Tentang Toxic Relationship Tersaji di Single Baru EÄZZ

Tentang Toxic Relationship Tersaji di Single Baru EÄZZ

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers EÄZZ

Tema dalam single terbaru EÄZZ, “The Greatest Part From Ocean Eyes” muncul lebih muram. Ia bercerita tentang hubungan beracun yang dijalani oleh sang teman dan mantan pasangannya.

Satu lagi musisi yang mencoba membuktikan jika perkara pandemi tidak jadi halangan untuk berkarya. Sederet musisi yang terkena dampak dari wabah ini nyatanya masih punya energi untuk melahirkan karya. Memusatkan segala pola  kreasinya pada wadah bermusik yang mereka amini sebagai ‘terapi’ untuk tetap waras, mengingat musik menjadi pilihan masuk akal untuk menyembuhkan diri.

Alfi Fisrifan termasuk salah satunya. Dia yang muncul ke permukaan dengan moniker EÄZZ kembali hadir lewat single terbaru berjudul “The Greatest Part From Ocean Eyes” pada Jum’at, 11 September 2020 kemarin. Kemunculan EÄZZ sekarang dinilai berbeda ketimbang sebelumnya. Dibandingkan materi terdahulu, kini Alfi menempuh proses pendewasaan serta referensi musik yang lebih segar, dan single “The Greatest Part From Ocean Eyes” adalah buktinya.

Tentang hal tersebut diakui oleh Alfi yang mengatakan jika referensi yang dimainka jomplang jauh dengan lagu-lagunya yang lalu. “Sekarang lebih sendu, sementara kemarin nada-nadanya ceria. Kiblat musik saja sudah beda, terpengaruh oleh Beach House, Slowdive, dan Sigur Ros,” kata Alfi.

Selain itu, menurut rilisan yang DCDC terima, tema dalam “The Greatest Part From Ocean Eyes” juga muncul lebih muram. Ia bercerita tentang hubungan beracun yang dijalani oleh sang teman dan mantan pasangannya. Pengalaman buruk tersebut, sedikit banyak diwakili lewat siratan lirik yang ada di dalam lagu “The Greatest Part From Ocean Eyes” ini.

“Teman saya sampai berhenti jadi atlet karena mantan pacarnya posesif. Terus suka marah-marah enggak jelas bahkan menyakiti diri sendiri. Hal tersebut dilakukan berulang-ulang sampai teman saya sadar, hubungan yang dia jalani enggak sehat,” ujar Alfi. “Dampak toxic relationship itu besar buat diri sendiri, ada perang batin yang lantas mengganggu sekali bahkan saat kita mau melakukan aktivitas sehari-hari,” tambahnya.

Secara proses kreatif diakui oleh Alfi jika penggarapan lagu berlangsung dari Maret hingga Agustus 2020. Varis Sechan (Hometracks Studio) masih membantu penataan vokal, drum oleh Harish (Aillis), sementara Alikbal Rusyad (The Pandora Labs) kembali dipercaya menangani mixing serta mastering.

Sebagai tambahan, single “The Greatest Part From Ocean Eyes” kemudian didaulat juga sebagai pengantar album EÄZZ yang masih dalam proses pembuatan. Alfi mengaku butuh waktu dan konsentrasi agar paket materi tersebut rampung lebih detail dan sempurna dibanding EP Aisle kemarin. Selain album, EÄZZ juga berencana merilis diecast. Sebuah inovasi unik, mengingat jarang musisi melakukan ini.

BACA JUGA - Tentang Dinamika Hubungan yang Terkasih Tersaji di Single Baru Bryan Christopher

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner