Mereka yang Akan Menggeser Tren Musik Pop

Mereka yang Akan Menggeser Tren Musik Pop

Kalau kalian bosan dengan musik pop arus utama, mungkin empat band ini akan memberi warna yang lebih segar di kuping kalian. Phonetic, The Couch Club, BLEU HOUSE dan White Chorus akan menggeser tren pop saat ini

Beberapa hari ini saya sedang sering mendengarkan playlist spotify dari teman-teman yang bertajuk Bandung New Riot yang dibuat karena keresahan terhadap narasi “Band Bandung pada kemana ya? Kok Sepi?” yang selalu dibawa oleh satu kanal youtube idola remaja masa kini. Hal itu selalu ditanyakan ke setiap narasumber musisi veteran asal Bandung. Walaupun kebanyakan yang hadir di playlist ini kebanyakan adalah band dengan hentakan kencang yang membuat panas moshpit, namun, ada juga band/musisi bergenre pop yang rasanya terasa pas sebagai ajang untuk kuping beristirahat sejenak, ditengah gempuran kencang band-band yang memanaskan moshpit tadi.

Bicara soal pergerakan musik pop, kalau dibandingkan dengan kebangkitan skena Hardcore rasanya tidak kalah mentereng. Perbedaannya, kalau di skena Hardcore di Kota Bandung mengalami fase kebangkitannya yang diprakarsai oleh band muda macam Bleach dan Prejudize, di skena pop justru sedang mengalami pergeseran tren yang memasukkan unsur genre lain dalam pengerjaan karya mereka seperti R&B, Soul, Jazz dan Hiphop.

Saya mempunyai beberapa jagoan band pop yang disinyalir bisa menjadi ‘penggeser’ di skena musik pop di Kota Bandung.

Phonetic

“Kalau Malang punya Coldiac, Bandung punya Phonetic”, itu adalah kalimat yang pertama kali saya keluarkan kala mereka mengirimkan press release untuk single perdana mereka yang bertajuk Make It Better. Bagi saya mereka memilih influence yang tidak salah, yakni band asal Inggris, The 1975. Disisi lain banyak teman-teman saya yang berucap “Halah, ini mah plagiat 1975 banget”. Saya sih cuman tertawa, karena justru warna musik pop seperti ini (sejauh pengamatan saya) di Kota Bandung agak kurang. Maka dari itu, keberadaan Ario, Amen, Icey dan Aria menjadi pembeda. Track favorit saya pribadi dari mereka: “Love, Somebody Like You” dan “Make It Better”. Sisanya kalian dengar sendiri EP mereka

The Couch Club

Kalau kalian mencari musik Pop dengan sentuhan R&B, Hiphop dan bass yang groovenya luar biasa saya merekomendasikan mereka ada di playlist kalian. Grup yang terdiri dari Vai Siagian aka KING T, Atria Lintang, Belva Prabowo aka SBPLUSIX dan Ghifari aka GALLYGLITCH menyediakan itu semua. Cocok untuk menjadi pengantar kalian menyetir dijalan menuju pesta anak muda di club bilangan Tamansari yang kini sudah gulung tikar karena pandemi. Oh iya, tahun ini mereka merilis EP spilt bersama band Hardcore yang tadi muncul di awal tulisan yaitu, Bleach dengan tajuk Intermezzo. Sebuah cross genre yang amat total, walaupun mereka hanya berkolaborasi di satu lagu dan durasinya hanya 1 menit. Ya, namanya juga Intermezzo.

BLEU HOUSE

Rekomendasi selanjutnya ada BLEU HOUSE. Trio pop ini memasukan unsur musik elektronik dan Soul dalam karya mereka. Pertama kali saya membahas mereka di Minggulibur Podcast adalah ketika mereka membawakan ulang lagu dari solois senior asal Amerika Serikat, Diana Ross, yang berajuk “I’m Coming Out”. Selang waktu berlalu, mereka merilis lagu “Fall in Love” dan “Dramatic” pada tahun 2021 lalu. Tarik mundur ke 2018, di mana single perdana mereka bertajuk “Waste My Time” masih kental dengan pop dan elektronik musik, hingga hal tersebut kemudian terus berprogres seiring musikalitas yang terus berkembang dari trio ini. Saat ini mereka menambah unsur 70s dan 80s Soul dalam karya-karya yang menjadi pedewasaan musik Mamoy, Fitha dan Ratih seiring waktu.

Sheeka

Sheeka merupakan proyekan lain dari Ratih Putria (salah satu personil BLEU HOUSE). Selain Ratih, Sheeka ini beranggotakan Tyara Ardita, Chaeluminati, Ghilang Prassetya, Diaz  Guntara aka Laksamana Landrims dan Zulfikar Etsa. Pop yang dihadirkan Sheeka adalah pop yang mencampurkan disko 80an yang digandrungi oleh banyak anak muda masa kini, salah satunya karena duo Diskoria Selekta yang membuka “mesin waktu” untuk membangkitkan musik disko Indonesia. Satu lagu bertajuk “Hadirmu” dari Sheeka ini terasa bak suasana pesta malam minggu tahun 1986 di rumah orang kaya jalan Cipaganti Bandung, dengan vinyl set tapi dengan sound yang lebih modern. Bagi saya yang mendengarkan disko Indonesia ini adalah pendatang baru yang patut untuk diperhitungkan

White Chorus

Rekomendasi terakhir, ada White Chorus. Beranggotakan Emir Agung Mahendra aka Analog Chorus dan Clara Friska Adinda, duo pop ini memasukan sentuhan lo-fi Hiphop dan sedikit Triphop yang agak dark, mengingatkan saya kepada duo asal London, Inggris yang mirip dengan White Chorus ini bernama Oh Wonder. Kalau dibandingkan dengan proyekan Emir bersama Loner Lunar yang terkesan serius dan bikin mikir, White Chorus adalah media pelarian atas itu semua. Banyak testimoni hadir dari teman-teman, ada yang bilang mirip Lana Del Rey, Billie Eilish atau sekedar memuji karya mereka. Pencapaian White Chorus tahun kemarin adalah merilis album penuh perdana mereka yang bertajuk FASTFOOD yang benar benar seperti makanan cepat saji karena semua materi dan lirik sudah ada dan tinggal dirilis. Begitupun saya sebagai pendengar yang tinggal ‘makan’ karena materi dalam album ini memang mudah ‘dimakan’.

Kalau kalian bosan dengan musik pop arus utama nan menye menye macam Juicy Luicy atau Tulus, mungkin empat band diatas dengan kemasan berbeda memberi warna yang lebih segar di kuping kalian. Juicy Luicy atau Tulus memang sedang diatas market musik pop, tapi sekali lagi, Phonetic, The Couch Club, BLEU HOUSE dan White Chorus, mereka adalah band yang akan menggeser tren pop saat ini.

BACA JUGA - Serba Serbi Pedal Efek Gitar

Ichsan 'Minggulibur' Pratama

Ichsan Pratama aka Minggulibur, seorang Podcaster yang membahas musik. Mengidolakan Pat Metheny dan Billy Corgan.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner