Menyelami Sosok Orang Terdepan Pas Band ‘Hari Ini’

Menyelami Sosok Orang Terdepan Pas Band ‘Hari Ini’

Yuki ‘hari ini’ merupakan seorang ‘pemikir’ yang kerap mengintip dirinya sendiri sebagai refleksi dia selama berkarir di musik. Bukan lagi tentang lirik kontroversial penuh kritik sosial yang di luar dirinya

Bicara tentang scene musik indie, maka rasanya tidak lengkap jika tidak memasukan nama Pas Band di dalamnya. Bicara tentang Pas Band, rasanya tidak lengkap pula jika tidak memasukan nama sang vokalisnya, Yuki. Bicara tentang Pas Band dan Yuki rasanya tidak lengkap pula jika tidak memasukan barisan penggemar Pas yang berjuluk Passer. Vokalis berkharisma yang piawain menulis lirik lagu ini mengungkapkan jika perannya sebagai orang terdepan/frontman punya dampak cukup signifikan untuk penggemarnya. Menurutnya penggemar Pas Band terbagi atas beberapa fase yang mengiringinya selama berkarir di dunia musik bersama Pas.

Menurut Yuki selama lebih seperempat abad Pas band berdiri, dia dan bandnya, Pas, mengalami empat fase perihal keberadaan penggemar Pas band yang bernama Passer. Sebagai barisan terdepan yang mengapresiasi musik Pas band, keberadaan penggemar ini menjadi saksi yang tumbuh dengan berbagai fase, dari era awal Pas berdiri sampai sekarang.

Fase pertama, ketika Pas baru berdiri, adalah era dimana Yuki bersama bandnya tumbuh jadi seorang yang rebel, tidak peduli dengan keberadaan penggemarnya, dan hanya fokus pada musiknya saja. Pada era ini, Pas baru membentuk bangunan musiknya menuju formula ideal dalam meramu musik yang mereka inginkan. Sehingga era ini Pas menjadi band yang anti kritik, dengan idealisme yang begitu besar. Hal ini cukup terwakili lewat apa yang dituturkan oleh Yukie dalam kalimat “sia dahar weh musik aing” (kamu makan saja musik gua). Typical anak muda dengan segala ‘kesombongannya’ yang indah.

Fase kedua, adalah ketika Yuki menyadari jika musik yang Pas hasilkan nyatanya disukai banyak orang. Sehingga ada semacam kebanggaan yang berujung star syndrome, di mana ketika itu dia menganggap barisan penggemar bandnya adalah ‘umat’ yang bisa dengan mudah dia kendalikan. Diakui pula olehnya jika pada era ini dia terlalu menganggap rendah penggemarnya. Para penggemar tidak dipandang sebagai teman, yang padahal perannya sangat penting untuk ‘menghidupi’ bandnya.

Fase ketiga, Yuki dan bandnya mengalami proses pendewasaan, baik secara musikalitas maupun pemahamannya tentang arti dari penggemar itu sendiri. Di fase ini, barisan penggemar Pas tidak lagi dipandang rendah olehnya, melainkan menjadi teman yang kehadirannya menjadi penting, dalam perjalanan karir bermusiknya bersama Pas. Dia menuturkan jika pada era itu Yuki seperti menemukan banyak teman karib dari berbagai tempat, di mana setiap tempatnya menyajikan ‘rumah’ untuknya. Fase ini diakui pula oleh Yuki adalah fase yang menyenangkan, dimana setiap dentingan gelas kopi dan rokok, jadi penanda keakraban dia dan penggemarnya, berbagi cerita di tiap tempat dia berada.

Di fase  ketiga ini, dia hadir sebagai pribadi yang lepas dari atribut seorang vokalis band rock yang diperhitungkan di tanah air. Mengingat apa yang ditorehkan oleh bandnya menjadi cetak biru dalam sejarah pergerakan musik independen di Indonesia. Dengan torehan sebesar itu mungkin akan sah-sah saja andai dia ingin menyombongkan diri dan jumawa akan perannya yang menjadi pencetak sejarah di tanah air. Namun tidak bagi dia, fase ketiga ini jadi semacam proses pendewasaan dia bersama bandnya, yang di fase sebelumnya pernah merasakan star syndrome, lewat suksesnya Pas band meraih pasar yang besar saat itu.

Sampai akhirnya Pas mengalami fase keempat sebagai sebuah band yang tumbuh dengan penggemarnya. Di fase ini, Pas merasa ada tanggung jawab moral tersendiri, dengan barisan penggemar yang terus bertambah dan membesar, di seperempat abad lebih band ini berdiri. Potensi yang begitu besar dari barisan penggemar yang berjumlah ribuan ini, pada akhirnya membuat Yuki berpikir untuk mengarahkan penggemarnya jadi orang-orang yang punya nilai lebih, dengan potensi yang mereka miliki. Tidak hanya sebagai orang yang menggemari musik Pas saja, namun juga bisa mengembangkan diri lewat wadah yang difasilitasi Pas band bernama Passer tersebut.

Dari cuplikan wawancara dan beberapa pernyataan Yuki di atas nampak jika Yuki ‘hari ini’ merupakan seorang ‘pemikir’ yang kerap mengintip dirinya sendiri sebagai refleksi dia selama berkarir di musik. Bukan lagi tentang lirik kontroversial penuh kritik sosial yang di luar dirinya. Namun, lepas dari itu, Yuki yang frontal pada era awal Pas berdiri hingga Yuki ‘hari ini’ yang lebih banyak mengkaji dirinya sendiri selalu menjadi seorang vokalis paling diperhitungkan dengan kekhasan suara dan cara dia bernyai, menulis lagu, bahkan cara dia ‘menguasai’ panggung bersama Pas. Seperempat abad lebih memegang kendali microphone di setiap lagu-lagu Pas, rasanya tidak berlebihan jika julukan legenda melekat di sosok Yuki.

BACA JUGA - Richard Mutter : Sang Penggerak Scene Musik Indie dan Skateboard Lokal

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner