‘Colors’ by Rayhan Noor & Agatha Pricilla : Ketika Musik Berperan Besar Dalam Menyembuhkan

‘Colors’ by Rayhan Noor & Agatha Pricilla : Ketika Musik Berperan Besar Dalam Menyembuhkan

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Sun Eater

Tembang patah hati mengungkapkan semuanya untuk kita, hingga dapat memberikan ruang untuk berkabung, hingga kemudian merasa “senang” terhubung dengan musiknya dan membiarkan imajinasi selaras dengan melodi

Memantapkan proyek duo sejak pertengahan tahun lalu, Rayhan Noor dan Agatha Pricilla kemudian merilis beberapa single ke permukaan, hingga hal tersebut kemudian bermuara pada sebuah mini album berjudul  Colors. Sebuah album yang diakui mereka bercerita tentang berbagai fase bertahan setelah perpisahan. Hal tersebut kemudian sejalan pula dengan fungsi musik yang berperan aktif demi merangsang sistem limbik otak yang memicu sensasi kesenangan. Ia melepas dopamin dalam otak juga tubuh, hingga ketika seseorang mengalami perpisahan, limbik otak tersebut lah yang terkena dampak. Maka musik dibutuhkan dalam situasi ini agar sang rangsangan pulih kempali.

Mini album ini menjadi buah manis dari apa yang mereka lahirkan lewat lagu-lagu seperti “Colors”, “Sick in Love”, dan “Strangers Once Again”, yang mereka daulat sebagai jembatan menuju perilisan mini album ini. Tiga lagu lainnya dalam mini album Colors adalah “A Different Kind of Morning”, “Not a Happenstance”, dan “Only You”. Diakui oleh mereka jika cerita keenam lagu diurutkan sesuai dengan perkembangan perasaan juga keadaan yang dialami pasca perpisahan. Baik dari sudut pandang pria maupun wanita.

Album pendek ini dibuka oleh “Strangers Once Again” yang menggambarkan hilangnya rutinitas bersama pasangan. Kemudian masuk dalam fase “Sick in Love” di mana keduanya hanya bisa mengenang memori yang tersisa. Cerita pun berlanjut lewat “Colors” ketika mereka sudah terasa mampu menerima keadaan.

Lalu, sang pria melahirkan angan di “A Different Kind of Morning” sesaat mengetahui sang mantan telah melanjuti kisah barunya. Perasaan janggal tak berdaya dari sisi sang wanita pun diungkapkan lewat nomor “Not a Happenstance”. Cerita akhirnya ditutup oleh “Only You” di mana keduanya memahami bahwa kepemilikan dalam hati tak melulu soal hidup bersama.

Meski cukup komperhensif bercerita tentang fase pasca perpisahan, musik Colors tak selalu bernuansa sedu atau tangis. Terdapat pula beberapa sentuhan relevansi baru teen pop hingga sunshine pop. Ini dikarenakan Rayhan dan Pricilla memilih pendekatan visual saat proses penulisannya. “Membayangkan lagu-lagu tersebut menjadi soundtrack film-film romantis era 90-2000an awal, warm dan terasa dekat secara notasi dan suara instrumennya,” jelas Rayhan yang menyebutkan Before Sunrise dan A Walk to Remember sebagai salah dua referensinya.

“Ini pengalaman pertama bekerja sama dengan produser yang guitar-based seperti Rayhan,” kata Pricilla tentang duet ini. “Ternyata referensinya membuat saya jadi belajar banyak tentang pembuatan notasi-notasi yang berbeda dari lagu-lagu saya sebelumnya.” Sedangkan Rayhan mengungkapkan, “Pricilla memiliki sensibilitas musik yang sangat tinggi. Hal ini membuat penulisan seluruh lagu sangat mudah dan mengalir. Kemampuannya mengomposisi suara latar di lagu-lagu pada album pendek ini juga sangat menarik untuk disimak.”

Tembang patah hati memang mengungkapkan semuanya untuk kita, hingga dapat memberikan ruang untuk berkabung. Anda merasa “senang” terhubung dengan musiknya dan membiarkan imajinasi selaras dengan melodi. Anda pun berempati dengan musisi hingga merasa tidak sendiri. Colors milik Rayhan Noor dan Agatha Pricilla – dirilis oleh label rekaman Sun Eater – adalah kumpulan karya yang tepat untuk situasi ini dan sekaligus menjadi langkah baik menuju fase hidup yang baru. Karena musik tidak hanya masuk ke satu telinga dan keluar dari telinga yang lain – musik sebenarnya memiliki sifat meredakan rasa sakit.

BACA JUGA - “Satu” Dari Superglad Lahir Kembali Untuk Tujuan Kemanusiaan

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner