Pasca 13 Tahun Umur EP Skema Pembalasan Sempurna, Lumpur Kini Kembali Membawa Album Anyar
Sumber foto : Diambil dari siaran pers Lumpur
Sebelum album ini keluar, Lumpur lebih dulu menerbitkan dua single yang salah satunya menjadi judul album terbaru mereka “Aku dan Tuhanku”, serta “Concept of Faith” dalam format digital
Musik ekstrim begitu mencuat, juga mendapat respon positif ketika awal-awal mulai merambah kancah musik dalam negeri pada medio 90an. Saat itu, gelombang yang begitu masif tak hanya berdampak pada atensi dari para penggemar musik, namun juga membidani lahirnya band-band dengan aliran keras yang menjamur di muda-mudi. Sesepuh band metal yang lahir di tahun-tahun tersebut salah satunya adalah Lumpur, band ini telah terbentuk sejak tahun 1994 di Kota Bandung.
Lumpur mulai tercatat menerbitkan album perdananya pada tahun 2003 melalui Extreme Souls Production yang berjudul Escape Your Punishment bersama formasi ke-9 mereka yakni Putra (gitar), Fadly (vokal), Dicky (bass), Shincan (drum) dan Andre (gitar). Setelah album ini rilis, Lumpur harus melewati hiatus panjang hingga kembali aktif pada tahun 2011 dengan wajah dan member baru mereka yakni, dihuni Andry Gila (vokal), Dyo (bass) dan Dawan (drum). Di era tersebut, Lumpur berhasil mengeluarkan album kedua mereka namun dalam format EP yang berjudul Skema Pembalasan Sempurna, melalui New Standard Elite (Amerika Serikat).
Setelah mini album Skema Pembalasan Sempurna berumur 13 tahun, Lumpur kini kembali merilis album penuh mereka yang diberi judul Aku dan Tuhanku. Sebuah album yang mengemas tema personal dan berbicara tentang hubungan dengan sang pencipta. Kali ini Lumpur memilih rantai distribusi milik Brutal Mind, salah satu label indie yang berbasis di Jakarta dan identik telah menyalurkan rilisan-rilisan cadas.
Sebelum album ini keluar, Lumpur lebih dulu menerbitkan dua single yang salah satunya menjadi judul album terbaru mereka “Aku dan Tuhanku”, serta “Concept of Faith” dalam format digital. Di dua single tersebut, Lumpur mendapat respon dari pendengar mereka termasuk para kritikus musik yang menyebutkan bahwa gaya musik mereka cukup hangat dengan suasana salah satu band brutal death kebanggaan asal San Diego, California, AS, Disgorge. Putra dengan gaya riff brutalnya pun kemudian tak menyangkalnya dan ia mengaku sebagai garis keras pengagum Disgorge.
“Disgorge mempunyai khas dalam riff gitar dan ketukan drum serta vokal yang kejam. Tapi di proses pembuatan album ‘Aku dan Tuhanku’, kami sama sekali tidak mendengarkan Disgorge atau band manapun. Semua prosesnya mengalir begitu saja,” Ujar Putra sebagai gitaris yang telah bersama Lumpur sejak tahun 1999. “Tapi sekali lagi, saat proses pembuatan album ‘Aku da Tuhanku’, saya secara pribadi tidak mendengarkan band-band death metal manapun. Saya hanya bermain gitar mencari key-nya serta tangga nadanya dan berimprovisasi ke mana arah nada yang saya tuju,” pungkas Putra.
Kemudian Putra juga memaparkan kesan dibalik judul album yang mungkin terdengar tidak begitu sangar dan tidak begitu identik dengan sebuah album death metal. “Tema itu memang secara personal antara saya dan tuhan saya. Semua keluh kesah dalam perjalanan hidup ini. Dari beliau dan kembali lagi ke beliau sang khalik. Saya juga menggunakan bahasa Indonesia karena lebih nyaman pengucapan dan pencapaiannya,”.
Putra juga menanggapi kesan dari para metalhead luar yang mengira lagu “Aku dan Tuhan” serta “Concept of Faith” sarat akan kandungan religi dan hal itu dianggap suatu kelemahan. “Tema kami memang bukan tentang religi. Tema yang kami angkat tentang manusia dan Tuhannya secara pribadi bukan secara global,”. Kalimat, “Karena ini adalah antara aku dan tuhanku, kau tak perlu tahu dan mencari tahu” adalah penggalan lirik yang tertera dalam lagu “Aku dan Tuhanku”.
Album Aku dan Tuhanku direkam di Fun House Studio Bandung, bersama formasi ke-11 Lumpur yang terdiri dari, Saputra Ekonadi (gitar), Aghy Purakusuma (vokal), Zinedin Dwi Herlambang (drum) dan Muhammad Maulana Miraj (bass). Proses rekaman berjalan dengan baik sesuai keinginan Lumpur dan hanya menghabiskan waktu yang cukup singkat. Akan tetapi, tak lama setelah proses rekaman usai, pada 20 Oktober 2023 Maulana (bass) meninggal dunia yang disebabkan serangan jantung. Album ini menjadi persembahan terakhirnya.
Kini Lumpur digawangi oleh Saputra Ekonadi (gitar), Aghy Purakusuma (vokal), Zinedin Dwi Herlambang (drum) dan Gery Nurfallah (bass) sebagai pengganti posisi almarhum Maulana. Album terbaru Aku dan Tuhanku akan dirilis pada 31 Juli 2024 ini dibawah panji Brutal Mind dalam format fisik berupa CD dan format digital pada layanan DSPs. Lumpur juga akan menyertakan rilisan merchandisenya nanti. Sembari menunggu albumnya keluar, silahkan simak single “Aku dan Tuhan” serta “Concept of Faith” sebagai pengantar.
Comments (0)