“Montase di 7 Pagi”, Single Pamungkas Satu Per Empat Menuju Album ‘Pasca Falasi’

“Montase di 7 Pagi”, Single Pamungkas Satu Per Empat Menuju Album ‘Pasca Falasi’

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Satu Per Empat

“Montase di 7 Pagi” menggambarkan adaptasi Bismo dengan kota Jakarta, yang erat dengan citranya sebagai kota ter-macet, tempo yang cepat, dan perilaku warga ibukota yang beringas.

Digawangi oleh Bismo Triastirtoaji (vokalis), Audi Adrianto (gitaris), Rigaskara (bassis), dan Levi Stanley (drumer), ke empatnya sepakat untuk menorehkan kreasi mereka dalam wadah bernama Satu Per Empat. Berdiri pada tahun 2015 lalu, dan selama lebih kurang empat tahun perjalanan karir bermusiknya, Satu Per Empat telah melahirkan beberapa single dari mulai “Plaza”, “Alibi Abadi”, “Ephemeral”, dan “Supernova”.

Melanjutkan dari apa yang mereka torehkan pada single-single terdahulunya, Satu Per Empat kembali merilis lagu baru berjudul “Montase di 7 Pagi”, sebagai single terakhir sebelum kelahiran album perdana mereka, Pasca Falasi pada tahun 2020 ini. Tentang single ini sendiri menurut Bismo pada awalnya lagu dibuat bukan dengan sengaja dan kesadaran untuk membuat sesuatu yang mewakili apapun. “Prosesnya seperti mengalir gitu aja. Tapi, gua sadar–satu bait pertama di verse pertama adalah kondisi yang bahkan tidak pernah terpikir sekalipun oleh gua. Untuk terjebak di situasi, di mana gua merasa gua enggak bisa pergi ke mana-mana lagi”, ujarnya.

Artwork untuk single “Montase di 7 Pagi” (kredit tidak disertakan)

Lebih jauh berkisah tentang lagunya, “Montase di 7 Pagi” menggambarkan adaptasi Bismo dengan kota Jakarta, yang erat dengan citranya sebagai kota ter-macet, tempo yang cepat, dan perilaku warga ibukota yang beringas. Hal itu kemudian terhimpun menjadi pengalaman kolektif Bismo. Namun, layaknya sebuah kewajiban, tidak ada yang bisa dilakukan selain terus merasakan lelah sebagai konsekuensi yang pasti atas hidup. Meskipun sesekali kondisi ini bisa diatasi, tak jarang juga Bismo kewalahan secara fisik dan mental.

“Enggak tau, gua sih yakin ada orang yang merasakan hal yang sama seperti gua, menjalani sesuatu yang bahkan enggak pernah diinginkan, apalagi diangankan, tapi itu kewajiban. Gua punya harapan, tapi harapan itu pun toh enggak akan berbuat banyak, masih banyak hal penting yang perlu dipikirkan ketimbang mengeluhkan soal kemacetan yang sudah menjadi bagian penting dari Jakarta,” tulis Bismo.

Selain itu, berbeda dengan lagu-lagu lainnya dalam album Pasca Falasi, Bismo menulis “Montase di 7 Pagi” dengan begitu mengalir serta perasaan yang lega. Pun, Satu Per Empat menggarapnya tanpa perubahan-perubahan mayor. Sang gitaris, Audi Adrianto turut menjelaskan bahwa draf awal lagu ini sudah memiliki kerangka yang jelas. “Montase di 7 Pagi” dilepas di layanan digital music streaming (Spotify, Apple Music, Deezer, dan Joox) pada 17 Januari 2020 bersamaan dengan video klip garapan Greg Soegono. Sebelumnya, Greg Soegono pernah menggarap video klip “Plaza”, serta video klip “Ephemeral” dan “Supernova”.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by 1/4 (@satuperempat) on

BACA JUGA - Sekelumit Ikatan Emosional Manusia di Lagu “Call Me Blue” Milik Rasvan Aoki

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner