Menelisik Hubungan antara Fashion dan Musik

Menelisik Hubungan antara Fashion dan Musik

Sumber Foto : Diambil dari Instagram @alga.indria

Sampai kapan pun musik dan fashion akan menjadi dua sejoli yang tak akan pernah bisa dipisahkan

Membahas seputar musik pastinya akan banyak hal yang terikat, karena memang sejatinya musik itu bersifat universal dan menjadi satu hal yang paling mudah dijumpai di kehidupan sehari-hari. Pun dengan fashion, hubungan fashion dalam musik terjalin dengan baik yang dapat dilihat dari banyaknya musisi/band yang memperhatikan gaya berpakaian sebagai identitas diri (termasuk saya). Oleh karena itu, di tulisan ini saya mencoba untuk merunut lebih jauh tentang musik dan fashion, mulai dari para musisi sepuh hingga generasi masa kini. LETSGOWW!

Entah siapa yang mengawali ‘berdandan’ dalam bermusik, namun jika melihat ke era di bawah tahun 1950, fashion dalam bermusik sudah sangat diperhitungkan oleh para pelaku musik kala itu. Sebut saja Jelly Roll Morton, seorang pianis jazz kawakan yang selalu berpenampilan menggunakan jas hitam lengkap dengan dasi kupu-kupu di setiap penampilannya. Gaya penampilan Morton menjadi ikonik – meskipun sebelumnya juga marak musisi jazz berpenamilan seperti itu – yang lambat laun menjadi sebuah identitas diri bagi Morton. Ia mampu menerjemahkan warna musik jazz yang elegan dengan gaya berpakaian yang elegan pula. Selain gaya berpenampilannya, Morton juga memiliki karya jempolan yang berhasil mendapatkan penghargaan, salah satunya adalah memenangkan dua Grammy Award dan Grammy Lifetime Archievement Awards.

Bergeser ke era tahun 50an ke atas, banyak nama musisi yang sebetulnya memiliki gaya pakaian yang khas. Dimulai dari The Beatles yang tampil menggunakan kostum jazz yang dikenakan setiap personil, menjadikan sebuah ikonik bagi The Beatles dan penampilannya sangat digandrungi oleh kawula muda saat itu. Meskipun sebenarnya gaya berpenampilan The Beatles beragam di setiap tahunnya, namun lagi-lagi jas menjadi atribut yang memukau, dan bahkan mendobrak pakem bahwa jas juga dapat digunakan oleh pelaku musik rock n roll. Nama selanjutnya ada Jimi Hedrix, yang secara fashion seperti tren kaum Hippies di tahun itu. Ikat kepala adalah salah satu ‘dandanan’ Jimi Hendrix yang ikonik, dan menjadi sebuah signature di samping sayatan gitar Blues-nya.

Elvis Presley, sudah sangat patut dibahas karena memang sejatinya Elvis memiliki fashion yang kuat dalam menggambarkan sosok dirinya. Bahkan dengan penampilannya itu Elvis dijuluki sebagai King of Rock n Roll, yang hingga kini gayanya banyak ditiru oleh banyak musisi Rock n Roll. Selain itu gaya rambut Elvis juga sangat ikonik, dan di Indonesia sendiri sering potongan rambut seperti itu dikenal dengan nama ‘Jambul Elvis’. Juga bisa dibilang Elvis adalah salah satu sosok yang meng-influence dunia fashion dan berdampak besar bagi perkembangannya. Di mana Elvis selalu mengenakan fashion yang flamboyant, namun dengan musiknya yang Rock n Roll dan danceable menjadikan gaya berpenampilan Elvis berantakan namun tetap elegan! Perpaduan antara suara berat, musiknya yang melekat, dan juga gaya berpenampilannya menjadikan Elvis Presley adalah sosok sempurna dalam dunia musik.

Bergeser ke era 1970, era di mana musik Hip-Hop lahir. Seperti yang diketahui bahwasanya musik Hip=Hop identik dengan fashion-nya yang ‘bling-bling’. Nama-nama seperti Grandmaster Flash, DJ Kool Herc, dan The Sugarhill Gang bisa dibilang sebagai pionir yang mempelopori fashion dalam dunia Hip-Hop. Celana oversizes, kalung logo, dan juga perhiasan mereka gunakan sebagai respon terhadap musik Disko yang kala itu marak di kalangan anak muda yang berpenampilan lebih ‘glamor’. Atau bisa dibilang gaya yang dibawa musisi Hip-Hop kala itu menjadi sebuah sindirian bahwa bukan hanya Disko yang dapat mengenakan pakaian seperti itu. Dengan beberapa sentuhan kreatif para pelakunya, kini fashion Hip-Hop menjadi sebuah tren yang menjalar di kalangan muda-mudi pusat kota.

Masih di era 70an, kala itu Sex Pistols hadir sebagai wujud ‘membangkang’ bagi para kawula muda yang bosan dengan budaya konservatif. Band ini menjadi sebuah gebrakan yang merubah tren kala itu, entah itu dari gaya musiknya ataupun dari segi fashion urakannya. Baju robek, jaket kulit penuh emblem dan coretan, sepatu boot pekerja, dan celana ketat menjadi gaya andalan Sex Pistols, yang juga sangat merepresentasikan musik mereka yang kritis. Di balik itu semua ternyata ada sosok designer yang memikirkan gaya fashion dari Sex Pistols, yaitu Vivienne Westwood dan Malcolm Mclaurent sebagai pendiri toko pakaian ‘SEX’. Kedua orang itu sangatlah berpengaruh bagi perkembangan dunia fashion, di mana mereka mencoba menerjemahkan kata ‘estetika’ lewat fashion yang bersebrangan dengan tren kala itu. Hasilnya pun dapat dilihat di era sekarang, di mana banyak band Punk hingga di dunia fashion pun bertebaran menggunakan fashion seperti Sex Pistols.

Selanjutnya muncul pula stelan Metal dengan rambut gondrong dan pakaian yang cenderung lebih gahar. Gaya-gaya dari band/band Metal, entah itu Death Metal, Black Metal, Heavy Metal dan lain-lain banyak diserap dari tiga pilar utama Metal yaitu Deep Purple, Led Zeppelin dan Black Sabbath. Ketiga band ini mempunyai ciri khasnya tersendiri, dan gaya berpakaiannya seperti sudah menjadi sebuah pakem bagi subgenrenya. Di sini sudah jelas bahwa pakaian yang digunakan oleh band-band Metal tujuannya untuk menebalkan atau memperjelas identitas Metal itu sendiri, di mana musik-musik Metal cenderung memiliki tempo yang cepat dan lirik yang liar. Oleh karena itu mereka sering menggunakan atribut garang guna menunjang karakter dari itu semua –warna musik dan identitas genre RED.

Melipir ke era 90an, The Stone Roses dan Oasis menjadi highlight di era ini, di mana mereka menggunakan pakaian dari brand-brand olahraga sebagai ciri khas. Salah satunya adalah sepatu Adidas. Ian Brown (The Stone Roses) dan Liam Gallagher (Oasis) adalah spot utama yang menonjol lewat fashion-nya. Pun dengan Alan John “Reni” , drummer dari The Stone Roses yang menggunakan Bucket Hat sebagai ciri khasnya. Di mana kala itu topi Bucket Hat menjadi tren yang menjamur di kalangan muda-mudi.

Untuk era 2000-an ke atas, sebagian besar musisi/band banyak mengadopsi gaya-gaya ‘sepuh’ terdahulunya, yang tentunya dikombinasikan dengan banyak model yang relevan di era saat ini. Sebetulnya masih banyak musisi/band yang memiliki fashion nyentrik, dan berpengaruh pada fashion saat ini. Namun rasanya apa yang saya dipaparkan di atas sudah sangat cukup menggambarkan hubungan antara fashion dan musik.

Dari apa yang sudah saya jelaskan, tentunya musik dan fashion memiliki kaitan yang erat. Di mana fashion adalah salah satu faktor pendukung kuat dalam segala penampilan musik. Bahkan musisi/band yang menggunakan fashion ‘biasa saja’ di setiap penampilannya juga punya identitas tersendiri. Sampai kapan pun musik dan fashion akan menjadi dua sejoli yang tak akan pernah bisa dipisahkan.

BACA JUGA - Tren Y2K Tanda Serpihan NU Metal yang Bangkit Lagi?

Alga Indria

Alga Indria merupakan seorang vokalis dari band The Panasdalam Bank. Selain itu, Alga juga aktif dalam sebuah komunitas yang didirikannya bernama Komuji (Komunitas Musisi Mengaji).

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner