Mengasah Rasa Saling Memiliki Lewat Kompilasi 'Dapur Darurat Vol. 2'

Mengasah Rasa Saling Memiliki Lewat Kompilasi 'Dapur Darurat Vol. 2'

Sumber Foto : Diambil dari akun instagram @solidaritassosialbandung

Tidak berhenti di Vol 1, Solidaritas Sosial Bandung kembali melanjutkan aksi baiknya dengan meluncurkan CD Kompilasi Dapur Darurat Vol 2

Pada masa pandemi yang serba sulit ini, aksi bahu membahu sebagai makhluk sosial adalah ‘asa’ yang harus terus diasah setajam mungkin layaknya mata pisau. Kita sebagai manusia yang memanusiakan manusia adalah jawaban di tengah segala kesulitan dan keterbatasan yang terjadi di sekeliling kita. Dengan rasa kepekaan yang tinggi mengenai isu-isu sosial, banyak sekali komunitas atau kantung solidaritas yang lahir di Indonesia, salah satunya adalah Solidaritas Sosial Bandung.

Pada tahun 2020, Solidaritas Sosial Bandung menggalang aksi pengumpulan donasi untuk dijadikan bahan bakar dapur umum pada masa awal pandemi dengan proyek Kompilasi Dapur Darurat Vol 1. Dalam kompilasi tersebut terdapat 20 band yang didominasi oleh band-band yang mengusung musik ekstrim.

Tidak berhenti disitu, Solidaritas Sosial Bandung pun kembali melanjutkan aksi baiknya dengan meluncurkan CD Kompilasi Dapur Darurat Vol 2. Secara musik dan line-up, artis-artis yang ada dalam kompilasi ini lebih variatif, mulai dari pop, folk, sampai hip-hop. Total ada 28 solois/band yang ikut andil mendukung kelangsungan kompilasi Dapur Darurat Vol 2 ini. Kompilasi dari Solidaritas Sosial Bandung ini diisi oleh musisi-musisi kritis nan kreatif lintas kota, mulai dari Bandung, Tangerang, Banyuwangi, Jogjakarta, Purbalingga, Rangkasbitung, Kendal, Sumedang, malang, hingga Palembang.

Semua solois/band yang tergabung dalam Kompilasi Dapur Darurat Vol 2 ini dibagi dalam 2 CD. Untuk CD 1 ada Dimas Wijaksana & The Gangs, Tunas Muda, Fils, Karinding Keos, Karatungga, Jalu Kencana, Samanesna, Sampar, Almamosca, Syifasativa, Malam Saipul, Resha Stromp, dan Ponco Bramantyo. Lalu pada CD 2 ada Jimi Delvian, Suarswara, Arah Suara, Ismam Saurus, Talamariam, Rebhink Vesgio, Judith Chung, Martifa, Agoni, Katadjoeng, Nada Sumbang, Fuli & Nyiur, Jeraminor dan Iksan Skuter.

Mereka semua seperti menumpahkan semua keluh kesah, tekad, keresahan, kasih sayang, protes, hingga rasa cinta mereka lewat karya-karya seni kontemporernya yang terdapat dalam CD Kompilasi ini. Seakan-akan materi-materi dalam lagu yang mereka suguhkan jujur berasal dari hulu hati terdalam yang jernih. Siapapun yang telah mendengarkan lagu demi lagu dalam kompilasi ini, pasti akan terbangunkan rasa sosialnya, untuk kemudia mau meluangkan waktu melihat sekitarnya.

Dalam segi musik dan aransemen saya sangat menyukai para musisi-musisi dalam CD kompilasi ini, hingga hal tersebut makin dikuatkan pula dengan cara mereka menulis lirik dalam bahasa Indonesia. Sebuah cara sederhana namun mengena dibanding pemilihan bahasa yang bukan bahasa ‘ibu’ dalam sebuah lagu. Dalam CD kompilasi ini setiap musisi menyumbangkan satu karya, dari mulai musik-musik modern sampai tradisional. Menurut saya ada sensasi heterogen yang mewarnai kelangsungan kompilasi ini. Dan itu makin menguatkan isian album ini. Sebuah cara ampuh menggambarkan semangat perbedaan dengan persatuan dalam musik.

Dalam CD kompilasi Dapur Darurat Vol 2 memang tidak bisa dipungkiri didominasi oleh musisi-musisi folk. Seperti kutipan dari penyanyi/penulis lagu folk bertema sosialisme asal amerika Woody Guthrie, “It's a folk singer's job to comfort disturbed people and to disturb comfortable people”. Satu hal yang rupanya sejalan juga dengan semangat bahu membahu yang diusung album kompilasi ini.  

Solidaritas Sosial bandung mengemas Kompilasi Dapur Darurat Vol 2 dengan format CD dan dilengkapi dengan booklet setebal 60 halaman, berisi tentang isu yang relevan dalam ‘pesan’ dalam album ini. Makin menarik karena ditambah dengan poster dan stiker. CD ini di bandrol dengan harga Rp. 70.000 dan bisa kawan-kawan dapatkan di Gerai Rumah Bintang, Grimloc Store dan Omuniuum.

BACA JUGA - “All I Want” : Sajian Dendam dan Asmara Dari The Panturas

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner