Mendekat dan Merasa Hangat Dengan Karya Kapal Udara

Mendekat dan Merasa Hangat Dengan Karya Kapal Udara

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Kapal Udara

Kapal Udara kami nobatkan sebagai Rocka Rookie untuk bulan November, karena kami pikir apa yang mereka buat bisa jadi “The Next Big Thing” di scene musik tanah air

Dengan semua keterbatasan perpustakaan musik saya, setidaknya (menurut saya) ada tiga grup musik lokal yang ideal untuk bisa dikategorikan musik folk. Yang pertama, Semakbelukar, Parahyena, dan Theory of Discoustic. Ketiganya cukup otentik untuk bisa sejalan dengan tanah yang kita atau saya pijak di bumi pertiwi ini. Alih-alih sibuk menyeduh kopi kala senja sembari bermain gitar akustik, mereka bernyanyi tentang hal-hal yang paling dekat dengan hidupnya, yakni budaya.

Tidak lantas mengartikan ini terlalu jauh dengan makna budaya yang punya keluasan narasi dan hal-hal filosofis di dalamnya (yang pastinya di luar kapasitas saya untuk menuliskannya lebih jauh). Hanya saja sesederhana ada nada-nada familiar yang berhasil mereka padukan dalam musiknya, seperti nyanyian/lagu-lagu rakyat yang seringkali melekat di kepala, menemani masa kecil kita sebagai anak desa. Berbeda dengan deretan anak-anak kopi senja yang pura-pura menjadi orang desa. Sederhananya, mereka, tiga band itu punya latar kisah otentik yang secara alam bawah sadar tertanam dalam kepalanya, hingga kemudian berbuah manis dalam karyanya.

Menambah deretan band ‘folk’ yang punya hal otentik nan menarik, Kapal Udara, grup musik pop/folk asal Makassar-Indonesia yang terbentuk pada tahun 2015 ini juga membawa memoar manis masa kecil mereka, lewat bebunyian etnik yang selaras dengan cita rasa modern dalam lagu-lagunya. Tidak lantas berlebihan dalam menyajikan cita rasa ‘kedaerahan’ mereka, akan tetapi notasi lagu yang mereka buat tidak bisa menutupi dari mana mereka berasal. Ada nada-nada rasa ‘Indonesia’ yang mengalun menyenangkan didengarkan pada saat senja, baik dengan kopi atau tanpa kopi, karena sejatinya lagu-lagu mereka menjadi candu itu sendiri.

Keriaan kala menyapa pendengar kembali mereka suguhkan kala merilis single-single terbarunya, dari mulai “Rumah Teman” hingga “Teka-Teki Bapak”. Semuanya personal dan bermakna dalam, karena baik teman atau pun (terutama) bapak, agaknya jadi sebuah lingkaran yang tidak bisa dipisahkan dalam kehidupan. Balik ke paragraf awal tadi, jika beberapa band/grup musik dengan keotentikan rasa ini bisa menyajikan karyanya begitu dekat. Baik secara musik, atau pun secara lirik. Tidak heran jika lagunya terasa related dan relevan.

Karena pertimbangan-pertimbangan itu tidak berlebihan rasanya jika Kapal Udara kami nobatkan sebagai Rocka Rookie untuk bulan November, karena kami pikir apa yang mereka buat bisa jadi “The Next Big Thing” di scene musik tanah air. Musik yang ditata apik dengan kualitas rekaman yang baik, serta itu tadi, otentik, menumbuhkan harapan bagi kami jika industri musik tanah air (atau sebutlah ‘indie’) masih sanggup melahirkan band-band potensial yang layak dengar. Mari mendekat dan merasa hangat dengan karya-karya dari Kapal Udara. Terlebih bulan November yang identik dengan hujan. 

BACA JUGA - The Sugar Spun : Kembang Gula yang Berputar Dengan Keseruan Meramu Musik

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner