Usung Musik Bernuansa Retro Era ‘80-an, Pelita Groove Rilis EP Perdana Bertajuk ‘Sendikale’

Usung Musik Bernuansa Retro Era ‘80-an, Pelita Groove Rilis EP Perdana Bertajuk ‘Sendikale’

Sumber foto : Diambil dari siaran pers Pelita Groove

Meski datang dari generasi canggih, Pelita Groove berhasil menghadirkan kembali nuansa musik ‘80-an yang sedemikian kental ke atas panggung dan akrab di telinga para penggemar

Tak hanya membawa sisi nostalgia yang mungkin dijumpai oleh penggemar dari generasi sebelumnya. Musik dengan nuansa retro, telah menjangkau pendengar baru dan akrab di telinga para penggemar dari lintas generasi. Bahkan, salah satu grup musik yang anggotanya datang dari generasi z pun berhasil menyajikan denyut dan irama musik yang pernah memuncak di era ‘80-an dengan apik.

Kelompok musik anyar bernama Pelita Groove, memulai debutnya dengan merilis single bertajuk “Jingga Kota”. Dibentuk di Kota Mataram, Lombok, baru-baru ini mereka kembali merilis debut EP/mini album bertajuk Sendikale pada 23 Agustus 2024, dalam format digital melalui kerja sama dengan label rekaman indie Demajors.

Meski datang dari generasi canggih, Pelita Groove yang beranggotakan Olan pada vokal, Angger pada kibor, Eky pada drum, Feby pada gitar bas, dan Rafi pada perkusi. Mereka berhasil menghadirkan kembali nuansa musik ‘80-an yang sedemikian kental ke atas panggung dan akrab di telinga para penggemar belantika musik nusantara.

Dalam EP perdana Sendikale terdapat enam lagu yang dimulai dengan “Flamboyan” pada trek pertama, liriknya diambil dari puisi Ruhma Ruksalana Huurul’in, salah satu penyair Lombok. Lalu dilanjut dengan lagu “Sendikale”, kemudian “Jingga Kota” yang merespons keindahan kota Mataram.

Tiga trek selanjutnya dihadirkan dengan tema yang lebih mendalam, “Dalam Ramaiku Merasa Sepi” yang akan menjadi teman dalam merayakan kesepian, “Kesedihan Ini” yang menjadi cara menyelami kesedihan sedalam-dalamnya, dan ditutup dengan lagu “Sadar Diri” yang menjadi focus track album, bercerita tentang lika liku kisah cinta berujung penolakan.

Secara keseluruhan, Pelita Groove membawa musik sendu berbalut irama dansa yang termanifestasi dalam EP Sendikale. ‘Sendikale’, memiliki makna senja, momen terbenamnya matahari, telah ditafsirkan oleh mereka sebagai nuansa dari rasa sepi, kesedihan, dan proses kepergian atau kehadiran yang bersifat sementara.

Pelita Groove juga menyampaikan bahwa mereka mewakili perspektif generasi saat ini sebagai titik berangkat mengolah lirik, diawali dari elaborasi pengalaman Olan, sang vokalis. Selain lagu “Flamboyan” yang merupakan hasil alih wahana Pelita Groove terhadap puisi Ruhma Ruksalana Huurul’in, salah satu penyair Lombok, seluruh lirik lagu ditulis olehnya.

Olan, yang sebelumnya menggeluti rap, kemudian bergerak mengulik musik-musik yang pernah populer di era ‘80-an. Selang waktu berjalan, dan dengan modal nekat, ia bersama empat teman sejawatnya, Eky, Angger, Feby, Rafi, mengenalkan Pelita Groove sebagai nama kelompok musik mereka.

Silahkan simak EP perdana Pelita Groove bertajuk Sendikale yang telah beredar melalui berbagai layanan musik digital streaming platforms pada umumnya, seperti Spotify. Dengarkan melalui tautan di bawah ini.

BACA JUGA - Kritisi para Penggila Ketenaran, Bennet A.K.A Lampiaskan dalam Single “Too Slow”

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner