Musisi dan Hiatus: Sebuah Pencarian Makna dan Kreativitas

Musisi dan Hiatus: Sebuah Pencarian Makna dan Kreativitas

Hiatus dalam karier seorang musisi adalah fenomena yang kompleks dan penuh nuansa. Meskipun bisa menantang, istirahat ini seringkali memberikan kesempatan untuk introspeksi, pemulihan, dan pertumbuhan kreatif.

Atas nama waktu luang dan limpahan kuota internet yang lumayan, kadang seru juga berselancar di dunia maya untuk sekedar bernostalgia dengan musik-musik yang saya dengarkan zaman-zaman ABG. Menonton video musik band idola, sampai akhirnya terinspirasi buat bermusik juga. Ngeband punya misinya sendiri dari masa ke masa, dari fase pencarian jati diri kala remaja, sampai ketika sudah kepala tiga bermusik kemudian menjadi cara saya untuk ‘bersuara’. Apapun itu yang disuarakan. Apakah keresahan, kesedihan, atau hanya sekedar ingin marah dan muntah dengan apa yang saya lihat, dengar, dan rasakan.

Atas nama waktu luang juga lah kemudian pikiran saya mengudara dan jadi ingat judul lagu band lama saya, “Langkahku Bercerita”. Saya pikir ada benarnya juga, karena setiap langkah kaki yang kita pijakan kemudian hal itu pulah lah yang akhirnya jadi cerita. Ketika saya melangkahkan kaki ke sekolah, kampus, ke tempat nongkrong, ke studio musik, bermain skateboard, semua diawali pijakan kaki saya yang melangkah ingin menuju kemana. Sampai akhirnya saya berpikir kalau terkadang, langkah terbaik yang bisa kita ambil adalah tidak mengambil langkah sama sekali.

Menebalkan frasa ‘langkah’ di atas, sepertinya hal itu juga berhubungan pula dengan fase usia yang tentunya punya fokus yang berbeda-beda. Dari zaman masa ABG dengan langkah kaki yang berjalan cepat (bahkan berlari) dan apa saja dihajar tanpa rasa takut atau pun pertimbangan yang matang, pokoknya gaspol! Sampai akhirnya fase menuju kepala empat dengan langkah yang sedikit demi sedikit melambat. Bukan karena kelelahan atau habis bahan bakar, hanya saja setiap langkah kaki saya harus saya pastikan mendarat di ‘tanah’ yang tepat. Dimanakah ‘tanah’ yang tepat itu? Apakah dunia musik? skateboard? bisnis? Atau kembali ke kutipan di atas tentang “terkadang langkah terbaik yang bisa kita ambil adalah tidak mengambil langkah sama sekali”.

Dengan segala pertimbangannya saya kemudian masuk dalam fase hiatus, hingga memutuskan untuk tidak melakukan aktivitas bermusik dalam jangka waktu tertentu. Bisa lama, bisa sebentar. Tergantung apakah saya sudah menemukan alasan untuk melangkah kembali atau masih ingin memetakan jalan yang ingin saya lalui. Karena terkadang, dalam keheningan hiatus, kita menemukan diri kita sendiri dan kembali dengan visi yang lebih jelas.

Dalam konteks bermusik saya kadang berpikir kalau jeda dalam musik sepertinya bukanlah ketiadaan suara, tetapi ruang untuk napas dan meresapi. Seperti yang saya tulis di atas ketika saya meresapi ‘nilai’ lagu “Langkahku Bercerita”, atau kemudian saya meresapi kembali arti lirik lagu “Makna” dari band saya, The Highway, lalu berpikir, apa yang saya tulis dan nyanyikan benar-benar saya maknai sebagai sebuah panduan atau hanya sekedar penyaluran kreativitas. Apakah karya yang saya buat bisa berimbas baik atau hanya sekedar hiburan bagi pendengar? Kadang dalam fase hiatus hal-hal tersebut jadi kepikiran.  

Mungkin lagu “Makna” yang saya nyanyikan bersama The Highway kemudian mendatangkan pertanyaan juga buat saya tentang pencarian ‘makna’ dan kreativitas yang ingin saya tampilkan di band ini. Namun hal tersebut kadang berbenturan juga dengan kegiatan lain di luar musik, karena masing-masing dari kita di band ini tidak 100% hidup dari musik. Musik mungkin tidak memberikan kami ‘penghidupan’, tapi kami ingin musik yang kami buat itu ‘hidup’. Membingungkan memang hahaha.

Dalam konteks yang lebih luas, tak jarang kita mendengar berita tentang musisi atau grup band yang memutuskan untuk beristirahat dari dunia hiburan untuk jangka waktu tertentu. Istirahat ini, yang sering disebut dengan "hiatus", merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perjalanan karier banyak musisi. Namun, apa sebenarnya yang mendorong mereka untuk mengambil jeda tersebut?

Dalam banyak kasus, hiatus telah terbukti menjadi berkah tersembunyi bagi kreativitas seorang musisi. Jauh dari tekanan untuk menghasilkan hits dan memenuhi ekspektasi, musisi memiliki kebebasan untuk bereksperimen dengan suara dan gaya baru. Beberapa album terbaik dalam sejarah musik dikomposisi setelah periode istirahat, menunjukkan bahwa waktu jeda bisa memicu kelahiran karya-karya brilian.

Dalam konteks band yang sudah punya barisan penggemar yang banyak, fase hiatus bisa menjadi pedang bermata dua dalam hubungan dengan penggemar. Di satu sisi, absennya musisi dapat meningkatkan rasa antisipasi dan rindu dari penggemar. Di sisi lain, jeda yang terlalu lama bisa membuat penggemar merasa terputus atau beralih ke artis lain. Namun, dengan komunikasi yang baik, musisi dapat menjaga hubungan ini tetap hangat dan memastikan penggemar setia menunggu kembalinya mereka.

Hiatus dalam karier seorang musisi adalah fenomena yang kompleks dan penuh nuansa. Meskipun bisa menantang, istirahat ini seringkali memberikan kesempatan untuk introspeksi, pemulihan, dan pertumbuhan kreatif. Semoga saja.

BACA JUGA - Musik yang Aneh? Atau Selera Kita yang Aneh?

Haddid 'The Highway'

Haddid merupakan seorang gitaris/vokalis dari band The Highway. Selain itu dia juga aktif dengan olahraga skateboard dan pemilik sebuah studio bernama Wox Studio

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner