Uji 'Demons Damn', Guru Les Vokal “Merusak Suara” Vokalis

Uji 'Demons Damn', Guru Les Vokal “Merusak Suara” Vokalis

Atas desakan Toteng Forgotten, akhirnya Uji mau menjadi guru vokal Agrog, yang kala itu masih tergabung di Beside. Semenjak itu dimulailah petualangan Uji sebagai guru vokal ekstrim dikancah musik bawahtanah

Perempuan yang akrab dipanggil Uji ini mengawali berkecimpung di dunia musik sebagai vokalis cabutan diberbagai band dengan beragam jenis musik pada masa 1997-1998. Mulai dari band hardcore, punk hingga industrial. Perempuan yang bernama lengkap Puji Apriantikasari ini pada awalnya sempat belajar instrumen music, namun akhirnya memilih fokus menjadi vokalis.  Sebagai remaja dengan tingkat penasaran yang tinggi pada masa itu sulit sekali mencari referensi tentang vokal. “saat itu beberapa orang vokalis yang sering manggung enggan untuk berbagi ilmu tentang tehnik vokal karena mereka takut jadi saingan”. Petualangan Uji sebagai vokalis diawali sebagai vokalis di band yang memainkan oldskool punk, Bugs. Bersama band ini Uji sempat merilis album pada tahun 2004. Seiring dengan makin seringnya tampil diberbagai panggung musik, jejaring pertemanan menjadi makin luas. Pada masa ini juga untuk pertama kalinya Uji bersinggungan dengan musik dan komunitas metal. Dimusik inilah Uji menemukan kepuasan dalam bereksplorasi. “metal itu subgenre nya banyak banget sama masing-masing punya karakter yang kuat”. Karena ketertarikan pada metal akhirnya Uji hengkang dari Bugs dan memulai membangun band baru yang diberi nama Demons.

Bersama Demons yang mengusung musik elektro rock dengan sentuhan industrial, eksplorasi vokal Uji terus dilakukan. Di band ini Uji dituntut untuk menguasai berbagai jenis teknik vocal, dari mulai growl, scream hingga vokal distorsi lainnya. Berawal dari perkenalan dengan komunitas Ujungberung, Uji perlahan mulai dikenalkan dengan musik death metal. “saat itu aku dipanas-panasin sama Man Jasad dan Ameng Disinfected buat maenin musik death metal. Kamu mau sekenceng apa disini ada. Kamu mau sound dan vokal sebrutal apa disini ada. Aku tuh kaya anak kecil yang baru nemu playground”. Lewat musik death metal lah Uji mengaku melakukan proses ngulik dan eksplorasi yang serius. Setiap kali menemukan karakter vokal baru dalam musik deathmetal Uji langsung belajar bagaimana cara menyanyikannya.

Dalam perjalanannya, Demons akhirnya harus bubar ditengah jalan. Berbekal banyak referensi tentang musik death metal akhirnya Uji membentuk band Demons Damn. “saya tuh males mengawali sebuah band dari awal, makanya nama Demons saya bawa dan ditambahin kata Damn”, papar Uji ketika ditanya asal-usul nama bandnya. Bersama Demons Damn Uji merilis album perdana pada tahun 2012. Diband inilah Uji akhirnya bisa dengan puas mengasah dan eksplorasi teknik vokal ekstrim. Minatnya pada berbagi teknik vokal ekstrim terdorong dari minimnya sarana les vokal yang bisa mengajarkan teknik vokal ekstrim. “awalnya sih saya sering ngobrol sama penyanyi yang pernah ikut les vokal biasa. Ada salah satu temen yang ikut les vokal malah suara seraknya diilangin dan suaranya dibikin clean”.   

Berawal dari tongkrongan di Studio Glory, sebuah studio latihan yang biasa dipakai berlatih  band-band ekstrim kala itu, Uji menemukan keluhan yang sama diantara para vokalis band ekstrim. Banyak diskusi yang terjadi diantara mereka hingga melakukan eksplorasi bersama untuk belajar beberapa teknik vokal ekstrim. Saat itu era internet sudah mulai mewabah dan pencarian informasi sudah lebih mudah dilakukan. Uji menemukan nama Melissa Cross sebagai guru vokal yang specialis menangani teknik vokal ekstrim. Akhirnya atas bantuan seorang kawan yang mau memfasilitasi keinginan para vokalis untuk belajar, akhirnya mereka berhasil membeli DVD Melissa Cross. “saat itu banyak vokalis yang kurang paham bahasa Inggris sementara materi DVD tersebut berbahasa inggris. Akhirnya saya yang bertugas sebagai penerjamah sekaligus menjelaskan. Itulah awalnya saya dianggap sebagai guru les oleh teman-teman vokalis”.

Menggunakan band Demons Damn sebagai media berlatih dan melakukan eksplorasi vokal menjadikan nama Uji mulai dikenal sebagai guru les vokal ekstrim. Kala itu sudah mulai ada beberapa orang yang ingin belajar vokal pada Uji, namun Uji kerap menolak ajakan tersebut karena menilai belum mampu untuk menjadi guru. Namun pada tahun 2015 ditengah proses rekaman album Beside, Eleven Heroes, atas desakan Toteng Forgotten sebagai produser album akhirnya Uji mau menjadi guru vokal Agrog, yang kala itu masih tergabung di Beside. Semenjak itu dimulailah petualangan Uji sebagai guru vokal ekstrim dikancah musik bawahtanah.

“Dari pengalaman ngajar biasana vokalis yang dateng berlatih motifnya beda-beda. Ada yang ngejar target buat rekaman, ada yang cuman menjaga kualitas, ada yang meningkatkan kualitas vokal buat persiapan tour atau vokalis tanpa band yang sekedar ingin memperdalam tehnik yang mereka punya”. Menurut Uji cara bernyanyi vokal ekstrim butuh pemahaman teori dan latihan yang tepat. Karena berdasarkan pengalaman Uji sebagai pengajar banyak vokalis yang mengalami keluhan kesehatan seperti sakit kepala, radang pita suara, sakit tulang punggung dan dada sesak. Selain menguasai teknik dan teori Uji juga sering memberi saran kepada para vokalis untuk tetap menjaga kebugaran dengan cara berolahraga. Buat Uji keberhasilan bisa didapatkan jika ada kerjasama antara dia dan vokalis yang jadi muridnya. “intinya mereka harus mau mendengar dan mau berusaha, ujarnya.

Terkait tarif Uji tidak mematok harga pasti. Biasanya disesuaikan dengan kemampuan band dan target yang ingin dikejar. Tercatat beberapa vokalis di band-band seperti Jeruji, Taring, Beside, Power Punk, Inhell pernah merasakan polesan les vokal dari Uji. Setelah sempat berpindah-pindah lokasi studio latihan, sekarang Uji menjalin kerjasama dengan Aher, vokalis Kill The Day yang kebetulan memiliki fasilitas studio pribadi di kawasan Arcamanik Bandung.

BACA JUGA - Edo “Fun House Studio” : Ketika Mimpi Rockstar Kandas, Sukses di Dunia Studio Rekaman

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner