Setahun Beristirahat, Glaskaca Kembali Dengan Merilis Dua Single Sekaligus

Setahun Beristirahat, Glaskaca Kembali Dengan Merilis Dua Single Sekaligus

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Glaskaca

Dalam single berjudul “Killjoy” dan “Dialog” pendengar bisa merasakan bermacam sisi yang akan ditunjukan Glaskaca pada tahun ini, yakni spektrum luas dan berbahasa ganda.

Sempat menyatakan diri istirahat sejenak untuk bermusik di Glaskaca, Dias Widjajanto, Rayhan Noor dan Wisnu Ikhsantama kembali melahirkan sebuah karya, yang kemudian menjadi sepadan dengan waktu yang mereka gunakan untuk menyerap energi pula ide kreatif, sampai akhirnya karya baru bisa terlahir. Tidak hanya satu, mereka merilis dua single sekaligus sebagai penanda kembalinya mereka dari istirahat panjang. Adalah “Killjoy” dan “Dialog”, dua buah lagu yang mereka daulat sebagai single terbaru, pula sebagai kelanjutan dari episode perjalanan bermusiknya.

Ditambahkan juga oleh mereka jika kedua single tersebut merupakan pembuka dari rentetan karya yang akan dirilis secara bertahap tahun ini, dan akan dirangkum dalam album penuh kedua Glaskaca pada penghujung tahun, setelah sebelumnya merilis dua EP, Identity dan Staedig pada tahun 2016 dan 2017, serta album penuh pertama, Adendum pada tahun 2018.

Tentang musiknya sendiri, mereka menghadirkan nuansa yang terbilang kontras pada dua lagu tersebut. Bukan tanpa alasan, karena menurut band yang terbentuk tahun 2013 ini hal itu dibuat sengaja seperti itu agar pendengar bisa merasakan bermacam sisi yang akan ditunjukan mereka pada tahun ini, yakni spektrum luas dan berbahasa ganda. Hentakan alternative rock dengan balutan bebunyian gitar fuzzy yang kental terdengar pada nomor “Killjoy”, yang juga merupakan lagu berbahasa Inggris pertama Glaskaca setelah tiga tahun, sedangkan “Dialog” menawarkan nuansa synth pop khas tahun 80an dengan ritem gitar dan sound drum yang berkarakter kuat.

“Di babak baru ini, saya juga ingin menambahkan dimensi baru dalam lirik Glaskaca. Lagu “Killjoy” merupakan social commentary tentang sifat suka membanding-bandingkan, mencibir dan tidak senang melihat kesenangan orang lain yang dipacu oleh tingginya intensitas aktifitas manusia di sosial media. Lirik yang berisi social commentary merupakan ranah yang belum pernah disentuh oleh Glaskaca sebelumnya”, pungkas Rayhan selaku penulis lirik utama di Glaskaca. “Lirik kontemplatif khas kami seperti yang terdengar pada karya-karya kami sebelumnya tetap ada pada “Dialog”, tambahnya kemudian.

Glaskaca yang kini beranggotan tiga orang personil ini, memproduseri, merekam dan mengerjakan post production kedua lagu tersebut secara mandiri. “Setelah pergi beristirahat selama setahun, masing-masing dari kami pulang membawa ilmu yang lebih banyak dari sebelumnya baik dari pengalaman menulis dan memproduseri musisi lain maupun bermain sebagai session player di berbagai proyek”, ujar Dias. Sebagai tambahan, ketiga personil Glaskaca terhitung aktif di berbagai proyek musik, menulis dan memproduseri berbagai lagu hingga saat ini, seperti Rayhan dan Tama yang tergabung dalam Hindia & Lomba Sihir, serta Dias yang kerap kali membantu Tashoora. 

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by glaskaca (@glaskaca) on

BACA JUGA - Tradeto ; Tentang Moniker, Musik, dan Isu Alam

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner