Mengajar Vokal karena Dendam Pribadi

Mengajar Vokal karena Dendam Pribadi

Kesenangan saya tehadap extreme vocal membuat saya semakin penasaran dan mencari lebih banyak lagi segala hal mengenai extreme vocal. Semakin banyak band yang saya dengarkan dengan genre musik yang berbeda, semakin saya mencari tahu dan mempelajari cara memproduce vokal tersebut. Awalnya coba-coba dengan ilmu sok tahu, tanya sana-sini yang didapat malah sakit hati… Kenapa sakit hati? Ya, saat haus-hausnya mencari tahu dan mempelajari berbagai macam jenis vokal, di sana saya mengalami pengalaman pahit yang membentuk saya seperti sekarang ini.

Saat saya meyakini bahwa ketika saya ingin tahu sesuatu, maka saya harus berani bertanya kepada orang yang lebih tahu, maka saya pun melakukannya. Saya bertanya cara memproduce vokal growl yang baik dan benar kepada dua vokalis yang menurut saya dua orang tersebut adalah vokalis yang mempunyai karakter vokal yang bagus, tapi kecewanya saya saat itu ketika mendapat jawaban dari keduanya, mereka tidak ingin berbagi ilmu vokalnya. Mereka berdua tidak mau orang lain melampaui skill vokalnya. Dengan jawaban “Ya gitu aja”, “Ya gitu lah…” di situ saya mulai terpacu untuk melampaui mereka dan berjanji bila suatu saat saya sudah tahu ilmu dan cara memproduce berbagai jenis karakter extreme vocal yang benar, saya akan membagikannya kepada mereka yang ingin serius belajar.

Perasaan kecewa dan dendam tersebut saya coba salurkan dengan cara yang baik, yaitu dengan cara membagikan pengetahuan mengenai vokal kepada teman-teman vokalis yang serius ingin belajar. Saya sih gak mau jadi orang yang pelit ilmu, toh bila ada orang yang belajar dari saya dan mereka menjadi hebat, karakter vokalnya lebih baik dari sebelumnya ataupun lebih baik dari vokal saya sekalipun maka hal tersebut akan menjadi suatu kebanggaan yang tidak ternilai, suatu pencapaian untuk saya pribadi, terlebih lagi saya merasa bahagia bila bisa membantu orang, meskipun itu hanya ilmu vokal.

Awal tahun 2000-an informasi tidak semudah sekarang. Sulitnya mencari informasi justru membuat saya mencari tahu lebih banyak lagi di manapun dan dari siapapun. Dimulai dengan sering me-review band dengan karakter vokal yang kuat hingga sering sharing dengan teman-teman sesama vokalis. Sharing dengan vokalis senior dari dalam dan luar kota, masih banyak vokalis senior yang baik yang mau berbagi pengetahuan mereka dan banyak juga dari mereka mau berdiskusi tentang ilmu extreme vocal.

Hingga tahun 2004, saya menemukan pola belajar vokal dari Mellisa Cross. Beruntungnya saya karena salah satu teman yang sering order DVD impor meminjamkan DVD pengajaran Mellisa Cross, dan dari sana saya bisa mengoreksi dasar vokal saya yang selama ini saya pelajari sendiri tanpa adanya tutor ataupun guru. DVD tersebut jadi salah satu bahan diskusi bersama beberapa orang vokalis seangkatan saat itu. Kami semua mengumpulkan bahan pembahasan tiap kali kita bertemu. Dari sekian banyaknya teman vokalis seangkatan, hanya beberapa orang yang serius menggali teknik extreme vocal yang benar.

Biasa dipanggil Popo Puji. Lahir dan besar di Kota Bandung. Tertarik pada skena musik ekstrem semenjak Sekolah Dasar dan mulai belajar musik dan tergabung dalam band dengan mencoba berbagai genre musik, seperti hardcore punk sampai terakhir terjebak dalam genre death metal. Vokalis death metal band bernama Demons Damn semenjak tahun 2009 dan merilis album padatahun 2013. Beberapa kali menjalani pekerjaan di perusahaan besar tapi hanya merasakan kejenuhan hingga akhirnya memutuskan untuk tidak kembali bekerja di perusahaan manapun dan memilih membuat karya dan movement. Aktivitas sehari-hari menjalankan usaha clothing line bernama Evergrind, melatih atau memperbaiki teknik ekstrem vokal beberapa vokalis yang akan melakukan tur atapun yang akan masuk studio rekaman.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner