Metal untuk Terapi
Mampu bertahan di antara gelombang pandemi yang sangat tidak pasti bukanlah hal yang mudah, ditambah kondisi politik negara yang buat perut mual. Saat pencarian subyek, yang terlintas di kepala adalah "spiritual", dan menariknya adalah ini yang paling mendasar. Mungkin dan bisa saja album atau karya terbaik di muka bumi dihasilkan oleh keresahan bahkan kecintaan mereka dalam kehidupan spiritualnya. Cara terdekat adalah dengan meditasi, menyatukan diri dengan alam hingga berdamai diri. Adapun jalan tersendiri menikmati musik metal atau rock tidak harus dengan ber-moshpit atau headbanging. Dan tidak mululu cenderung dengan tempo yang super cepat, drum groovy atau menderu.
Well, saya akan bahas lima album metal/rock yang menurut saya sangat terkonsep dan terkemas dengan baik.
OM
Advaitic Song (2012)
Album ini murni perjalan spiritual, bukan hanya untuk menekan seberapa banyak keping rilisan fisik yang berhasil terjual. Eksplorasi mereka tidak hanya berkembang, tapi juga secara lirik dan estetika sangat outstanding. Lagu pertama, "Addis" yang artinya Bumi atau dalam bahasa Ibrani artinya Adam, dan yang pertama terlintas mendengar kata itu pasti tentang kronologi Adam sebagai manusia pertama diturunkan ke Bumi. Saya mulai menggelengkan kepala dengan pembacaan Maha Mritunjaya Mantra di awal sebagai pembuka, Canggih!
Track kedua, "A State of Non-Return" bercerita tentang awal mula pengenalan manusia dengan ilmu pengetahuan. Lanjut pada lagu "Sinai", nama gunung atau bukit di mana Musa berbicara dengan sang Maha Pencipta. Dan beberapa barisan lain yang bikin sesak nafas di lagu "Gethsemane" dan "Haqq al-Yaqin" dalam Advaitic Song menjadi soundtrack ketika kita bosan dengan tipikal musik stoner/drone/doom yang tengah malang melintang beberapa waktu ke belakang ini. Namaste!
Comments (1)