Richard Mutter : Sang Penggerak Scene Musik Indie dan Skateboard Lokal

Richard Mutter : Sang Penggerak Scene Musik Indie dan Skateboard Lokal

Richard dan bandnya, Pas mengawali lahirnya pola merilis album sendiri, dari mulai produksi hingga distribusi. Kiprahnya bersama Pas bahkan dicatat menjadi cikal bakal scene musik indie lahir

Bandung pernah mencatatkan namanya sebagai barometer musik di tanah air, mengingat banyaknya musisi/band asal kota kembang yang kemudian muncul ke permukaan dan memegang peranan penting di ranah musik tanah air. Baik yang berada di arus utama atau arus pinggir, banyak musisi/band yang mencatatkan namanya menjadi cetak biru bagi scene musik di tanah air. Sejalan dengan itu, pergerakan lainnya yang diinisiasi anak muda Bandung kemudian juga menyentuh olahraga extreme, skateboard, di mana budaya berpapan seluncur ria ini kemudian berkaitan pula dengan kantung-kantung tongkrongan anak muda yang menggemari musik, dan bahkan beberapa diantaranya menjadi ‘pelaku skena’ musik -so called- indie di Bandung. Salah satu yang paling menonjol mungkin komunitas skateboard di taman lalu lintas, atau sering disebut dengan komunitas TL.

Salah satu skateboarder yang kerap terlihat di komunitas TL ini adalah Richard Christian Franklin Muttler, atau orang lebih mengenalnya dengan nama Richard Mutter. Menghubungkan skateboard, musik dan korelasinya dengan Richard maka hal tersebut akan mengerucut pada kata pionir, di mana Richard bersama bandnya, Pas Band menjadi perintis jalan bagi band-band setelahnya untuk bisa muncul ke permukaan dengan mengetengahkan etos mandiri sebagai polanya. Sedangkan dalam urusan skateboard, Richard merupakan salah satu anggota club skateboard paling tua di Bandung bernama Street Spyder, yang juga menjadi perintis jalan hingga skateboard menjadi cukup popular, khususnya di Bandung saat itu. Richard saat masih aktif bermain skateboard dan berhasil menjadi juara 1 Skateboard Street Style Contest di Sportexpo, Balai Sidang, Jakarta, pada tahun 1989.

Di ranah musik indepeden di Bandung kala itu, Richard dan bandnya, Pas mengawali lahirnya pola merilis album sendiri, dari mulai produksi hingga distribusi. Kiprahnya bersama Pas bahkan dicatat menjadi cikal bakal scene musik indie lahir. Selain itu, Richard juga berperan melahirkan ‘tongkrongan’ penting kala dia dan Helvi Sjarifuddin membuka studio dan toko musik, Reverse, yang ikut pula melahirkan Puppen dan Pure Saturday. Bahkan band dengan awalan huruf P tersebut (Pas, Puppen, dan Pure Saturday) kerap disebut sebagai tiga band yang mempelopori lahirnya scene musik indie di tanah air.

Tidak hanya sampai disana Richard juga turut menjadi aktor dibalik label rekaman 40.1.24 yang melahirkan album kompilasi bertajuk Masaindahbangetsekalipisan. Bukan hanya isinya yang terdengar baru, album Masaindahbangetsekalipisan bahkan dicetak dalam format Compact Disc yang juga “baru”, ketika kaset masih jadi menu umum rekaman indie/underground di Indonesia pada saat itu. Uniknya, album tersebut memajang wajah anak dari Richard Mutter, Avedis Mutter sebagai sampulnya. “I got my own reasons to help any artist or band that I like and yes if I can, I like to “help” regarding to the question above…” ujar Richard di salah satu sudut sampul album tersebut.

Bersama Pas Band Richard ikut membidani beberapa album seperti 4 Through the Sap, In (No) Sensation, Indie Vduality, hingga Psycho I.D yang menandai pula keluarnya Richard dari band ini pada tahun 1999, sebelum akhirnya dia kembali dibalik kemudi drum di band ini pada tahun 2014 bersama Sandy.

BACA JUGA - Irvan Sembiring, Rotor, dan Cetak Biru Thrash Metal Tanah Air

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner