Tenang dan Menang Bersama DCDC di Bulan Ramadhan

Tenang dan Menang Bersama DCDC di Bulan Ramadhan

Bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan coklatfriends di empat kota dari tanggal 12, 15, 16, dan 18 April 2022 menjadi indikasi bagus bagi insan kreatif yang menjadikan panggung dan jalanan sebagai dunianya

Kota ketiga DCDC Ngabuburit, Tasik

Orang Garut jangan cemberut, orang Tasik katanya asik asik. Meneruskan rangkaian DCDC Ngabuburit, dari kota Garut gelaran ini kemudian beranjak ke kota Tasikmalaya. Bertempat di kampus Universitas Perjuangan, Tasikmalaya, gelaran DCDC Ngabuburit meneruskan keriaannya. Kali ini dipadati oleh banyak mahasiswa dari kampus berbeda di sekitaran Tasikmalaya. Bedanya dengan gelaran sebelumnya, di Tasik ada pula booth dari komunitas thrifting, juga acara yang dimulai sejak siang hari yang diinisiasi oleh para mahasiswa.

Menggaris bawahi kata mahasiswa, hal tersebut kemudian menjadi sejalan dengan salah satu lagu The Panasdalam Bank, “Mars Mahasiswa Indonesia”. Uniknya, lagu ini menuliskan hal yang sebaliknya yang harus dilakukan mahasiswa.

“kami mahasiswa Indonesia, bersiap untuk menang bermain bilyar game dan playstation, jayalah sendiri Indonesia”.

Bisa jadi sebuah satir, atau bisa juga sang empunya lagu memang menghendaki para mahasiswa untuk selalu bersenang-senang ketika bergelut dengan keruwetan kampus. Anggapan seperti itu bisa saja benar, karena rasanya The Panasdalam pun lahir dari para mahasiswa yang bersenang-senang. Untuk itulah mereka seperti menularkan semangat 'hura-hura' tersebut ke para mahasiswa yang menyaksikan mereka di DCDC Ngabuburit, Tasik sore itu. Keseruan ‘kampus’ itulah yang kemudian dihadirkan The Panasdalam Bank dari atas panggung. Sebuah ujaran sarat kritik namun disajikan dengan cara bersenang-senang.

Masih menjadi tandem yang seru, Inkmary masih melenakan penonton di gelaran DCDC Ngabuburit. Di Tasik Inkmary mengumandangan lagu “Tentang Bandung”..... “Bandung, tempat aku pulaaang”. Begitu ujar Ink di depan penonton asal Tasik. Kembali menggaris bawahi kutipan-kutipan para penampil di DCDC Ngabuburit, rasanya baik itu di Tasik, Garut, atau Bandung, tempat untuk pulang menjadi frasa yang sejalan dengan rasa nyaman dan menyenangkan. Pun begitu dengan yang dirasakan Ink di atas panggung. Lama berkutat dengan ragam acara virtual di layar telepon pintar, akhirnya Ink dan juga penampil yang lain bisa menyapa penonton langsung. Mungkin bukan hanya Bandung yang menjadi tempat Ink pulang, tapi juga panggung yang menjadi dunia nya musisi untuk tampil.

“Panggung... tempat aku pulaaaang” begitu mungkin lebih kurangnya, dengan apa yang dirasakan Ink sore itu.

Bicara soal tempat, hal tersebut juga menjadi sesuatu yang kemudian memantik The Panasdalam Bank untuk menjadi relevan dengan mahasiswa/i. Lagu “Sudah Jangan ke Jatinangor” salah satunya. Lagu ini mengetengahkan kisah asmara yang akrab dengan mahasiswa, yakni asrama. Asmara dan asrama tentu saja menjadi relevan dengan mahasiswa/i. Dilema asrama yang terletak jauh dari rumah, lalu dibuat gelisah karena penjajakan dengan lawan jenis, jadi kisah yang erat dengan anak kampus. Kisah itu nyatanya tidak selamanya indah, hingga tidak jarang kemudian berujung patah hati. Dalam konteks ini The Panasdalam merangkum perasaan sakit hati gagal mendapatkan wanita. Tapi setelahnya mereka berujar. Tenang, wanita di dunia ada tiga milyar dua puluh satu. Tentu pas bagian lirik itu dinyayikan dengan koor masal dari penonton. Seru!

Kota keempat DCDC Ngabuburit, Cirebon

Menjadi kota keempat dalam gelaran DCDC Ngabuburit, Cirebon menjadi kota dengan cuaca paling panas. Makin bertambah ‘panas’ kala The Panasdalam dan Iksan Skuter naik panggung. Makin bertambah panas lagi kala mereka beradu kecerdasan di cerdas cermat. Untungnya hal tersebut kemudian bisa ‘diredam’ dengan penampilan Iksan Skuter yang menyejukan. Ada sederet lagu-lagu Iksan yang bisa bikin ‘adem’. Baik renyahnya suara Iksan dan gitarnya, hingga lirik-lirik lagunya yang meneduhkan.

Bertambah menarik kala Iksan di belakang panggung menggelar ajang Iksan Skuter Mencari Bakat. Ada empat orang asal Cirebon menjadi pesertanya. Dari mulai yang punya bakat diam hingga yang piawai berdakwah atau ceramah. Semuanya bersenang-senang sore itu, termasuk kala Iksan dan The Panasdalam menutup gelaran DCDC Ngabuburit dengan lagu “Sudah Jangan ke Jatinangor”. Kenapa? Karena selepas dari Cirebon, Iksan harus bertolak ke Malang, sedangkan rombongan The Panasdalam dan crew yang bertugas harus pulang ke Bandung. 

Bertemu dan bertatap muka secara langsung dengan coklatfriends di empat kota dari tanggal 12, 15, 16, dan 18 April 2022 menjadi indikasi bagus bagi insan kreatif yang menjadikan panggung dan jalanan sebagai dunianya. Selalu ada titik terang dari jalan terjal dan gelap. Begitu kata seorang bijak. Satu hal yang kemudian sejalan dengan semangat dari DCDC yang mengajak coklatfriends semua buat tetap tenang, karena pada akhirnya kita semua menang. Atau dalam hal ini menuju kemenangan. Tenang dan menang bersama DCDC di bulan Ramadhan. Semoga dan amin.

BACA JUGA - Tong Gandeng! Biar The Panasdalam Bank, Iksan Skuter, dan Inkmary Saja yang Berisik!

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner