Awal Koleksi Rilisan Fisik dan Bisnis

Ketika zaman masih SD di tahun 80-an, saya sering mendengarkan kaset milik orang tua di rumah, seperti mendengarkan artis Gito Rollies, Deddy Stanzah, dan lain-lain. Di situ, jiwa rock saya memberontak. Saya pikir pasti ada musik rock yang lebih keren lagi. Ketika masuk SMP dan memiliki uang jajan bulanan, di situ saya mulai membeli kaset sendiri. Seingat saya, kaset Godbless album Menjilat Matahari dan kaset Festival Rock Se-Indonesia Ke-V yang saya beli semakin membuat saya mencintai musik rock .

Awal tahun 90, saya membeli kaset album perdana Slank yaitu Suit.. Suit.. He.. He.. (Gadis Sexy) dan Power Metal dengan album Power One. Di sinilah saya mulai mengoleksi kaset-kaset rock Indonesia. Akhirnya, saya bertemu kawan sekelas yang juga menyukai kaset rock. Saya diberi pinjam kaset Judas Priest, Yngwie Malmsteen dan Europe. Setelah itu, saya mulai membeli kaset rock barat, seperti Metallica, Helloween dan lain-lain.

Masuk SMA di Bandung tahun 1991. Semakin banyak kawan dan hampir semuanya metalhead alias fanatik musik metal. Ditambah waktu itu Bandung punya radio GMR Rock Station yang membuat saya mengasah dan menambah wawasan musik rock. Juga, pengetahuan saya bertambah semenjak berlangganan Majalah HAI yang juga banyak membahas band-band rock, dari Nirvana, Sepultura, Metallica, Megadeth, Bon Jovi dan lain-lain.

Bisa dibilang, awal 90-an jadi puncaknya musik metal di Indonesia, apalagi dengan datangnya Sepultura dan Metallica yang saat itu mengadakan konser di Indonesia. Hampir semua pemuda zaman itu terpengaruh oleh musik mereka, dan tidak lupa dengan dandanan khas anak metal, yaitu celana jeans hitam, kaos gambar tengkorak dan kemeja flannel. Apalagi di tahun 94, ketika mulai muncul istilah underground di kalangan anak metal. Istilah itu dipakai untuk band-band yang baru berdiri dan bermain musik metal.