Bersama Demajors, San.Gita Edarkan Album Fisik ‘Martyapada’

Bersama Demajors, San.Gita Edarkan Album Fisik ‘Martyapada’

Sumber foto : Diambil dari siaran pers San.gita

Yang membuat rilisan album ini semakin istimewa adalah kehadiran edisi khusus CD dengan sleeve kulit yang dibuat dengan tangan oleh Lanna, sebuah rumah produksi di kota Salatiga 

Antusiasme akan rilisan fisik dari para penggemar musik hari ini kian melambung, meski sedikit bergeser jika sebelumnya merupakan konsumsi utama untuk mendengarkan musik dari CD, piringan hitam, ataupun kaset. Mungkin, hari ini sebagian besar para penggemar musik berburu rilisan fisik sebagai barang koleksi dan bentuk apresiasi nyata bagi para pelaku musik.

Salah satu kuartet asal Kota Salatiga, San.gita, baru saja mengabarkan jika mereka telah merilis album perdana Martyapada dalam format fisik berbentuk cakram padat atau compact disk (CD). Melalui kerjasama dengan salah satu label independen asal Kota Jakarta, Demajors, album fisik Martyapada akan dipasarkan ke ranah penggemar musik.

San.gita yang memiliki arti berasal dari kata sansekerta, yakni musik, terdiri dari empat personil yaitu Bonita pada vokal, Petrus Briyanto Adi yang kerap disapa Adoi memegang posisi gitar, kemudian Sunu Yuliatma pada gitar bas, lalu Michael Bangguna di drums. Album perdana Martyapada, sebelumnya telah dirilis pada 24 November 2023 lalu secara digital via berbagai layanan musik.

San.gita menyampaikan, yang membuat rilisan album ini semakin istimewa adalah kehadiran edisi khusus CD dengan sleeve kulit yang dibuat dengan tangan oleh Lanna, sebuah rumah produksi di kota Salatiga yang membuat kerajinan-kerajinan berbahan kulit dan kain tenun Nusantara. Hanya tersedia sebanyak 50 keping CD dalam edisi ini, membuatnya menjadi barang koleksi yang langka dan istimewa bagi para penggemar San.gita juga para kolektor rilisan rekaman fisik di Indonesia.

Sementara itu, selaras dengan nama band yang berbahasa Sansekerta, Martyapada berarti dunia, alam, jagat fana. Berisikan tiga single pra album yaitu “Lokomotif”, “Marilah”, dan “Tanda Seru”, beserta lima lagu lain yang semuanya adalah karya pertama yang San.gita gubah bersama. Gubahan kedelapan lagu ini memuat pemaknaan San.gita akan dunia mereka dalam kesehariannya baik secara bersama maupun refleksi masing-masing personilnya. Menampilkan musik elektrik dan bertenaga, Martyapada menawarkan kekuatan songwriting yang disertai keseruan petualangan musik dalam tradisi kuartet rock alternatif band kampus ’80-’90-an Barat.

Rekaman delapan lagu dalam album Martyapada terbagi dalam dua tahap, tahap pertama adalah empat lagu pembuka album, yang dilakukan pada bulan April-Mei, kemudian sisanya sebagai tahap kedua yang dikerjakan di bulan September-Oktober 2023. Pengerjaan rekaman dalam dua tahap ini didasarkan pada lagu-lagu yang sudah selesai digubah, ketersediaan waktu dan daya produksi, juga biaya yang bisa diadakan untuk menjalani proses produksi dan distribusinya. Tidak janggal jika dari delapan lagu di album ini terasa warna yang cukup berbeda dari kedua tahap produksinya.

“Di tahap pertama kami masih sedikit sekali jam terbang tampil. Di tahap kedua yang berjarak 5-6 bulan kemudian, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kesempatan, kami mulai menambah jam tampil di beberapa medan. Kami pun juga makin memahami pola interaksi kami. Respons dan belajar kami tentunya juga bertambah. Jadi salah satu fitur dari album ini adalah proses kami berdisiplin kreatif dari awal terbentuk hingga setahun perjalanan kami ini,” ujar Adoi tentang warna album Martyapada.

Tepat pada hari perilisannya, San.gita telah melakukan Sesi Dengar-Simak (listening session) album, yang berlangsung pada tanggal 24 Februari 2024 lalu di sebuah kedai kopi di kota Salatiga bernama Volka Moka. Para penggemar diajak untuk hadir dan merasakan langsung rekaman musik album Martyapada dalam bentuk CD ini di dalam ruangan yang memang diadakan khusus untuk menyimak karya-karya rekaman musik dalam bentuk rilisan fisiknya.

Kedepannya, San.gita juga akan menjalani tur mandiri ke beberapa kota di sekitar Salatiga dari awal Maret ini hingga pertengahan Mei 2024. Tur ini diberi nama tur “Lelaku” dan akan meliputi daerah-daerah Ambarawa, Boyolali, Pati, Magelang, Solo, Klaten, Yogyakarta, Temanggung, Semarang, dan Ungaran. “Lelaku” adalah program mandiri San.gita untuk mempresentasikan karya-karyanya secara langsung di tempat-tempat yang bersedia bersinergi bersama. Selain menampilkan karya mereka secara live, dalam tur ini San.gita juga akan menjual CD Martyapada dan merchandise mereka.

San.gita juga menyampaikan, secara sadar kemandirian merupakan sebuah proses yang tidak bisa dijalani tanpa adanya sinergi antar beberapa elemen. Oleh karenanya, bukan hanya sebagai kanal ekspresi estetis, San.gita juga terus belajar dan berusaha menjadi bagian atau salah satu titik simpul sinergi dan kerja sama yang bermartabat bagi rekan-rekan, baik di dalam maupun di luar kota Salatiga.

Untuk mendapatkan album fisik Martyapada dalam format CD, bisa dipesan secara langsung melalui halaman web resmi Demajors www.demajors.com. CD album Martyapada juga telah tersedia di seluruh jaringan edar distribusi Demajors, mulai 24 Februari 2024 lalu. Silahkan koleksi album perdana San.gita, format digital album Martyapada bisa didengar melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Siap-Siap! Musicoloid Buka Demo Submission untuk Rooster Baru Mereka

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner