Sajian Melankolis nan Mistis Dari Sieve di Single Terbarunya

Sajian Melankolis nan Mistis Dari Sieve di Single Terbarunya

Sumber Foto : Diambil dari rilisan pers Sieve

Dibalut dengan nuansa melankolis, mistis, dan misterius, hal tersebut jadi bentuk pemikiran Alexandra yang kemudian menuangkannya dalam lirik lagu "Kelopak Angsa" yang bercerita tentang penantian tiada akhir

Pemilihan tema dalam pembuatan sebuah lagu tentunya sangatlah penting karena akan menentukan suasana dari lagu tersebut. Jika tema dan suasana tidak sesuai, maka besar kemungkinan lagu yang dibuat akan kurang menarik. Banyak band Indonesia yang konsisten dengan tema dan suasana dari lagu-lagunya, salah satunya adalah Sieve. Berselang tiga Minggu dari perilisan album penuh bertajuk Biara, Sieve kembali menelurkan karyanya dengan merilis single kedua berjudul "Kelopak Angsa". Lagu yang begitu berbeda karakter dengan lagu-lagu Sieve lainnya yang gelap, "Kelopak Angsa" tampak melankolis namun tetap mistikal dan misterius.

Sang vokalis, Alexandra J Wuisan mengungkapkan bahwa single ini sejatinya adalah lagu demo Sieve yang masih berbentuk kerangka lagu yang belum rampung sepenuhnya. Namun lagu demo tersebut justru dibangun dengan rapi dan tetap layak didengarkan. “Rencananya malah isian akustik gitar di Kelopak Angsa tidak akan ada di bayangan final lagu tersebut. Tapi Riza memainkan akustik gitar malah rapi. Padahal sekadar track guide saja,” Ucap Alexandra yang juga vokalis Gergasi Api.

Proses kreatif lagu "Kelopak Angsa" dilakukan oleh Richard Riza dan Regina Rina. Bersama lagu Fake Ballad dan Kediri Bersemi, ketiga lagu tersebut masih berkonsep demo dan belum siap rilis. Namun Riza dan Rina merekam fondasi musik ketiga lagu tersebut dengan baik dan dipersiapkan untuk album Sieve berikutnya ketika itu. “Ketiga lagu belum final. Makanya kami sematkan titel unreleased songs. Dibuat setelah kaset Biara dirilis untuk album selanjutnya. This is demo version. Masih raw,” kata Alexandra.

Dibalut dengan nuansa melankolis, mistis, dan misterius, hal itu jadi bentuk pemikiran Alexandra yang menggemari karya-karya Neil Gaiman (seorang pengarang terkenal) dan menuangkannya dalam lirik lagu "Kelopak Angsa" yang bercerita tentang penantian tiada akhir. “Lirik tentang seseorang yang menunggu kekasihnya untuk bertemu, her hopes and her fears,” kata Alexandra. Menariknya, elemen akustik di lagu "Kelopak Angsa" yang awalnya draft demo dan tak diniatkan menjadi elemen instrumen di lagu, justru mampu jadi balutan yang padu dengan lirik indah dan melankolis yang tidak lazim. Anoa Records pun sampai harus meyakinkan Alexandra J. Wuisan betapa "Kelopak Angsa" harus menjadi salah satu single utama selain "Furis Atonement" yang sudah dirilis pada 31 Oktober lalu. “Ini lagu bagus banget, lirik dan lagu, plus akustiknya bikin lagu ini misterius namun melankolis. Senangnya bisa meyakinkan Alexandra soal Kelopak Angsa,” Ungkap Peter dari Anoa Records.

"Kelopak Angsa" kini sudah didengarkan di berbagai platform streaming dan bisa dibeli format wav/mp3 di the storefrontclub. Rilisan fisik format CD sudah bisa dibeli di berbagai toko musik.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner