Musik Budaya, Budaya Musik, Bermusik Berbudaya

Musik Budaya, Budaya Musik, Bermusik Berbudaya

Sumber Foto : Majalah Tempo, Konduroy 70, Instagram Karinding Attack

Hingga akhirnya musik akan selalu menjadi elemen penting sebuah perkembangan, dan oleh penggiat musik yang tepat, musik dapat menjadi sebuah instrumen utama dalam melestarikan budaya

Berbicara mengenai musik pastinya akan banyak aspek yang akan terkait dan bahkan sangat erat irisannya. Musik memang jadi sebuah bahasa melalui setiap bebunyian di dalamnya yang secara universal mampu menjadi interpretasi tiap pendengarnya. Jauh sebelum hari ini, musik sudah dikenal sebagai bahasa budaya dalam menyatukan ras dan suku yang dijadikan berbagai media ekspresi seperti ritual atau perayaan pesta. Dirunut dari sejarahnya, musik memang sudah terdengar sejak zaman purbakala sebagai media komunikasi antar personal maupun komunal, yang perkembangannya menjadi apa yang sudah saya jelaskan di awal tadi, dan secara garis besar bisa disebut sebagai musik budaya.

Di Indonesia sendiri musik budaya sangatlah beragam. Hingga saat ini suku-suku Nusantara masih eksis memainkan musik-musiknya sebagai tradisi turun temurun. Isian musiknya pun setiap suku mempunyai komposisi musik yang berbeda-beda. Suku Jawa memiliki komposisi musik yang kompleks dengan menonjolkan instrumen gamelan, gambang, gong (dan lainnya) sebagai persatuan yang padu dalam mengiringi upacara adat. Di Suku Sunda, komposisi musik yang ada di setiap musiknya juga berisikan notasi rumit lengkap dengan isian instrumen seperti angklung, tarompet, karinding, dan sebagainya. Sedangkan untuk suku-suku pedalaman Indonesia cenderung lebih simple yang secara keseluruhan diisi oleh bebunyian perkusi, tetapi tetap dengan ambience yang kuat.

Seiring perkembangan zaman, musik budaya menjadi lebih berwarna dengan irisan-irisan nuansa modern di dalamnya, dan memiliki cangkupan yang lebih luas. Perkembangannya itu ditandai dengan bermunculan band/musisi yang di setiap lagunya membawa unsur budaya. Sebut saja Karinding Attack yang tampil mengawinkan musik budaya dan Death Metal. Setiap lagu Karinding Attack kuat akan unsur budaya sunda, dengan Karinding sebagai instrumen utama di dalamnya. Band ini menjadi salah satu dari sekian banyak pelaku musik di Indonesia yang memadukan kedua unsur (budaya dan musik modern, RED) di setiap karyanya. Dengan kata lain mereka mengenalkan budaya indung kepada dunia luar yang dipadukan dengan tren, hingga akhirnya menjadi warna baru yang berbaur dengan jaman.

 

KARINDING ATTACK

Di sisi lain, bermusik pun kini tengah menjadi sebuah budaya yang secara masif menjalar memenuhi ruang kreasi. Sebagai contoh, perhelatan festival-festival musik kini marak diselenggarakan dengan antusias tinggi para penikmatnya. Tarik mundur ke era 90-an, Bandung mempunyai sebuah tradisi di mana skena musik bawah tanah pada saat itu rutin menggelar pertunjukkan musik, dan Saparua menjadi wadah ekspresinya. Atau Jakarta dengan Poster Café-nya yang meledak dengan semangat muda di setiap pagelaran. Jika disimpulkan, maka semua fenomena yang terjadi dari era 90-an hingga sekarang itu adalah sebuah budaya musik, yang eksistensinya akan terus meningkat seiring perkembangan waktu.

FESTIVAL MUSIK

GOR SAPARUA

POSTER CAFE

Hingga akhirnya musik akan selalu menjadi elemen penting sebuah perkembangan, dan oleh penggiat musik yang tepat, musik dapat menjadi sebuah instrumen utama dalam melestarikan budaya. Dengan kata lain, musik adalah nadi kehidupan yang bebunyiannya bertransformasi menjadi satu bahasa yang indah. Long Live Music!!!!!!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner