Simak Karya Terbaru Auretté and The Polska Seeking Carnival, Pasca Hiatus Selama Lima Tahun

Simak Karya Terbaru Auretté and The Polska Seeking Carnival, Pasca Hiatus Selama Lima Tahun

Sumber foto : Diambil dari rilisan pers Auretté and The Polska Seeking Carnival

Album berjudul Bloom dari grup musik Auretté and The Polska Seeking Carnival merupakan representasi sebuah perubahan atau transformasi yang terjadi, baik dari segi musikal maupun personel AATPSC selama beberapa tahun belakangan ini. 

Sepertinya perayaan hari natal banyak disambut musisi sebagai momen yang diraa tepat untuk merilis sebuah karya, dari mulai single, video musik, sampai album. Pun begitu dengan grup band beraliran folk pop asal Yogyakarta, Auretté and The Polska Seeking Carnival (selanjutnya ditulis AATPSC) yang merilis album kedua mereka berjudul Bloom. Album ini sudah dapat didengarkan di Spotify, iTunes, Apple Music, Youtube, Deezer, Google Play Music, Tidal, Napster, Amazon Music, dan layanan digital stores lainnya. Sementara untuk versi fisik dari album Bloom saat ini sedang dalam tahap produksi dan akan menyusul dirilis secepatnya.

Lebih jauh tentang alasan pemiliha judul Bloom, mereka mengartikannya secara harfiah, dimana kata Bloom itu sendiri dapat diartikan “mekar”, dan hal ini mereka anggap sebagai representasi sebuah perubahan atau transformasi yang terjadi, baik dari segi musikal maupun personel AATPSC. Band yang terbentuk sejak tahun 2012 lalu ini, banyak mengalami banyak perubahan dalam hidup setiap personelnya. Sedangkan dari segi musik, Bloom mengalami perubahan yang drastis dan sangat berbeda dengan album pertama AATPSC, Self Titled, yang dirilis pada 2013 lalu.

Perubahan musikalitas Bloom ini sendiri menurut mereka dapat dilihat dari segi musik dan lirik. Jika dalam album pertama Self Titled AATPSC banyak menggunakan instrumen akustik dan lirik lagu berbahasa Inggris, maka pada album Bloom yang berisi 12 lagu ini AATPSC banyak menambahkan instrumen elektronik dan sampling elektronik, serta menggunakan lirik berbahasa Indonesia dalam beberapa lagu.

Menariknya lagi, selain mengisahkan proses transformasi personal AATPSC, 12 lagu dalam Bloom berkisah tentang kehidupan sekitar, seperti misalnya single pertama yang berjudul “Rinai Hujan”, yang berkisah tentang kesedihan seseorang, dan merasa sendu di kala berdiri di tengah hujan, hingga dia mengharapkan seseorang menemuinya dan mengajaknya berteduh. Sementara dalam “Lullaby (Wondering Why)”, AATPSC menjabarkan hubungan antara manusia dan Tuhan. Lalu ada lagu “On The Shore”, yang secara sureal menggambarkan sepasang kekasih yang tengah berjalan di pantai. Selain itu, AATPSC juga menyoroti persoalan sosial dalam lagu “Melerai Lara”, yang menyoroti kaum transgender, dimana kaum ini masih sering mendapat diskriminasi di tengah masyarakat, sampai menyoroti masalah kesehatan mental/jiwa dalam lagu “The Bell Jar”.

Di album ini AATPSC juga berkolaborasi dengan beberapa musisi lain, seperti misalnya dalam lagu “The Bell Jar”, yang melibatkan musisi Gardika Gigih untuk bermain piano dan membuat reverse sampling, dan YK Brass Ensemble, yang mengisi departemen brass section atau alat tiup besi.

BACA JUGA - Menikmati “Sweeties Salmon Roll” Dalam Bentuk Lagu

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner