Beeswax Menutup Akhir Tahun Dengan Bermain Peran Sebagai Korban Toxic Relationship

Beeswax Menutup Akhir Tahun Dengan Bermain Peran Sebagai Korban Toxic Relationship

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Beeswax

Beeswax yang sebelumnya hanya sekedar terlibat di video musik mereka sebagai pemain musik, kali ini dituntut untuk memainkan peran lewat arahan sutradara Prialangga.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menutup akhir tahun, bisa dengan pesta perayaan atau juga bisa dengan melahirkan karya, seperti apa yang dilakukan oleh kuartet ‘emo’ asal Malang, Beeswax. Band ini menutup tahun 2018 dengan merilis karya terbaru dalam bentuk sebuah video musik dari lagu “Maze Of Mind”, pada tanggal 21 Desember kemarin.

Video musik “Maze of Mind” sendiri merupakan video musik ketiga Beeswax dari album ketiga Beeswax, Saudade, dimana sebelumnya mereka juga telah merilis dua buah video musik berjudul “Fix” dan “Refugee”. Lagu “Maze of Mind” tersebut merupakan kolaborasi Beeswax dengan penyanyi asal Malang, Steffani BPM, dimana menurut rilisan pers yang DCDC terima nantinya lagu ini juga akan dirilis sebagai single digital tersendiri, dan rencananya akan keluar pada tanggal 25 Desember 2018.

Untuk menguatkan visual lagu “Maze Of Mind”, Beeswax melibatkan Prialangga, sebagai orang yang duduk di bangku sutradara. Tentang Prialangga sendiri, sutradara ini sebelumnya banyak terlibat dalam karya-karya visual dari Coldiac, Sal Priadi, hingga Brigade 07. Dan untuk lagu “Maze of Mind” ini Beeswax menuturkan jika Prialangga sanggup mempresentasikan isi lagunya yang bercerita tentang kekecewaan seseorang terhadap pasangannya, dengan balutan cerita yang tidak biasa.

Lebih jauh tentang video musik “Maze Of Mind”, Prialangga menuturkan jika ia terinspirasi pengalaman pribadi serta berbagai macam gejolak kesedihannya selama setahun belakangan, lalu merangkumnya ke dalam sebuah narasi yang melibatkan toxic relationship, hingga kelainan mental yang dialami para tokohnya. Lagu “Maze Of Mind sendiri menurut Prialangga dirasa tepat untuk menuangkan ide-ide serta simbolisme yang dia pikirkan.  

Untuk menambah solid secara teknis pembuatan video musiknya, Prialangga dibantu oleh stylist Titi Savitri, make-up artist Madu Kinanti, dan DoP Adi Fathul Ardy, serta tim lighting, logistik dan artistik, dimana untuk pembuatan video musknya ini hanya memakan satu hari penuh. Menariknya lagi, Beeswax yang sebelumnya hanya sekedar terlibat di video musik mereka sebagai pemain musik, kali ini dituntut untuk memainkan peran, yang juga melibatkan Steffani BPM dan Madu Kinanti sebagai modelnya. 

Lebih jauh mengenai video klip ini, Prialangga juga menambahkan elemen-elemen yang sebelumnya ada di video “Fix” dan “Refugee”. Ketika ditanya tentang alasan dirinya yang menambahkan elemen dari video “Fix” dan “Refugee”, menurut Prialangga karena video musik “Maze Of Mind” ini semacam penutup era album ketiga Beeswax, dimana hal tersebut dikemas dengan benang merah didalamnya, sehingga harus berhubungan dengan dua video musik sebelumnya. Dengan menggunakan pencahayaan temaram yang didominasi warna merah dan hijau, kesan gloomy dan mencekam berhasil dimunculkan lewat karya ini. Sebagai tambahan, video ini wajib ditonton hingga akhir karena menyimpan suatu twist yang bisa membuat penontonnya bergidik ngeri.

BACA JUGA - "She and Him", Rilisan Terbaru Hollywood Nobody Pasca Vakum

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner