'Ngulik' Gear Fleur yang Jadi Kunci Dalam Setiap Penampilannya

'Ngulik' Gear Fleur yang Jadi Kunci Dalam Setiap Penampilannya

Sumber Foto : Instagram @fleurfleurfleurr

Hadir dengan musik bergaya retro, mampu menjadikan Fleur tampil beda dibanding dengan band-band lain pada masa kini. Satu hal yang kemudian juga dikuatkan dengan instrumen musik yang mereka pakai

Gaya bermusik sebuah band tentunya sangat penting untuk diperhatikan dan dapat menjadi keunikan tersendiri bagi band yang memang memperhatikan hal ini. Selain lagu dan lirik, pemilihan sound, tampilan, dan gaya ketika di atas panggung juga harus ditentukan agar karakteristik band lebih terlihat. Fleur adalah salah satu band yang selalu memperhatikan semua aspek yang disebutkan tadi. Memilih untuk selalu bergaya retro, Fleur mampu tampil beda dengan keunikan-keunikan yang dikemas apik oleh setiap personilnya. Sound retro yang khas juga menjadi nilai tambah bagi Fleur, di mana hal ini seolah menjadi sebuah ‘paradoks’ seru ketika teknologi sound sudah lebih maju dan variatif, Fleur justru lebih memilih bebunyian vintage tahun 60-70an. Dibalik sound-sound retro di setiap lagunya, terdapat gear-gear yang mampu menopang gaya permainan Fleur. Oleh karena itu, di pembahasan kali ini DCDC akan mengulik lebih jauh seputar gear yang digunakan oleh Fleur.

Band yang beranggotakan Tanya (gitar-vokal), Tika (drum-vokal), dan Yuyi (bass-vokal) ini memilih sound retro sejak pertama kali dibentuk menjadi sebuah band tribute untuk Dara Puspita (sebuah band lawas yang juga beranggotakan perempuan-red). Setelah penampilan itu akhirnya mereka memutuskan untuk membuat band dengan gaya bermusik yang sama, retro/vintage. Meskipun memiliki gaya bermusik yang sama, Fleur tetap memiliki keunikan tersendiri dalam setiap penampilannya, terutama dari segi sound yang terdengar lebih berwarna.

Fleur berpose usai tampil di acara DCDC Musik Kita Virtual

Yuyi kemudian sedikit menjelaskan tentang bagaimana ia dapat menemukan sound retro yang diakuinya tidak terlalu sulit. Senar bass Flatwound adalah kunci utama yang dipegang Yuyi ketika memainkan lagu-lagu Fleur. Selain itu, bass Viola vintage seperti milik Paul Mcartney pun turut Yuyi gunakan untuk menopang permainan retro yang kini ia geluti. Berbicara tentang efek (Fx), Yuyi lebih suka untuk tidak menggunakan efek apapun. Cukup mengandalkan tone pickup pada bass, sound retro sudah bisa terdengar lebih ‘gurih’. Yuyi juga menjelaskan tentang bermain musik-musik flat atau retro tidak memerlukan drive dan komponen yang banyak. “Lagian musik-musik flat atau retro ga perlu drive yang banyak gitu. Jadi lebih simple sih kalo bass.” jelas Yuyi

Untuk sound-sound vintage dan retro, Yuyi mengakui bahwa dirinya baru menyelami lebih jauh tentang hal itu ketika berada di Fleur. Dengan mencari referensi bassis-bassis pada tahun itu yang benar-benar ia sukai, akhirnya Yuyi menemukan Carol Kaye (seorang bassis perempuan asal Amerika tahun 50an) yang kemudian ia jadikan sebagai acuan dalam bermain bass bergaya retro. Selain itu, Paul Mcartney juga berperan penting dalam pemilihan tone dan bassline ketika mengisi lagu-lagu Fleur. Meskipun mengacu pada dua bassis legend, Yuyi mengakui bahwa hal itu tidak menghilangkan ciri khasnya dalam bermain bass di Fleur. “Nah Carol Kaye itu tone bassnya vintage banget jadi aku ngarahin soundnya lebih ke arah-arah dia, sama mungkin dari kecil udah suka sama Paul Mcartney, jadi aku deketin tonenya sama itu tapi tanpa menghilangkan ciri khas aku dalam bermain bass di Fleur.” ungkap Yuyi.

Sedangkan pada departemen drum, Tika menjelaskan bahwa drum yang kini ia gunakan adalah set custom yang distel sedemikian rupa agar menghasilkan sound vintage. Berawal dari tahun 2011, Tika mulai aktif mencari piranti-piranti drum retro yang ternyata ia akui cukup sulit menemukan piranti yang pas. Proses pencarian ini bahkan memakan waktu hingga lima tahun lamanya. Dengan bantuan Harry sebagai pemilik Harrys Drum Craft, akhirnya Tika berhasil menemukan sound retro yang selama ini ia cari. Perpaduan sound drum dari John Bonham (Led Zeppelin) dan Charlie Watts (The Rolling Stones) menjadi acuan dari Tika dalam permainan drumnya selama di Fleur. Akan tetapi, Harry juga sedikit menambahkan sentuhan signaturenya sendiri dan akhirnya terbentuklah set drum yang seperti sekarang ini. “Jadi aku terus ngulik sound drum yang waktu itu juga dibantu sama mas Harry sebagai pemilik Harrys Drum Craft. Jadi aku waktu itu tuh pengennya sound drum Bonham sama Watts, tapi mas Harry juga ngasih tambahan signaturenya sendiri dan akhirnya jadilah drum yang sekarang ini.” ucap Tika menjelaskan tentang set drumnya saat ini.

Pada bagian gitar, Tanya lebih menyukai gitar Rickenbacker dan Fender Telecaster yang dilengkapi pickup lipstick sebagai pendukung. Dengan sentuhan efek (Fx) Delay dan Overdrive, Tanya mampu menghiasi lick-lick gitarnya menjadi lebih catchy dan nuansa vintage yang terasa sangat kental. Selain itu, Tanya juga berharap kedepannya bisa menambah efek Reverb agar suara yang dihasilkan jauh lebih keren dari yang sekarang. “Terus kalo efeknya pake Delay, ada Overdrive-nya juga. Sama sebenernya sekarang tuh pengen nambah lagi pake Reverb biar lebih enak lagi suaranya.” jelas Tanya

Dari segi sound, Tanya lebih mengarahkan sound gitarnya ke arah musik-musik Surf ala-ala Dick Dale (Pelopor Surf-Rock dengan tangga nada musik timur tengah yang dilengkapi dengan olahan efek Reverb). Untuk masalah efek Delay, Tanya mengakui tidak mengalami kesulitan dalam proses penyelarasan kedalam musik Fleur. Proses pencarian lick-lick gitar lah yang menjadi kesulitan Tanya selama ‘ngulik’ sound vintage. Ia juga mengakui bahwa proses pencarian dialek gitar menjadi sulit karena referensi yang ia dengarkan dengan gaya musik di Fleur jauh berbeda. “Yang menjadi kesuilitan aku sih paling kalo lagi nyari lick-lick gitar, jadi lebih ke nyari dialek gitar yang pas buat sound retro ini. Karena cara maen pada zaman itu sama referensi yang aku dengerin itu beda banget.” tutup Tanya.

BACA JUGA - MXR DI+ : ‘Senjata’ Robdohem di Setiap Panggung Turtles JR

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner