Seperempat Abad Berdiri, Tipe X Makin Bebas Tentukan Jati Diri

Seperempat Abad Berdiri, Tipe X Makin Bebas Tentukan Jati Diri

Tipe X ingin jadi band yang beda sih. Ya sesuai namanya aja, Tipe X kan itu artinya Tipe yang beda, makanya kita ga masalah lah kalo Tipe X dibilang ngga membawakan pure ska. Yang penting kita terus progres - Tresno

Pertama kali terbentuk pada tahun 1995 lalu, grup band Tipe X awalnya bernama Head Master. Sampai akhirnya mereka bertransformasi menjadi Tipe X dan menjadi fenomena tersendiri, ketika gelombang musik ska menjadi primadona di ranah musik Indonesia pada era 90an akhir menjelang era millenium. Lagunya yang berjudul “Genit” berhasil menduduki banyak tangga lagu di radio dan televisi pada era tersebut.

DCDC berkesempatan mewawancarai Tipe X disela-sela syuting DCDC Musikkita. Mereka berbagi cerita menarik tentang perjalanannya selama seperempat abad berdiri sebagai kolektif musik. Tentang hal ini menurut mereka harus didasari dengan mencintai bandnya terlebih dahulu, hingga hal tersebut kemudian dikuatkan dengan rasa menghargai perjuangan mereka selama seperempat abad berdiri.

Hal yang cukup menarik diketengahkan tentang Tipe X di umur yang ke 25 ini, salah satunya tergambar di tampilan visual instagram mereka, di mana Tipe X menjadi cukup concern akan yang namanya konten. Dari mulai Musiklopedia Tipe X sampai Kabar X, secara ekslusif mereka bagi kepada para penikmat karanya, seperti misalnya sejarah dan trivia soal Tipe X, yang mungkin tidak akan ditemui kala kita berselancar di mesin pencarian google.

Tentang hal ini menurut sang vokalis Tresno, cukup erat kaitannya dengan ‘status’ Tipe X sekarang yang sudah bergerak mandiri alias indie. “Sekarang Tipe X punya label baru, dan menariknya karena segala sesuatunya kita kelola sendiri jadi outputnya juga lebih bebas, baik secara pola kreatif atau pun hal lainnya, seperti salah satunya sosial media. Ditambah kita juga punya tim sendiri untuk membuat konten lebih menarik. Ya dengan ‘status’ indie ini kita jadi lebih kreatif lah bisa dibilang”, ujar Tresno.

Bicara tentang Tipe X maka kita juga akan bicara tentang ‘persona’ yang mereka sajikan, dari mulai gaya rambut warna warni sampai kostum seragam saat manggung. “Ah itu sih karena kita pengen sama rata aja. Soalnya ini ga semuanya jago dandan, jadi yaudah seragam aja biar semuanya sama”, ujar sang gitaris Billy seraya tertawa. Walaupun diakui pula oleh Billy jika Tipe X pernah juga tampil tidak dengan format seragam.

Dari mulai persona sampai pola cipta karya, Tipe X termasuk band yang cukup responsif menangkap zaman. Hal tersebut terbukti kala Tipe X membuat lagu bertema boyband. Diakui oleh Tresno jika Tipe X ingin berusaha merespon zaman agar punya rekam jejak di zaman itu. “ya kaya pas kita bikin lagu bertema boyband, itu kan emang industri musik lagi rame banget sama itu. Terus sekarang lagi rame sosmed, kita juga ada lagu tentang itu. Kalo buat saya sih lagu itu kan akhirnya jadi kenangan. Kaya kita pas bikin lagu anu, oh itu waktu itu ramenya memang tentang itu”, ujar Tresno.

Sampai hari ini nama Tipe X kerap diidentikan sebagai salah satu pelopor musik ska di tanah air. Menanggapi hal itu Billy dan Tresno berpendapat jika pada era itu sebenarnya tidak banyak band yang membawakan musik ska, dan kalau pun ada banyak band yang mengadopsi musik ska dengan pola kreasi yang sama. “Tipe X ingin punya warna sendiri, yang bisa dibilang ska ala Indonesia lah. Jadi jangan sampai kita jadi band Indonesia, tapi orang indonesianya ngga suka, makanya kita juga menyesuaikan lah dengan ska ala Indonesia itu tadi. Tapi lepas dari itu, sebenarnya Tipe X ingin jadi band yang beda sih. Ya sesuai namanya aja, Tipe X kan itu artinya Tipe yang beda”, ujar Tresno yang diamini personil yang lain.

Tipe X yang tengah mempersiapkan album ke delapan ini menambahkan jika secara proses kreatif mereka ingin terus berprogres, dan tidak membuat pakem tentang  musik ska itu sendiri. “Pada awalnya kita mainin ska juga itu ngga nyangka kalo ska bakalan booming. Musik ini kan sebenarnya musik komunitas ya. Tapi kemudian banyak radio yang support buat muterin musik ska, dan akhirnya label besar juga tertarik buat ngerilis banyak band ska di tanah air. Meski waktu itu banyak juga band ska yang secara musiknya agak mirip mirip, karena takut dibilang ngga pure ska atau apa lah. Tapi Tipe X sih ga masalah lah ngga dibilang pure ska juga, yang penting secara proses kreatif kita terus progres”, ujar Tresno menutup obrolan dengan DCDC.

BACA JUGA - Berdanska Ria Bersama Skammingsunday

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner