapa saja yang mendengarkannya.

Dihadapkan dengan kondisi bahwa mereka mulai banyak digandrungi orang dan jadwal panggung yang sudah mulai padat, apakah mungkin branding ‘Band Rock Pulang Kantor’ akan berubah menjadi ‘Band Rock Resign Ngantor’?

BACA JUGA - Tak Terbatas di Tengah Keterbatasan Spasial

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner