‘GODSIGMA’ Digadang Jadi Album Paling Kolaboratif Dari Sajama Cut

‘GODSIGMA’ Digadang Jadi Album Paling Kolaboratif Dari Sajama Cut

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Sajama Cut

“Untuk pertama kalinya, kami bikin album yang menurut kami tepat energinya untuk panggung. Kami bertemu langsung sebagai band dan mengkomposisi album ini bersama-sama. Ini album yang kolaboratif.” – Marcel

Sajama Cut terbentuk pada tahun 1999 di Jakarta dan dikenal sebagai salah satu band yang meledak pada era musik independen awal 2000-an. Sebanyak 4 album telah mereka rilis ke permukaan, sampai yang terakhir mereka memperkenalkan album Hobgoblin, yang dirilis pada tahun 2015 lalu. Selain itu, sejumlah mini album yang mereka rilis banyak mendapatkan pujian dari khalayak dan kritikus musik dalam dan luar negeri, serta berpartisipasi di beberapa soundtrack dan album kompilasi, termasuk di antaranya  film "Janji Joni" dan juga album kompilasi JKT: SKRG yang legendaris. Single mereka. "Less Afraid," "Fallen Japanese," "Alibi," "Painting/Paintings", dan "Fatamorgana" menembus posisi pertama di beberapa chart di radio.

Setelah lebih kurang lima tahun pasca merilis album Hobgoblin Sajama Cut akan merilis album teranyar mereka yang berjudul GODSIGMA, pada 16 Oktober 2020 ini. Menurut mereka album ini adalah album penuh kelima mereka sepanjang kariernya selama dua dekade. Album GODSIGMA dirilis secara digital di berbagai pelantar musik dunia maya, serta kepingan cakram padat yang dirilis oleh DeMajors Records.

Album GODSIGMA berisi riff-riff gitar gegap gempita, melodi yang ‘catchy’ dengan lirik sarat sarkasme, serta aransemen yang lebih ‘organik’ dari album-album sebelumnya. Album ini pun menjadi arah baru yang manis untuk Sajama Cut. Untuk hal ini, sang vokalis, Marcel Thee menuturkan jika Sajama Cut banyak terinspirasi dari tur untuk album Hobgoblin. “Banyak berjumpa band indie rock di hajatan tersebut, mereka tergerak membuat album yang “stage-oriented, dan dikerjakan bareng dan live”, ujarnya menjelaskan.

Diakui pula olehnya jika Sajama Cut merupakan band yang cukup berorientasi ke studio. Berbedanya dengan album teranyar mereka ini, Marcel mengungkapkan untuk pertama kalinya mereka membuat album yang tepat energinya untuk panggung. Kami bertemu langsung sebagai band dan mengkomposisi album ini bersama-sama. Ini album yang kolaboratif”, ujarnya.  

Pada akhirnya, perjalanan tersebut menghasilkan album Sajama Cut yang paling kohesif, cepat dicerna, dan menonjok di awal sejak The Osaka Journals (2005). Detail-detail kecil seperti vokal latar di “Lukisan Plaza Selamanya, Leslie Cheung, Melukisku Melukisnya”, perpaduan synth dan gitar di “Kesadaran / Pemberian Dana / Gempa Bumi / Panasea”, atau lirik kurang ajar “berdisko ria / di vihara” pada “Menggenggam Dunia” menjadi momen wajib jajal di album ini.

Perilisan album penuh GODSIGMA didahului oleh empat single dengan format kaset yang masing-masing dirilis oleh Gabe Gabe Tapes, Lamunai, Orange Cliff, dan Guerrilla Records, serta rilisan vinyl “Rachmaninoff dan Semangkuk Mawar Hidangan Malam” dengan format 7 inch oleh Vanilla Thunder Records.

Secara digital, album GODSIGMA ini akan dirilis pada 16 Oktober 2020. Sedangkan untuk versi fisik dari album GODSIGMA akan di rilis dalam format CD oleh DeMajors Records pada November 2020.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by thebrandals official (@thebrndls) on

BACA JUGA - “Alexithymia” ; Sebuah Visualisasi Rasa Yang Sulit Diungkapkan

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner