Waspada Pada Euphoria

Waspada Pada Euphoria

Sebagai penonton sudah selayaknya kita menjadi lebih selektif untuk hadir dalam sebuah festival musik skala besar. Jangan tergiur oleh formasi penampil dan harga tiket yang murah. Perhatikan juga track record penyelenggara dan pilihan venue mereka

Selamat datang di bulan November para pembaca setia DCDC. Bulan dimana puncak curah hujan sedang tinggi dan perubahan cuaca yang tidak menentu. Dalam beberapa bulan kebelakang kita sudah pernah membicarakan perihal festival musik pasca pandemi. Pasca dua tahun terkungkung oleh aturan ketat menyangkut keselamatan akhirnya perlahan diawal tahun 2022 banyak promotor festival musik kembali menghidupkan kembali festival mereka. Seolah membayar hutang yang tertunda, mereka secara serentak menggelar festival besar dalam jangka waktu yang berdekatan.

Adapula sebagian kelompok yang menganggap bahwa menggelar festival pasca pandemi adalah peluang bisnis yang menguntungkan. Bagaimana tidak, kerinduan penggemar musik untuk bisa menonton band pujaan secara langsung sangatlah tinggi. Kerinduan untuk kembali berkumpul, menikmati panggung musik, berjumpa dan berpesta dibawah atmosphere musik seolah menjadi gelombang besar yang tidak bisa ditahan. Akhirnya banyak muncul promotor dan event organizer dadakan yang mencoba memanfaatkan situasi tersebut.

Bagi promotor dan event organizer professional dan sudah kenyang makan asam garam dunia pertunjukan, situasi tersebut hanyalah bonus. Karena bagi mereka menggelar sebuah event musik adalah bagian dari menjual jasa hiburan. Artinya yang mereka utamakan adalah kualitas penyelenggaraan. Sebuah festival yang mampu memberikan kenyamanan dan keamanan pada penonton menjadi harga mati yang tidak bisa ditawar. Perihal pengemasan dan tata kelola pertunjukan mereka pasti akan selalu mengikuti selera pasar tanpa mengesampingkan nilai keamanan dan kenyamanan. Mereka akan selalu belajar dari pengalaman dan evaluasi dari setiap event yang pernah mereka gelar sebelumnya. Persoalan festivalnya ramai atau sepi bagi mereka bukanlah persoalan yang mendasar karena memang dunia bisnis pertunjukan akan selalu fluktuatif. Standar itulah yang akhirnya membangun citra positif  bagi audiens mereka.

Sialnya itu tidak berlaku pada para penyelenggara amatir yang hanya memikirkan keuntungan semata. Nilai utama terkait kenyamanan dan keamanan mereka abaikan, atau jangan-jangan mereka memang benar-benar tidak paham sama sekali spectrum dan parameternya. Yang mereka pahami hanya sekedar menampilkan komposisi band yang mampu mendatangkan  massa banyak, band yang lagi ngetrend dan bisa menjual tiket sebanyak mungkin tanpa memikirkan rasio kapasitas venue dan pengaturan lalu lintas massa dalam venue. Hal ini dibuat makin ruwet dengan mekanisme perizinan yang hingga kini masih belum mampu diurai secara jelas dan transparan. Standarisasi dan mekanisme izin keramaian pada akhirnya hanya menyuburkan praktik transaksi bawah tangan.

Hasilnya tentu kita hanya akan menunggu bencana dan makan korban terjadi. Siapa menabur angin pasti akan menuai badai. Beberapa festival musik dalam skala besar sudah mengarah pada indikasi tersebut. Hal-hal prinsip terkait standar penyelenggaraan festival musik besar mereka langgar. Perselingkuhan antara sistem yang korup dan nafsu serakah melahirkan malaikat penjagal yang menghantui festival musik skala besar. Euphoria yang dieksploitasi untuk keuntungan sesaat.

Sebagai penonton sudah selayaknya kita menjadi lebih selektif untuk hadir dalam sebuah festival musik skala besar. Jangan tergiur oleh formasi penampil dan harga tiket yang murah. Perhatikan juga track record penyelenggara dan pilihan venue mereka. Tidak kalah pentingnya adalah cara kita bersikap dalam sebuah festival musik. Jangan sampai euphoria ini dijadikan afirmasi untuk bebas melakukan apa saja diarena konser musik. Selalu jaga dan perhatikan kenyamanan kalian dan orang-orang disekeliling kalian. Stay safe and have fun!         

BACA JUGA - Oktober, Bulan yang Penuh Kejutan

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner