Majelis Lidah Berduri: Langkah Baru Melancholic Bitch di Belantara Musik Nasional

Majelis Lidah Berduri: Langkah Baru Melancholic Bitch di Belantara Musik Nasional

Sumber Foto: Diambil dari akun twitter @simelbi

Sebenarnya pergantian nama tersebut sudah mereka pikirkan selama 10 tahun terakhir. Memang sebuah langkah yang harus dipikirkan sematang mungkin, juga mental kuat harus dibangun selama itu, hingga kini akhirnya semua kebimbangan itu terjawab sudah

Pemilihan nama sebuah band ataupun proyek seni lainnya memang harus dipikirkan matang-matang, karena sebuah nama dapat menjadi identitas awal, paling depan, dan jadi yang akan selalu diingat, hingga menjai satu ciri khas tersendiri. Penamaan ini tentunya sangat penting untuk diperhatikan karena dapat menjadi modal awal dalam berjalannya sebuah band. Bicara soal nama, Tak sedikit band-band di Indonesia yang merubah nama di tengah-tengah perjalanan. Bukan tanpa alasan, memicu semangat baru, berganti gaya musik, pergantian personil ataupun hal-hal lainnya menjadi faktor utama pergantian nama tersebut. Dari sekian banyak band yang merubah nama mereka, Melancholic Bitch juga mencoba untuk merubah nama tersebut menjadi sebuah nama yang lebih positif –sebelumnya sering dianggap berkonotasi negatif.

Memilih nama Majelis Lidah Berduri sebagai nama pengganti, band asal Yogyakarta yang terbentuk pada tahun 1999 ini mengumumkan perubahan tersebut melalui laman web pribadi mereka, www.majelislidahberduri.id pada tanggal 10 November 2022 kemarin, dan juga sebagai penanda bahwa mereka sudah tidak menggunakan nama Melancholic Bitch. Perubahan ini tentunya sangat mengejutkan, mengingat band yg sering dipanggil “Melbi” ini sudah malang-melintang menyebarkan segala karya ‘tajam’ akan makna, dan tentunya sangat berbekas bagi setiap pendengarnya.

Sebenarnya pergantian nama tersebut sudah mereka pikirkan selama 10 tahun terakhir. Memang sebuah langkah yang harus dipikirkan sematang mungkin, juga mental kuat harus dibangun selama itu, hingga kini akhirnya semua kebimbangan itu terjawab sudah.

Kami kerap membicarakan perihal pergantian nama ini sepanjang 10 tahun terakhir, sempat memikirkannya sebelum meluncurkan album ketiga kami. Sayangnya, pada saat itu, kami terlalu gampang menyerah dengan kepercayaan (kepasrahan?) bahwa kami cukup bisa mengelola percakapan dan penafsiran atas nama tersebut,” jelas Ugoran Prasad melalui web Majelis Lidah Berduri.

Dari segi nama, Majelis Lidah Berduri memiliki arti yang cukup unik. Mulai dari kata ‘Majelis’ yang berarti suatu model ikatan musyawarah, nama tersebut mereka akui cukup menggambarkan kondisi band ini di mana semua personilnya bisa duduk sama rata, berdiri sama miring. Sedangkan ‘Lidah Berduri’ diambil dengan maksud semoga setiap karya yang diciptakan dapat jadi mantra yang bisa mereka tubuhkan setajamnya, selembutnya. Sebutan Majelis Lidah Berduri berlaku efektif dimulai dari hari ini, 11 November 2022.

Di sisi lain, Ugoran Prasad menjelaskan bahwa perubahan nama ini bukan hanya sekedar memberikan nama pengganti, tapi lebih jauh dari itu ia berharap apa yang sudah ia dan kawan-kawan tekuni selama kurang lebih 20 tahun ini dapat menjadi wadah yang lebih bisa menaungi keluarga di dalamnya.

Tidak, kami tidak sedang mengumumkan sekedar “nama pengganti”, Melancholic Bitch akan tetap ada, tetap menjadi bagian yang tak bisa dipisahkan dari kerja kami, tapi waktu mendorong kami untuk menyesuaikan wadah kami agar lebih bisa menaungi kami hari ini, kita hari esok,” lanjut Ugoran Prasad menjelaskan bahwa ‘Melbi’ akan selalu ada dengan semangat yang sama.

Seluruh proses ini, sekali lagi, akan berjalan berangsur-angsur, seturut partisipasi kalian. Kami percaya, kita –suatu kerabat kecil nan intim– ingin terus rumbuh dan pantang khawatir dengan perubahan. Apapun namanya, percayalah, kami akan terus mengeluhkan silsilah dan keluh-kesah duka-lara kira dengan demikian genitnya. Kita akan terus menari-nari bersama demikian genitnya.” Pungkas Ugoran Prasad penuh haru.

Sedikit tentang Majelis Lidah Berduri, kini band ini berisikan Ugoran Prasad, Teguh Hari Prasetya, Septian Dwirima, Yennue Ariendra, Richardus Ardita, dan Pierna Harris. Dari segi pengkaryaan, band ini sudah memiliki album-album ikonik yang diantaranya Ananmnesis (2005), Balada Joni dan Susi (2009), Lagu-lagu yang Tidak Bisa Dipercaya (2011), Re-Anamnesis (2017) dan NKKBS Bagian Pertama (2017). Semoga setiap perubahan, langkah dan keputusan yang sudah mereka buat dapat mematik api semangat yang jauh lebih besar dari sebelumnya. 

BACA JUGA - And Bellyaches Memulai Hitungan Baru Lewat Karya Terbarunya

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner