20 Video Musik Pilihan DCDC 2023

20 Video Musik Pilihan DCDC 2023

Kurasi untuk memilih 20 video musik pilihan DCDC ini tak lain untuk memelihara geliat arus dalam berkarya teman-teman musisi agar semakin berani dalam menunjukan karyanya

Berbicara tentang musik video atau video klip di era saat ini, telah menjadi salah satu menu andalan bagi para musisi/band untuk disuguhkan kepada khalayak penggemar musik. Serba-serbi ketersediaan berbagai platform digital, menjadi ladang untuk mendulang eksistensi dalam memamerkan karya visual yang melengkapi karya musik mereka. Selama 12 bulan ini, meja redaksi DCDC telah menerima banyak kabar tentang perilisan video klip dari teman-teman musisi/band di kancah musik, saking banyaknya kami pun tak punya cukup waktu untuk menghitung berapa jumlah video klip yang terbit selama periode Januari hingga akhir bulan Desember tahun ini.

Dari sekian banyak video klip yang telah beredar mewarnai belantika musik, Tim Redaksi DCDC pun memiliki catatan tersendiri perihal video klip pilihan yang kami acungi jempol. Berbicara mengenai pilihan tentu akan menjadi sebuah pertaruhan tersendiri, di mana setiap pilihan belum tentu menyentuh kepuasan dari selera masing-masing setiap orang. Untuk itu, sebuah pilihan ditentukan setelah melewati berbagai proses kurasi yang telah dilakukan tim redaksi DCDC dengan memperhatikan berbagai sudut aspek yang menjadi pertimbangan, hingga akhirnya terpilihlah 20 video musik pilihan sepanjang tahun 2022 versi DCDC.

Kurasi untuk memilih 20 video musik pilihan DCDC ini tak lain untuk memelihara geliat arus dalam berkarya teman-teman musisi agar semakin berani dalam menunjukan karyanya, khususnya teman-teman musisi yang terus bergerak di skena musik independen ini. Simak 20 daftar video musik terbaik yang menjadi pilihan tim DCDC.

 

  1. Michaelachel – Be My Lover

Tidak hanya dari sisi lagunya, video musik “Be My Lover” juga digambarkan secara kontemplatif, yaitu menceritakan tentang seorang penjual koran yang tertarik dengan pelanggannya secara diam-diam, dan dirinya menunjukkan rasa sukanya dengan memberikan clue di koran yang dia kirimkan, sehingga si pelanggan pun mulai tertarik dengan clue-clue yang diberikan dan sangat ingin bertemu sang penjual koran tersebut dengan menantikannya di setiap paginya.

 

  1. Lorjhu – Abhantal Ombak

Trio rock penuh tenaga ini terlibat dalam adegan sebuah percobaan menaklukkan deburan ombak kencang di atas perahu nelayan, lengkap dengan peralatan musik. Mengambil latar suasana lokal di daerah laut sekitaran Madura, tepatnya di pulau Gili Pandan dan di sebuah pulau tak berpenghuni di tengah laut Selat Madura.

 

  1. Majelis Lidah Berduri – Serampang

Yohanes Catur Nugroho dan Gilang Kusuma W. dari Lepaskendali Labs adalah dua orang eksekutor yang menggarap video musik “Serampang”. Melbi mengingatkan tentang karya visual ini, penting untuk diamati secara lebih cermat, juga berlaku seperti dunia post apocalypse yang menghadirkan imaji spektakuler namun gelap sekaligus membuka pertanyaan susulan.

 

  1. Kunto Aji - Jangan Melamun Saat Hujan

Lagu “Jangan Melamun Saat Hujan” versi rekaman yang berdurasi 4 setengah menit itu, diinterpretasikan lewat tayangan visual yang epik selama lebih dari 10 menit berkat sentuhan tangan sang sutradara, Surya Penny. Selain itu, salah satu aktor ternama saat ini yaitu Giulio Parengkuan, berhasil memerankan tokoh utama bernama Birrul sebagai sosok pecinta hujan.

 

  1. Polyester Embassy – Laugh and Swell

Perilisan video musik ini seolah mempertegas kekhasan Polyester Embassy yang kerap bereksperimen dalam banyak hal. Tidak hanya lewat musiknya, dalam video musik ini mereka bereksperimen menggunakan kamera analog demi mempertahankan keotentikan estetika visual low res, di tengah gempuran digital yang selama ini kita rasakan. 
 

  1. Hindia – “Masalah Masa Depan”

Dalam video musik “Masalah Masa Depan”, Hindia menggandeng Sal Priadi sebagai pemeran utama untuk merepresentasikan lagu yang bercerita tentang keputusasaan menghadapi berbagai permasalahan makro yang akan datang, seperti masalah kenaikan harga, masalah degradasi lingkungan dan seterusnya.

 

  1. Shaggy Dog – “Mudik”

Bercengkrama dengan keluarga, suasana nostalgia, dan silaturahmi menjadi hal yang sangat dirindukan dari hari lebaran. Dan suasana syahdu di kampung halaman itu Shaggy Dog suguhkan dengan tata visual yang begitu apik untuk melengkapi lagu yang diciptakan oleh seorang Heruwa, berjudul “Mudik”. 

 

  1. Patras – “No Need to Serenade”

Video musik “No Need to Serenade” dari Patras mengambil lokasi pengambilan gambar di kota New York, Amerika Serikat. Keith Leung sebagai sutradara sekaligus penyunting gambar, merepresentasikan lagu ini melalui seorang pria dengan kepala boneka dalam keadaan kalut atas ketidakpuasan terhadap cara dunia bekerja di sekelilingnya.
 

  1. Humiliation – “Obituarium”

Video klip dengan format animasi 3D yang dieksekusi sangat apik oleh JancukArt, dengan pengerjaan animasi selama 1 bulan penuh. Dengan hadirnya video klip “Obituarium” ini menjadikan Humiliation menjadi band death metal pertama di indonesia yang menggunakan konsep animasi 3D. Video klip “Obituarium” sendiri bercerita tentang fenomena sosial seputar kematian serta sisi terkelam manusia yang diilustrasikan ke dalam video klip animasi 3D berdurasi 4 menit 14 detik. 


 

  1. Burgerkill – “Hollow”

Salah satu karya visual monumental untuk melengkapi lagu spesial dari Burgerkill yang dipersembahkan kepada sosok Eben tepat di hari kelahirannya, dan juga sekaligus mengenang segala loyalitas yang ia tumpahkan kepada Burgerkill dari awal didirikannya hingga saat ini menjadi raksasa musik cadas Indonesia.

View Comments (0)

Comments (0)

You must be logged in to comment.
Load More

spinner