Gitar Akustik Dalam Ruang dan Waktu

Gitar Akustik Dalam Ruang dan Waktu

Bulan Juli 2021 yang penuh warna-warni kembali melahirkan instrumental yang dikategorikan sebagai instrumental yang bernuansakan cool jazz (katanya). Lagu yang syarat akan dinamika ini adalah rasa terima kasih yang begitu dalam dan hanya bisa diungkapkan lewat nada-nada. Jika diimajinasikan, betapa haru disepanjang lagunya.

Pada bulan September 2021, gitar akustik kembali menemukan tuannya, dengan kata lain lahirnya kolaborasi karya (cross genre) yaitu Nissan fortz, Asep balon dan Uli ozara. Disaat musik Blues, Rap dan pop berpadu, ini menjadi catatan penting dalam sebuah pengkaryaan karena untuk mencapai titik temu dalam kolaborasi ini dibutuhkan pemikiran yang matang serta Pengambilan keputusan yang tepat, apakah publik akan merespon dengan baik atau sebaliknya? Alhasil respon pun berdatangan, bahkan semua segmen sangat mengapresiasi karya ini dengan baik. Sebagai seorang gitaris saya merasa diberikan keleluasaan untuk menuangkan ide atau gagasan yang menurut saya ideal. Kenapa dikatakan demikian? Karena suara gitar dilagu ini seolah-olah menguak misteri bahwa ternyata gitar akustik sangat bisa berbaur dengan musik apapun.

Kembali mendapat perhatian khusus dari para pendengar saat merilis lagu “Hujan Turun Lagi”, saya berkolaborasi dengan anak saya, Jazzy Shaumi yang berumur 11 tahun. Pengkategorian lagu anak pun hanyalah pemikiran dan pernyataan saya pribadi, karena ternyata diluar dugaan, notabene yang mendengarkan adalah remaja juga dewasa. Memang, pengemasan musiknya pun tidak saya paksakan dibuat seperti lagu anak-anak pada umumnya. Karya ini mengacu pada salah satu lagu legenda yang diremake oleh Tommy Emmanuel berjudul “River Blues” dan mereka menyebutnya Ragtime Blues.

Keberagaman format musik yang saya paparkan diatas adalah 'RUANG' bagi saya. Ide, dialog, fisi, misi serta aksi adalah keintiman yang ada didalamnya. Sedangkan 'WAKTU' adalah mesin pengukur seberapa jauh serta seberapa lama saya menempuh segala bentuk prosesnya dengan media gitar akustik ini.

“If you're the chords, then i would be a melody and groove is us”

BACA JUGA - Menyalak di Formosa, Kisah Diaspora Metalhead Indonesia di Taiwan

Mengawali karier musiknya pada akhir tahun 90-an dengan berbekal basic musik Klasik, Nissan Fortz mulai memperluas wawasan musiknya sambil menjalankan karirnya sebagai musisi dengan ikut berkecimpung di komunitas-komunitas musik Kota Bandung seperti komunitas Country, Blues dan komunitas musik lainnya.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner