Ayuenstar Angkat Tentang Toxic Relationship di Single “Heart is Dying”

Ayuenstar Angkat Tentang Toxic Relationship di Single “Heart is Dying”

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Ayuenstar

Lagu “Heart is Dying” yang terbilang sangat personal bagi Ayuenstar ini dibuat sendiri olehnya dalam waktu enam jam saja

Sebuah ajang pencarian bakat bisa dibilang jembatan menuju karir seorang penyanyi. Ragam ekspektasi disematkan kala si penyanyi mengikuti ajang ini. Pun begitu dengan yang diamini oleh Ayu Putrisundari alias Ayuenstar, kala dirinya berhasil menjadi penyanyi jebolan sebuah ajang pencarian bakat di televisi. Namun, tidak lantas berpangku tangan dengan ‘gelar’ yang dia dapatkan, Ayu kemudian mengumpulkan nyala kreasinya untuk melahirkan karya ke permukaan. Lewat single berjudul “Heart is Dying”, Ayuenstar melanjutkan episode bermusiknya di tanah air.

Lagu “Heart is Dying” sendiri merupakan single kedua Ayu pasca dirinya merilis single “Swagger”. Lebih jauh berkisah tentang single barunya, diakui olehnya jika lagu bergenre pop alternatif ini terinspirasi dari pengalaman pribadinya sendiri, sampai akhirnya  Ayuenstar memberanikan diri menuangkan apa yang pernah dialaminya tersebut menjadi sebuah lagu.

Tentang hal ini Ayu menuturkan jika dirinya pernah berada dalam sebuah hubungan yang toxic. “Awalnya dia ini terlihat sayang banget tapi kok lama kelamaan dia mulai posesif dengan aku. Sampai mulai mengatur dan mengekang aku. Hingga pada fase yang tadinya cuma ngambek, terus marah, lalu meningkat lagi sampai bentak-bentak dan main fisik. Aku juga enggak boleh ketemu orang lain dan tidak bisa bersosialisasi. Sampai akhirnya aku merasa takut dengan manusia. Segala hal yang dia lakukan, ia buat seakan-akan dia yang benar dan aku yang salah,” cerita Ayuenstar.

Dengan kejadian tersebut, Ayuenstar merasa hatinya seperti sekarat, perasaaan sayang yang dulu ada terasa menjadi luka. Mungkin tak banyak yang tahu bahwa Ayuenstar yang memiliki karakter yang selalu ceria dan penuh semangat, pernah mengalami hal seperti itu. Butuh keberanian yang luar biasa bagi Ayuenstar untuk mengungkapkan kisahnya tersebut. Dan rasa sakit hati dan kekecewaan itu berusaha digambarkan Ayuenstar melalui notasi demi notasi di lagu ini.

“Aku sampe pernah merasa udah enggak ada gairah untuk hidup. Aku seperti tidak punya mimpi, enggak bisa menjalani hidup dengan pilihan aku sendiri. Semua hal diatur sampai akhirnya aku menangis sendiri. Sampe terpikir buat apa aku hidup, sampai merasakan ingin bunuh diri”, tambahnya.

Secara lirik dan musik, lagu ini dibuat oleh Ayuenstar sendiri dalam waktu selama 6 jam saja. Untuk produksi musiknya, ia dibantu oleh rekan-rekan musisinya seperti Gunz dan Arsyih Idrak. Prosesnya pun lebih banyak dilakukan dengan diskusi via Whatsapp. Diakui pula olehnya jika single barunya ini terasa beda dengan lagu sebelumnya, di mana secara irama dan nuansa lagu ini terasa lebih gelap dari yang sebelumnya.

Dengan dirilisnya lagu ini, Ayuenstar berharap semoga lagu ini dapat diterima di semua kalangan masyarakat dan dapat memberikan warna baru di industri musik di indonesia. Targetnya berkarier di musik, ia ingin terus bisa menciptakan karya-karya yang luar biasa yang bisa dinikmati semua orang.

“Melalu lagu ini juga aku ingin menyampaikan pesan ke orang-orang yang memiliki pengalaman buruk atau punya kisah-kisah menyakitkan di masa lalunya, bahwa apa yang terjadi di hidupmu itu, tidak akan buat kamu stuck, tidak akan menghambat kamu untuk menjadi orang yang sukses atau membuat karya/prestasi. Kecuali diri kamu yang mengizinkan itu terjadi “, tutupnya

BACA JUGA - "Manusia & Mesin" : Kisah Fantasi Binerica Berbalut Musik Synthwave

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner