Song Review : Mocca – “There's A Light At The End Of The Tunnel”

Song Review : Mocca – “There's A Light At The End Of The Tunnel”

foto header artikel diambil dari hasil tangkapan layar video klip “There's A Light At The End Of The Tunnel”

Tidak lagi mengetengahkan gaya swing, Mocca menggantinya dengan sedikit sentuhan rock n roll di lagu ini. Sang vokalis, Arina yang biasa berada dibalik alat musik flute, kali ini bermain gitar, menjadi tandem dari gitaris Mocca, Riko

Mocca belum habis. Begitu kiranya yang pertama terlontar oleh saya, ketika dalam jarak yang terbilang pendek Mocca kerap mengirimkan berita terbaru, dari mulai perilisan single, video klip, hingga konser virtual. Bagi band yang besar pada era MTV tayang 24 jam ini tentu itu menjadi pembuktian tersendiri, jika mereka masih ada dan menyalakan api kreasinya, justru disaat band lainnya tenggelam dalam dilema stagnasi pada era pandemi yang terjadi setahun belakangan ini.

Diakui atau tidak Mocca adalah aset tersendiri bagi ranah musik tanah air. Balutan irama pop yang mereka hadirkan terdengar begitu renyah, lengkap dengan cara mereka menyajikan cerita di dalamnya. Dari mulai dinamika asmara di album My Diary, tentang interpretasi mereka akan ‘rumah’ di album Home, hingga yang terbaru mereka mencoba mengkaji waktu lewat album berjudul Day by Day. Semua itu mengerucut pada satu kesimpulan jika Mocca adalah band yang tematik. Cara mereka meramu karya semuanya konseptual, baik itu musik, lirik, hingga visual.

Yang terbaru, mereka hadir dengan video klip dari single berjudul “There's A Light At The End Of The Tunnel”. Mocca dengan lagu berlirik bahasa Inggris adalah jatuh cinta pertama saya dengan mereka. Maka ketika mereka pernah mencoba bereksplorasi menulis dengan lirik bahasa Indonesia di album Lima saya seperti kehilangan Mocca yang saya kenal. Kecuali untuk lagu “Hanya Satu” (Ost “Untuk Rena”), Mocca dengan lagu berlirik bahasa Indonesia adalah sebuah kesalahan, menurut saya. Maka ketika mereka kembali dengan lagu-lagu berbahasa Inggris, termasuk di lagu “There's A Light At The End Of The Tunnel”, Mocca kembali saya kenali warnanya, meski secara musik tentu saja ada perubahan.

Satu nama yang mungkin bisa disalahkan atas perubahan musik pada single baru Mocca ini adalah Rekti Yoewono (The SIGIT & Mooner), yang dalam single ini menjadi kolaborator (Rekti menyanyi di lagu ini) dan co producer, yang bertanggung jawab untuk urusan estetika musik di dalamnya. Nuansa vintage begitu kentara lewat sound bass, drum, dan gitarnya yang ‘kering’, namun disaat yang bersamaan langsung terasa renyah di gigitan pertama. Tidak lagi mengetengahkan gaya swing, Mocca menggantinya dengan sedikit sentuhan rock n roll di lagu ini. Sang vokalis, Arina yang biasa berada dibalik alat musik flute, kali ini bermain gitar, menjadi tandem dari gitaris Mocca, Riko.

Bicara tentang Arina, vokalis bernada riang ini masih jadi magnet utama dalam karya-karya Mocca, terlebih suaranya yang melenakan kerap menjadi romantisme tersendiri bagi pendengar lama seperti saya, kala Arina masih kerap melantunkan lagu “Secret Admirer” atau pun lagu “Me and My Boyfriend” sebagai hits Mocca ketika itu. Perasaan yang sama kembali saya rasakan kala Mocca kembali hadir dengan karya barunya. Ada semacam perasaan lega kala band ini ternyata masih punya banyak amunisi untuk diangkat ke permukaan. Termasuk video klip lagu ini yang  penggarapannya dibuat di tengah masa PSBB, yang justru memicu kreativitas sang sutradara, Dian Tamara. Keterbatasan membawanya menelusuri segala ide minimalis yang bisa membumbui visual, hingga kemudian menghasilkan kolaborasi ilustrasi serta animasi dengan video untuk membangun dunia yang ingin dibentuk dan diperankan langsung oleh Mocca serta Rekti Yoewono, dalam balutan nuansa vintage.

BACA JUGA - Song Review : Jedakelana – “Perantau dan Kotaku”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner