Perdana Dari Retlehs, Sebuah Anomali Musik dan Lirik di Single “Matahari”

Perdana Dari Retlehs, Sebuah Anomali Musik dan Lirik di Single “Matahari”

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Retlehs

Lagu “Matahari” mengarah pada tendensi bunuh diri yang terus menggoda Hara sebagai sang penulisnya. Satu hal yang menjadi anomali tersendiri yang tertuang dalam single perdananya Retlehs

Konon katanya musik yang indah selalu dilahirkan dari tempat yang suram.  Satu hal yang nampaknya diamini pula oleh Hariara ‘Hara’ Hosea, Faizu Salihi, dan Erlinda Anatasha, trio shoegazer yang mengerucutkan pola bermusiknya dalam wadah bernama Retlehs. Terbentuk sejak April 2021, Retlehs memainkan deru sonik eksperimen yang mengawang dan rapuh dengan sentuhan alternative indie rock yang solid. Sesuatu yang menurut sang bassis, Hara berbanding lurus dengan kecenderungan mereka yang selalu ingin marah-marah dan tidak menyukai banyak hal. Hingga kemudian hal tersebut diaplikasikan dalam bentuk karya.

Secara harafiah, nama Retlehs berasal dari kata ‘shelter’ yang diucap terbalik. Itulah kenapa kemudian ketiga anggotanya menjadikan band mereka seolah sebuah rumah atau ruang bernaung, tempat perlindungan, wadah bagi segala macam kegelisahan, tepatnya kegilaan nokturnal di kala tengah malam menjelang, seakan mereka mencuri mimpi-mimpi manusia yang tengah tertidur lelap sebagai ide penulisan lagu. Salah satunya adalah “Matahari”. Single perdana dalam usia Retlehs yang tergolong masih orok. Sekaligus pembuktian kalau mereka tidak suka membuang waktu dan memilih untuk tancap gas produktif.

Secara musik, Retlehs terbangun dari para musisi yang berbeda latar dan pengaruh sehingga menjadikan musik mereka kaya warna, temperamen, dan juga daya kejut yang jujur. Di lagu ini juga terkandung suara dua vokalis perempuan lain yang dinyanyikan oleh Yuditri Regina Eufemia & Yuditha Irene Eufemia. Sedangkan yang bermain gitar adalah Savio Ligina dari band House You Live In. “Bisa dibilang mood musik kami itu ngawang malam-malam dan gelap. Mendekati unsur realita yang sekilas tampak seperti mimpi,” ujar Hara.

Lebih jauh berkisah tentang lagunya, menurut mereka judul “Matahari” diambil dengan pemaknaan anomali bahwa matahari merupakan simbol bintang terang yang menjadi sumber energi kehidupan demi menyinari cahaya kegelapan. Lagu itu juga, secara lirik mengarah pada tendensi bunuh diri yang terus menggoda Hara sebagai sang penulisnya. Manis pula bernaluri keterasingan campur paranoid. Matahari bicara tentang karma, masa lalu yang menghantui, dan usaha untuk memusnahkan rasa takut pada diri sendiri. 

“Pada saat itu gue tidak begitu percaya dengan adanya Sang Pencipta. Tapi di satu sisi juga merasakan keburukan atas dosa-dosa yang sudah pernah gue lakukan, dan gue takut jika akhirnya nanti memilih untuk bertobat, lalu kemudian hal tersebut akan mengubah pandangan orang-orang terhadap diri gue.” ujar Hara.

Sementara itu Joseph Saryuf – akrab dipanggil Iyub, selaku pemilik Sinjitos Collective menganggap Retlehs sebagai suatu paket lengkap, ibarat mendapat jackpot, akunya. “Secara kualitas musikalitas mereka keren banget, mengingatkan dengan apa yang dulu pernah gue tulis. Mereka sudah tahu ke mana arah imaji kreasi selanjutnya akan dibawa,” cetus Iyub yang dikenal sebagai pendiri band shoegaze seminal Sugarstar dan duo Santamonica. Dan bagi Sinjitos Collective sendiri mengontrak Retlehs seperti mengembalikan label rekaman tersebut kembali ke marwahnya, setelah terakhir kali meriliskan album band post punk, The Porno 12 tahun silam.

Dalam agenda ke depannya, Retlehs yang telah menulis total empat lagu akan terus mendekam di studio untuk menambah katalog mereka, mengingat rencana lanjutan paska perilisan ini adalah target menerbitkan dua buah album mini sebelum diteruskan dengan debut album penuh. Selain itu Retlehs juga baru saja mengeluarkan sebuah lagu internal berdurasi 50 detik dengan warna musik hardcore tepat di hari raya Halloween berjudul “sp00k”. Namun sebelum menyimak seperti apa album penuh dari Retlehs, simak terlebih dahulu single “Matahari” melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Berjarak 13 Tahun Pasca Debut Albumnya, Holy City Rollers Berevolusi di Mini Album ‘Evolve’

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner