The Fox and The Thieves Merilis Tiga Single Untuk Menjembatani Albumnya

The Fox and The Thieves Merilis Tiga Single Untuk Menjembatani Albumnya

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers The Fox and The Thieves

Dilatari ragam perspectif seperti yang mereka terjemahkan lewat ketiga singlenya, menegaskan jika album Hyperdiversity lukiskan keberagamaan sebagai sesuatu yang dinamis dan menakjubkan.

Memproklamirkan diri sebagai band yang mengetengahkan musik Heavy Phsychedelic Rock sebagai identitas karyanya, band asal Bandung The Fox and The Thieves menjalani hampir satu dekade perjalanan bermusiknya dengan terus melahirkan karya. Yang terbaru, mereka merilis tiga single sekaligus berjudul “Manipulators March”, “Precious”, dan “Vertical Locomotive”. Menjadi istimewa karena perilisan ketiga single tersebut merupakan jembatan menuju peluncuran album terbaru mereka berjudul Hyperdiversity.

Band yang digawangi oleh AL (vokal dan bass), Bonky( gitar),  Aldo (synth), Ibam (gitar), dan Kevin (drum) ini menuturkan jika ketiga singlenya ini banyak berisikan tentang hal-hal personal yang direspon dari ragam sudut pandang, hingga kemudian diaplikasikan mereka lewat sebuah lagu. Contohnya saja di single pertama mereka, “Manipulators March” yang menceritakan tentang kegelisahan akan banyaknya manipulasi paradigma di kehidupan sehari-hari yang dilakukan oleh para “penguasa”. Kemudian single kedua, “Precious”, yang menceritakan tentang kata “berharga” yang berlebihan bisa melampaui rasa itu tidak selalu penting, karena ada perasaan yang lebih dari berharga, yaitu cinta, sehingga menciptakan candu yang fana. Sedangkan untuk single ketiganya, “Vertical Locomotive”, diakui oleh mereka berkisah tentang pengalaman yang terjadi di dalam lokomotif tentang lika liku naik turunnya dimensi yang didapatkan ketika melakukan sebuah perjalanan.

Dilatari ragam perspectif seperti yang mereka terjemahkan lewat ketiga singlenya, hal tersebut kemudian berujung pada sebuah kesimpulan jika secara garis besarnya album Hyperdiversity tersebut merupakan bentuk proses dalam berkarya, yang tanpa disadari keberagamaan itu merupakan sesuatu hal dinamis yang menakjubkan. Sebagai tambahan, proses penggarapan album Hyperdiversity dilakukan di Red Musik Studio - Setiabudi, Bandung mulai dari proses rekaman/Tracking, Mixing, dan Mastering yang terhitung sejak bulan Mei 2017 sampai dengan Mei 2019, dengan bantuan engineering Hadian, Indra Severus dan Adis.

BACA JUGA - “(Oh) Kau Kobam”, Cara The Rang-Rangs Menulis Lagu Cinta Bergaya Punk

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner